Setibanya disana, sang dokter segera memeriksa keadaan ibu kedua bocah itu. Bersamaan dengan kepulangannya Xeno ke rumah, sang dokter usai memeriksanya dan mengatakan kepada Suichi, bahwa wanita itu harus di bawa ke pusat kesehatan dan di rawat disana.
"Tidak perlu tuan Suichi, saya pasti akan sembuh setelah beristirahat lagi." Ujar ibunya Xeno.
"Bibi harus dengar apa kata dokter, jangan pikirkan soal biaya. Kak Suichi yang akan menanggung semuanya, termasuk dengan urusan sehari hari Xeno dan Lily." Saut Zora membuat Suichi menghela nafas.
"Tapi..."
"Tidak ada tapi tapian bi, ayo Xeno, Lily, siapkan pakaian ibu kalian dan segeralah pergi ke pusat kesehatan bersama dengan dokter Fino." Titah Zora yang segera di lakukan oleh Xeno dan Lily.
Lalu Suichi melangkahkan kakinya keluar rumah, ia memutuskan untuk menunggu di luar bersama dengan Fino dan juga Kazuma.
"Tadi saat mendengar ceritanya yang begitu perduli kepada mereka, aku sangat senang sekali. Setidaknya Zora memiliki rasa keperdulian terhadap manusia. Tapi kenapa berujung dengan aku yang membiayai mereka semua, dasar anak itu..." Keluh Suichi yang sedang bersandar pada dinding kayu rumah tersebut.
"Sudah tak apa lah, kau kan bisa mengajukan biaya mereka ke istana." Ujar Fino dengan bahasa informalnya.
"Selain itu, bukan kah ini awal yang bagus untuk Zora? Ini adalah awalan untuknya agar tak membenci para manusia, dan perduli kepada mereka." Saut Kazuma.
"Iya sih, kau benar paman Kazuma."
Setelah mereka yang di tunggu keluar dari rumah, dengan sang ibu yang merangkul pundak anak sulungnya, mereka pun berjalan dengan perlahan lahan menuju pusat kesehatan. Dan Suichi lah yang tanggung jawab penuh atas mereka, meski semua uang yang keluar merupakan uang dari istana.
Lalu kini, satu bulan berlalu sejak saat itu, dan sejak kembalinya Kazuma, tidak ada lagi yokai yang mengganggu Zora. Tidak ada yokai yang datang dan berusaha untuk mendapatkan darah Zora. Mungkin Kazuma telah mengumumkan kepulangannya serta Zora yang sebagai cucunya, sehingga tidak ada satu pun yang berani mendekati Zora untuk mendapatkan darahnya. Zora kini merasakan kehidupan yang nyaman tanpa harus kurang tidur atau pun kelelahan karna berusaha untuk menghindari para yokai jahat.
Selain itu, Shiro tidak lagi bekerja demi memenuhi kebutuhan Zora. Karena, Farel telah memberikan sejumlah koin emas demi kebutuhan Zora. Itu sudah berlaku sejak Zora di ketahui bahwa ia merupakan cucu dari Rachel. Saat Farel datang berkunjung dan hendak memberikan koin emas untuk Zora, Kazuma menolak hal itu, Zora adalah cucunya, keturunannya, yang berarti Zora adalah tanggung jawabnya.
Tapi hanya berseling beberapa menit saja Kazuma berubah pikiran."Baiklah, kalau kau memaksa ku agar kau membiayai Zora maka lakukan. Jadi aku tidak perlu bekerja lagi seperti dulu. Yaa aku bukanlah seorang raja seperti mu, kalau aku ingin mendapatkan uang maka aku harus bekerja keras. Kasihan aku yang sudah kakek kakek ini jika harus bekerja keras bukan?"
Seperti itulah yang di katakan Kazuma membuat Zora memandangnya dengan sinis. "Jika kakek adalah manusia maka aku akan memakluminya, tapi kakek itu yokai yang jelas jelas usianya berbeda dengan manusia. Bahkan sekarang saja tidak terlihat seperti kakek kakek."
"Astaga, cucuku sama sekali tidak pengertian. Meski pun begitu aku tetaplah seorang kakek, kakek mu Zora. Baiklah kalau begitu, aku harus pergi sekarang."
Setelah Kazuma menghilang, Zora terus saja mengumpati Kazuma yang ingin lari dari permasalahan tersebut.
Dan hari ini, merupakan acara pernikahan Leorgio dengan Gebrialla. Zora datang bersama dengan Suichi di acara pernikahan tersebut dengan pakaian mewahnya yang sangat menunjukkan kharisma serta ketampanan... Atau mungkin kecantikannya. Yang jelas ia terlihat layaknya seorang pangeran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasyCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...