Waktu berlalu dengan cepat, kenaikan kelas telah di lalui kemarin. Dan sebelum ujian tiba, merupakan hari hari yang sangat sibuk bagi Zora. Memang, Zora sangatlah pandai, tanpa belajar seharusnya ia bisa mengerjakan soal soal ujian dengan cepat dan benar. Tapi Zora tidak mau jika ada satu pelajaran yang tidak mendapatkan nilai sempurna, sehingga ia menghabiskan hari harinya hingga larut malam untuk belajar. Bahkan ia mengabaikan Kazuma yang terus merengek untuk memintanya menghabiskan waktu bersama sama.
Dan pada hari minggu, Zora datang menemui Suichi untuk meminjam beberapa buku pelajaran yang masih di milikinya. Pada saat itu, kali pertama Zora merasa kesulitan dalam menjawab soal soal yang terdapat pada buku tersebut.
Flashback.
"Kak Suichi, ini... Bagaimana cara menjawabnya? Di bagian awal aku tahu dengan rumusnya, tapi jika terus ku uraikan, aku tidak bisa mendapatkan jawabannya. Bahkan cara yang ku kerjakan ini, buntu di tengah jalan. Tolong bantu aku kak." Pinta Zora dengan wajah seriusnya bercampur dengan bingung.
"Yang mana?" Suichi mengambil buku dari genggaman tangan Zora, dan ia menelan air liurnya sendiri. "Kenapa baca buku ini? Ini bukan buku untuk anak sekolah menengah atas seperti mu, ini buku tingkat lanjut." Lanjut Suichi dan menutup buku tersebut.
"Habisnya... Cuma buku itu saja yang tidak aku mengerti, kalau yang lainnya ini sih aku tau dan terlalu mudah untuk ku." Suichi menghela nafasnya mendengar jawaban dari Zora.
"Kau ini... Kau sedang menyombongkan kepintaran mu, hah?!"
"Tidak! Aku hanya menjawabnya dengan jujur, apa ada yang salah?"
"Haah..." Suichi kembali menghela nafasnya.
"Aku akan mengajari mu buku tingkat lanjut level C atau B, tapi tidak dengan level S yang kau tanyakan tadi, atau pun level SS yang kau simpan di atas meja itu, bagaimana?"
"Baiklah, mau bagaimana lagi kalau kak Suichi tidak bisa." Ucap Zora dengan sedikit angkuh, membuat Suichi kesal.
"Apa kata mu!!!!! Siapa bilang aku tidak bisa! Aku bisa! Hanya saja aku belum belajar ulang, jadinya aku lupa."
"Wow, alasan yang bagus."
"Kau ini...! Niat untuk meminta tolong pada ku atau niat meledek ku, hah?! Aku tidak mood lagi, belajar sendiri saja sana! Kau kan anak yang pintar, soal semudah ini kerjakan saja sendiri tanpa meminta bantuan dari ku." Suichi pun meninggalkan Zora.
Zora yang semakin bingung pada saat mengerjakannya, memutuskan untuk membawa pulang buku buku tersebut dan mencoba menanyakannya kepada Tsukasa.
Setibanya Zora di rumah, ia memutuskan untuk membaringkan tubuhnya di ruang santai dan menunggu Tsukasa pulang. Pintu samping yang berada di ruang santai di buka terlebih dahulu oleh Zora, sehingga angin sore seakan berlomba lomba untuk masuk ke dalan ruangan tersebut dan membelai wajah lelah Zora, sehingga kedua matanya pun terpejam tanpa di sadari nya.Beberapa saat kemudian, Zora merasa tidurnya terganggu oleh suara berisik kakeknya. Dan saat ia buka kedua matanya, ia nampak terkejut dengan apa yang sedang di lakukan oleh Kazuma, kakeknya.
"Kakek mengerti semua soal ini?" Tanya Zora ketika melihat selembaran kertas yang berada tak jauh darinya.
"Tentu saja, kau kira kakek mu ini bodoh apa? Kakek mu ini selain hebat, tentu juga pintar. Asal kau tau saja, kepintaran mu itu pasti dari ku." Sombong Kazuma.
"Kakek keren, ajari aku kek!" Kazuma tersenyum dan mengusak lembut surai cucu satu satunya itu, lalu mereka berdua pun mulai belajar hingga Tsukasa pulang dengan membawa beberapa makanan.
"Ini makan malamnya, ini sisa makanan dari tempat ku kerja." Ucap Tsukasa menaruh beberapa bungkusan yang berisikan makanan, setelahnya ia menuju dapur untuk mengambil minum.
