Saat ini Aoi sedang merasa panas dingin di hadapan sang raja yang tak lain adalah Farel, keluarga besar kerajaan dan juga Aoi kini tengah menikmati makan malamnya. Tak ada suara hingga acara makan malam usai, Aoi terus menundukkan kepalanya di saat Farel menatapnya dengan sorotan mata yang tajam.
"Kalau aku tak salah kau itu putranya Kiruel kan? Kiruel Crish?" Tanya Farel.
"Benar, raja. Saya anak bungsu dari Kiruel Crish, nama saya Kiruel Aoi." Jawab Aoi yang masih setia menundukkan kepalanya.
"Apa kau tau bagaimana hubungan kami berdua?"
"Saya tau raja, ayah saya pernah menceritakannya kepada saya. Dan bagi ayah saya, yang mulia raja merupakan teman terbaiknya hingga saat ini."
"Teman baik? Apa kau sedang mencari muka di hadapan ku setelah tau Zora merupakan seorang pangeran, agar kalian bisa terus berteman?"
"Ti-tidak sama sekali, ayah saya yang mengatakannya demikian."
"Sudah hentikan, kau mau buat anak teman mu itu ketakutan? Hentikan bercanda mu." Seru Clara yang mengetahui bahwa sang suami tengah menjahili Aoi. "Jangan terlalu tegang, suami ku ini tengah menggoda mu."
"I-iya yang mulia ratu."
"Jadi kakek sudah kenal dengan keluarganya Aoi?" Tanya Zora sambil melahap makan malamnya.
"Kakek sudah berteman sejak kecil, dia satu satunya bangsawan yang tidak kenal takut meski kakek dari keluarga kerajaan. Ayahnya ini dulu sangat nakal sekali, bahkan di kenal sebagai preman. Crish tidak pernah mendengarkan apa kata orang, dia bahkan melakukan kontrak dengan yokai agar dapat mengambil tanaman dari hutan terlarang, sebagai imbalannya, spiritualnya. Sudah, lanjutkan makan malam kalian."
Setelah makan malam berakhir, Zora mengajak Aoi menuju kamarnya untuk tidur bersama, dan mengadakan sedikit perbincangan ringan sebelum tidur. Bukan kah itu sangat seru, mengingat Zora tidak pernah memiliki teman sebelumnya dan tidak pernah melakukan hal itu sebelumnya. Sesekali hanya berkhayal bagaimana serunya bermalam bersama teman.
"Aku tidak menduga kau seorang pangeran Zora. Aah maafkan saya yang bicara dengan sangat lancang." Seru Aoi.
"Hentikan itu Aoi, aku ingin kau bersikap biasa saja tidak seperti ini. Kau ini teman ku kan." Ucap Zora tak suka.
"Tapi pangeran..."
"Tidak ada tapi tapian... Lagi pula, aku hanya menumpang tinggal disini, bukan berarti aku seorang pangeran."
"Kalau begitu, bagaimana kalau kau tinggal bersama dengan kakek saja?" Seru Kazuma yang datang dengan tiba tiba, membuat Aoi berteriak karena kaget.
"Kakek kira kamu tinggal di istana karena ingin di panggil pangeran oleh orang lain. Kalau bukan, lebih baik kamu tinggal bersama kakek. Dari pada kau nanti mati oleh Kano." Lanjut Kazuma.
"Jangan datang seenaknya dan membuat teman ku kaget, dasar kakek!" Kesal Zora dengan melototi Kazuma. "Aoi tidak apa, yokai ini adalah kakek ku."
"Kakek? Maksud mu?" Aoi nampak kebingungan, kenapa yokai di hadapannya ini di bilang kakek oleh Zora.
"Kau tau putri Rachel?" Tanya Zora.
"Ya, ayah pernah menceritakannya pada ku tentang putri Rachel yang meninggal ketika perang melawan yokai." Jawab Aoi.
"Tidak, itu salah. Putri Rachel adalah nenek ku, pada saat perang itu nenek melarikan diri bersama kakek ku ini dan menikah di usianya yang masih sangat muda. Jadi, aku ini setengah yokai dan setengah manusia."
Aoi nampak terkejut namun ia tidak takut, justru ia merasa kagum. "Wow... Keren sekali." Lontarnya.
"Tentu saja, karena aku yokai terhebat. Jika bukan aku, Zora tidak akan keren sama sekali." Ujar bangga Kazuma pada dirinya sendiri.
"Hahaha kakek, kau lucu sekali. Perkenalkan, nama ku Aoi, temannya Zora." Seru Aoi yang sedikit membungkuk untuk memberi hormat.
"Waah sopan sekali, aku suka yang seperti ini. Aoi, bagaimana jika kau saja yang menjadi cucu ku biarkan Zora tinggal di rumah mu." Ledek Kazuma membuat Zora kesal.
"Kakek sialan ini bernama Kazuma, kau bisa membunuhnya jika kau mau Aoi, karena kehadirannya hanya akan membuat kekacauan." Kesal Zora.
"Kek, aku rasa Zora merasa cemburu karena kakek menginginkan ku jadi cucu kakek. Jadi lebih baik aku tolak permintaan kakek itu biar Zora tidak kesal lagi."
"S-siapa yang kau bilang cemburu? Kesal? Hah, aku hanya mengatakan yang sejujurnya." Elak Zora.
"Yah seperti inilah sikap cucu ku, dia tidak bisa jujur dengan dirinya sendiri. Aoi, tolong jaga Zora dengan baik ya, dan tolong teruslah berteman dengannya, kau harus extra sabar menghadapinya." Pinta Kazuma kepada Aoi.
"Tentu saja kakek, aku akan melakukan semua itu. Kakek bisa mengandalkan ku."
Waktu berlalu dengan sangat cepat, dan Kano masih tidak mengetahui bahwa Kazuma masihlah hidup. Itu lebih baik karena tidak akan ada perang antar manusia dan yokai seperti dahulu. Sesekali Kazuma menyelinap masuk ke kamar Zora untuk melepas rindu. Meski terkadang Zora suka menunjukkan sikap kerasnya, namun ia lebih sering menunjukkan sikap lembutnya yang menerima kehadiran Kazuma bahkan terkadang Zora berinisiatif untuk memeluk Kazuma. Tentu, perubahan itu membuat Kazuma senang. Mungkin lingkungannya saat ini lah yang membuat Zora berubah.
Lalu hari ini, merupakan hari pertama Zora masuk sekolah. Ia menolak permintaan Farel yang menyuruh Yuzu mengantarnya pergi, ia juga menolak untuk di kawal oleh prajurit kerajaan. Namun ia tidak menolak ketika Giovani mengatakan akan mengantarnya hingga ke rumah Aoi. Tentu saja Zora menerimanya, ia tidak ingin tersesat di hari pertamanya sekolah. Kebetulan Aoi sudah mengetahui tentang Zora yang buta arah dari Shiro dan Kazuma, ketika ia menginap lagi di istana.
"Kau nampak cocok dengan seragam mu Zora, kau terlihat sangat cantik." Puji Aoi.
"Aku tidak cantik, aku tampan!" Keluh Zora tidak terima.
"Kalau kau lebih tinggi dari ku, baru aku akan mengatakan kau tampan." Ledek Aoi dengan kekehan kecilnya.
"Tinggi ku sudah standar ya, kau saja yang kelebihan kalsium." Yaa, Aoi memang sangat tinggi dan juga rupawan. Dia pria yang sempurna secara fisik, namun kekurangannya adalah spiritualnya yang rendah. Karena setiap keturunan Kiruel, mereka akan memiliki spiritual rendah karena perjanjian mereka kepada yokai agar dapat memasuki hutan terlarang untuk mendapatkan tanaman obat, hal itu sudah terjadi sejak leluhurnya terdahulu. Dan hal tersebut ada beberapa bangsawan yang tidak menyukainya.
Bagi keturunan Kiruel, mereka bisa memutuskan untuk mengikuti jejak leluhurnya yang mendalami dalam bidang farmasi atau tidak. Keputusan itu berlaku di usia mereka yang ke tujuh belas, jika mereka tidak mengikuti jejak tersebut, maka spiritual mereka akan di kembalikan ke sedia kala oleh yokai. Karena sejak mereka lahir, yokai yang melakukan perjanjian dengan keluarga Kiruel, akan segera mengambil setengah spiritual yang mereka miliki.
"Tinggi mu memang standar, tapi bagi seorang gadis." Aoi kembali menyindirnya membuat Zora kesal dengan memajukan bibirnya ke depan. "Sudah jangan ngambek seperti itu, kau akan terlihat semakin menggemaskan." Lanjutnya sembari mengusak lembut surai rambut Zora hingga sedikit berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasyCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...