Chap 59

100 18 3
                                    

Zora di buat takjub melihat istana kerajaan Quart. Ia terus memandangi apa pun yang ada disana hingga langkah kakinya terhenti karena Suichi juga berhenti. Zora yang berada di belakang Suichi berusaha untuk mengintip dengan apa yang ada di depan Suichi. Karena sisi kanan dan kirinya begitu banyak orang yang berdiri, membuat Zora kebingungan.

Pertama, kenapa Suichi mengajaknya ke istana? Kedua, kenapa begitu banyak orang? Dan sepertinya mereka semua adalah bangsawan. Saat Zora melihat seseorang yang tengah bertekuk lutut dengan para kesatria kerajaan yang menjaga ketat orang orang tersebut, Zora membulatkan kedua matanya. Ia di buat lebih kebingungan lagi.

'Kak Seiya?' Batin Zora.

"Saya datang menghadap yang mulia, dan saya juga membawa korbannya yang bernama Kazuma Zora." Ucap Suichi dengan memberi hormat. Sedangkan Zora hanya memandang Suichi heran, di kepalanya penuh dengan pertanyaan.

"Hei bocah, berikan hormat pada sang raja! Apa kau berani membangkang?"

"Cih, dasar rakyat jelata tak tau diri. Pasti orang tuanya tidak mengajarinya cara sopan santun, seorang anak tidak akan jauh sikapnya seperti orang tuanya."

Ucapan para bangsawan tersebut mampu terdengar dengan jelas oleh Zora. Emosinya seketika meluap, meski ia tidak tumbuh besar dengan kasih sayang orang tuanya, tapi siapa sih yang tidak akan kesal jika orang tuanya di hina seperti itu?

"Orang tua ku tidak ada hubungannya dengan sikap ku! Jangan pernah menghina orang tua ku jika kau tidak kenal dengan mereka!" Bentak Zora melalui tulisannya dengan menatap dingin bangsawan itu.

"Lihat itu, sungguh tidak memiliki etika. Bagaimana bisa rakyat sepertinya bisa bersikap lancang terhadap bangsawan."

"Sudah bisu tak tau diri pula."

Zora hendak menghampiri bangsawan tersebut dengan kepalan tangan yang sangat kuat hingga buku kukunya tlah memutih.

"Zora hentikan!"

"Sudah cukup! Saya mengadakan pertemuan ini bukan untuk menghina Zora atau pun mencari keributan terhadap bangsawan."

Tindakan Zora terhenti karena Suichi dan sang raja yang bernama Kiel menghentikannya. Dan para bangsawan segera membungkuk memohon maaf atas tindakannya tadi.

"Jadi kau yang bernama Zora?" Tanya Kiel dan Zora membungkukkan badannya, ia menunjukkan rasa hormatnya dengan gaya seorang pangeran, tidak seperti para rakyat pada umumnya yang memberi hormat. Dan hal tersebut membuat Zora terlihat begitu rupawan, dan lagi lagi, bangsawan yang sebelumnya nampak tak suka dengan Zora dan menganggapnya seperti rakyat biasa, mereka berdecak kesal. Mereka merasa Zora bersikap angkuh meski hanya seorang rakyat kecil.

"Yang mulia, anak ini benar bernama Zora. Karena suatu kejadian buruk yang menimpanya tempo hari membuatnya tak dapat bicara untuk sementara waktu." Tutur Suichi menjelaskan.
(Chap 33)

'Aku sudah bisa bicara, bahkan saat aku menyelamatkan kakek aku sudah dapat bicara. Tapi tunggu dulu, apa yang membuat ku dapat bicara kembali ya? Kalau tidak salah aku sedang menyeka darah di wajah ku dan tiba tiba tenggorokan ku sakit, apa pada saat itu aku menelan darah ku sendiri?

Kalau memang darah ku, seharusnya tanpa menelan darah ku sendiri, aku sudah sembuh dong? Karena darah ku kan terus mengalir di dalam tubuh. Atau mungkin, pada saat itu ada darah kakek? Jadinya aku dapat sembuh setelah menelan darah miliknya, meski pun aku tak sadar akan hal itu sih... Sudahlah lupakan saja, yang penting aku bisa bicara lagi.' Monolog Zora di dalam hatinya.

"Oh saat Zora di culik itu ya? Sampai sampai pengawal pribadi raja Farel datang dan meminta izin pada ku untuk memeriksa di setiap desa."

"Benar yang mulia raja Kiel."

"Baiklah, untuk saat ini kita kesampingkan permasalahan tersebut. Dan maksud dari pertemuan ini adalah, saya sebagai raja Quart merasa sangat di khianati oleh salah satu bangsawan terhebat kita yang sedari dulu sangat saya banggakan.