Zora dan Kazuma merapikan buku buku tersebut, dan mereka bertiga memulai acara makan malam. Di tengah makan malam tersebut, Tsukasa nampak terkejut hingga terbatuk batuk akibat tersedak.
"Pelan pelan saja makannya paman." Seru Zora dengan memberikan gelas minum milik Tsukasa."Maaf, aku hanya kaget melihat buku yang kau pelajari ini. Level S dan SS, bukan kah ini buku tingkat lanjut? Kenapa kau pelajari ini? Memangnya sekolah jaman sekarang sudah sesulit ini?"
"Tidak, di sekolah tidak mengajari hal ini. Hanya saja, dari semua buku yang ku pelajari hanya kedua buku ini saja yang tidak bisa ku jawab, jadinya aku meminta bantuan kakek untuk mengajari ku."
"Wajar saja kalau kau tidak bisa mengerjakannya, saat kamu berada di tahun ke tiga nanti, kau baru mempelajari level B lanjut, dan di tahun ke empat kau baru akan pelajari level A. Dan untuk level S serta SS akan di pelajari jika kau masih ingin melanjutkan sekolah."
"Tapi level A aku sudah bisa mengerjakannya paman, aku hanya ingin belajar kedua level ini yang belum ku kuasai."
"Jangan memaksakan dirimu, kau juga harus pergi bermain seperti anak anak lainnya. Kau masih muda dan nikmatilah waktu mu."
"Tidak! Aku sudah mau ujian, aku harus belajar dengan giat dan mendapatkan nilai sempurna. Biar kakek buyut tidak merendahkan ku lagi, dan dia akan mati kaku melihat kepintaran ku nanti." Ujar Zora membayangkan ketika Kano tak dapat menghinanya lagi.
"Jadi itu alasan mu gila belajar dan mengacuhkan kakek." Guman Kazuma memelas.
Flashback end...
Dan pada saat ini, Zora tengah di jemput oleh Yuzu. Semua barang milik Zora sudah di masukkan kedalam kereta kuda oleh Yuzu, dan ia sedang menunggu Zora yang sedang berpamitan kepada Tsukasa.
"Aku nitip rumah ini ya paman, tolong di rawat dengan baik. Dan ingat pesan ku, tidak boleh siapa pun menggunakan kamar milik ku! Dan jika paman sudah menemukan calon istri, segera katakan padaku, nanti rumah ini akan ku bangun ulang dan akan ku buatkan kamar lagi untuk calon anak anak paman." Seru Zora.
"Baiklah, aku mengerti. Aku akan menjaga dan merawat rumah mu ini dengan sangat baik, kau bisa percayakan semua ini pada ku. Dan Zora, jangan pernah kau buat masalah disana. Keputusan mu untuk tinggal di kerajaan, akan membuat dirimu berubah. Kau seorang pangeran, dan bukan seorang rakyat lagi. Jaga sikap dan juga tingkah mu, jangan buat semua kakek mu, nenek dan juga paman mu merasa kewalahan mengurusi mu."
"Tenang saja paman, hehehe..." Ucap Zora di akhiri dengan seringai kecil, membuat Tsukasa tak yakin jika Zora akan bersikap baik dan layaknya seorang pangeran disana, tanpa membuat sedikit pun masalah.
"Kau jangan cemas, karena aku juga ikut pindah dan mengawasi cucuku. Meski pun aku tidak akan tinggal di kerajaan bersama dengan Zora, tapi aku akan slalu memantau nya." Seru Kazuma dengan wajah penuh keyakinan.
"Meski pun kau kakeknya, justru aku tidak bisa mempercayai mu. Kazuma-sama, jika kau lihat dirimu sendiri dan bandingkan dengan Zora, justru Zora lebih baik dari pada kau. Dan aku tidak bisa percaya jika Kazuma-sama akan mengawasinya, yang ada Kazuma-sama akan mengganggunya seperti biasa." Keluh Tsukasa.
"Eeeh jahat sekali kau Tsukasa."
"Baiklah paman, aku berangkat sekarang. Aku akan sering menghubungi mu dan akan datang berkunjung kesini." Ucap Zora.
"Hati hati di jalan, dan jangan lupa dengan pesan ku tadi."
Kemudian Zora dan Kazuma masuk ke dalam kereta kuda tersebut di akhiri dengan Yuzu yang masuk ke dalam kereta kuda itu. Sedangkan Kou dan Shiro, mereka berdua terbang di atas kereta kudanya. Dan Tsukasa terus memperhatikan kepergian mereka hingga kereta kuda itu tak lagi terlihat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasiaCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...