Miyako Seiya! Keluarga Miyako sudah sangat berani menggunakan ritual terlarang sejak puluhan tahun yang lalu. Sungguh hebat kalian semua yang melakukan hal itu hingga baru saat ini di ketahui.
Sesuai dengan aturan yang ada, bagi siapa pun yang berani melakukan hal tersebut, maka seluruh anggota keluarga Miyako akan di segel sihirnya, dan akan di asingkan.

Bagi para bangsawan lainnya, jadikan ini pelajaran untuk kalian semua! Jika saya mendapatkan bangsawan lain melakukan hal yang sama, maka saya akan melakukan hal yang sama dengan keluarga Miyako kepada kalian! Tidak ada toleran, tidak menerima alasan apa pun itu! Sekali salah tetaplah salah.

Dan Seiya... Sebelum kau di asingkan, kau harus menerima hukuman lainnya. Pertama, kau sudah beberapa kali menyerang kediaman para tengu. Padahal sudah sangat jelas bahwa tidak boleh ada seorang pun yang mengganggu mereka sesuai perjanjian yang di sudah di tetapkan oleh para leluhur kita terdahulu.

Ke dua, karena kau sudah sangat lancang menculik Zora dan menggunakan ritual terlarang terhadapnya. Kau akan menerima hukuman yang sangat berat karena sudah berani menghunuskan pedang pada anggota kerajaan!"

"Anggota kerajaan?"

"Siapa yang di maksud?"

"Apa itu pangeran?"

"Ku rasa bukan pangeran, karena pangeran baik baik saja."

Bisik bisik para bangsawan segera terdengar. Mereka nampak bertanya tanya dengan siapa anggota kerajaan yang di maksudkan? Sedangkan Seiya nampak membelalakkan mata tak percaya dengan perkataan raja Kiel, namun sedetik kemudian ia menunjukkan senyuman yang tak dapat di lihat oleh siapa pun karena ia masih setia menundukkan kepalanya.

"Saya akan mengatakan pada kalian semua yang berada disini, sehingga kalian semua mengetahuinya dan tidak akan ada yang berani lagi menghunuskan pedang terhadapnya." Kiel menjeda ucapannya. Para bangsawan bungkam seketika dan menanti kelanjutan ucapan sang raja.
"Kazuma Zora, merupakan seorang pangeran dari kerajaan Glavador. Dan Zora merupakan cucu dari adik Hilda yang bernama Rachel.  Yang sudah dapat di pastikan Zora juga cucu  saya, karena Hilda merupakan istri sah saya.

Jika saya mendengar ada bangsawan lain yang mencoba menculik Zora, atau pun membuatnya berada di kekuasaan kalian seperti halnya yang di lakukan oleh Miyako Seiya. Maka saya tidak akan segan segan memberikan hukuman yang seberat beratnya."

Setelah Kiel berbicara, mulai terdengar kembali suara bisikan bisikan dari para bangsawan.
"Bocah itu seorang pangeran?"

"Tidak dapat di percaya."

"Bocah itu sudah lama tinggal disini kan? Kenapa baru di umumkan sekarang?"

"Apa jangan jangan dia merupakan anak dari kecelakaan?"

"Tapi yang ku dengar, tuan putri Rachel sudah meninggal saat usianya masih muda."

"Jadi maksud mu, bocah itu menipu semua orang?"

"Hanya dugaan ku saja, bukan kah ini tidak masuk akal?"

Daun telinga Zora memerah, ia kesal sekali rasanya mendengar omong kosong yang mereka semua lontarkan.
Andai ia sedang tidak bersandiwara, maka detik ini juga Zora akan memaki mereka semua yang dengan sok tau nya membicarakan tentang dirinya.

"Sudah cukup! Apa kalian tidak bisa untuk diam? Kita masih berada di hadapan yang mulia, bahkan pangeran Zora juga masih berada di hadapan kalian tapi kalian semua sudah membicarakannya. Apa pantas kalian bersikap seperti itu? Bukan kah kalian semua adalah seorang bangsawan yang sangat di junjung oleh para rakyat dan juga di hormati? Dimana etika kalian semua?!" Seru seorang bangsawan, yang jika di perhatikan mungkin dia seusia dengan Tsukasa.

Zora memandang kagum bangsawan tersebut. Akhirnya ada juga yang menghentikan mereka, dan membuat emosi Zora mulai meredam.

'Cantik.' Batin Zora yang tak henti memandangi bangsawan tersebut.
















Karna besok hp udah mulai di pakai lagi sm nyokap, jadi aku gk tau besok up apa gk
Hp ku masih rusak soalnya 😂

Double up???

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang