Chap 12

182 32 1
                                    

Zora hanya terdiam tidak tau harus menjawab atau tidak, dan ia nampak sedikit bingung dengan pria muda tersebut.

'Kenapa dia menarik kembali yokai itu? Apa dia sengaja membiarkannya menempel pada dirinya?' Batin Zora bertanya tanya.

"Zoraaaa...." Teriak Shiro yang baru saja tiba dan melihat Zora yang sedang tersungkur di lantai.

Dengan segera Shiro berubah wujudnya, bentuk besar itu memenuhi lorong dan mungkin bisa merusaknya jika Shiro benar benar dalam wujud aslinya.

Rupanya Shiro bisa tau tempat dan memperkirakan harus sebesar apa wujudnya. Karena Zora takut jika Shiro melakukan suatu hal yang dia inginkan dan itu dapat menyusahkan Suichi.

Shiro membuka lebar matanya hingga cahaya terang keluar dan membuat yokai yang menempel pada wajah pria muda itu melepaskan dirinya.

Dengan segera Shiro menggigit yokai itu agar tidak melarikan diri.
Shiro berniat hanya untuk menahannya saja, tapi tanpa disengaja Shiro justru membuat yokai itu mati karena Shiro terlalu keras menggigit.

"Cih dia mati, apa boleh buat... Hammm..." Gumam Shiro yang kemudian memakannya. Setelah ia telan Shiro mengeluh, "Pait, tidak enak sama sekali."

"Tap tap tap tap..." Suara langkah kaki yang sepertinya sedang berlari ke arah tempat Zora berada.

"Zora?" Ucap Suichi yang rupanya ia lah pelaku yang sedang berlari itu.

"Oh kak Suichi, aku berhasil menangkap orangnya. Dia ini kak." Seru Zora yang meraih pria muda itu agar tidak kabur. "Tapi maaf yokai nya telah di makan Shiro, aku sungguh minta maaf kak." Ucap kembali Zora dengan membungkukkan padanya.

Shiro kembali ke bentuk anak anjing yang lucu dan naik ke pundak Zora, ia menatap Suichi sekilas dan membuang wajahnya begitu saja dengan sangat judesnya.

Suichi terkekeh kecil melihat sikap Shiro yang nampak sangat lucu tapi cukup membuat Suichi kesal.

"Ya tak apa apa, aku akan membawanya. Kau bisa berkeliling tempat ini atau menunggu ku di ruangan sebelumnya." Ucap Suichi yang kemudian melangkahkan kakinya naik ke atas tangga dengan menarik pria muda itu.

Sambil menunggu urusan Suichi usai, Zora lebih memilih berkeliling untuk melihat lihat tempat tersebut dan melihat orang orang yang hadir di perkumpulan itu.

Ketika Zora melihat Seiya sedang berbincang bincang dengan beberapa orang, dengan segera Zora menyinggir jauh agar tidak di lihatnya.

Zora tidak mau berurusan dengan Seiya selain itu, Zora masih merasa sedikit ketakutan jika harus bertatap mata dengannya.

Bagi Zora, Seiya nampak memancarkan aura gelap. Aura berwarna hitam yang sangat pekat, itu terasa sangat tidak nyaman hingga membuat sesak di dada.

Mungkin itu akibat dari rasa takut yang Zora miliki, karena orang lain yang Zora lihat, bersikap biasa saja seakan tidak sesak dengan aura gelap yang selalu terpancar itu.

Shiro yang sedang tidur di pundak Zora, seketika terbangun setelah hidungnya mengendus sesuatu yang harum yang sangat dia sukai.

"Sake... Aku datang sake..." Teriak Shiro yang kemudian turun dari pundak Zora dan berlari hingga tak lagi dapat di lihat oleh Zora.

"Haaah..." Zora menghela nafas panjang melihat kelakuan temannya itu, Shiro. Dia sangat menyukai sake, dan tidak perduli dalam keadaan apa pun atau sedang dimana ia berada.

Begitu ada sake, Shiro segera melesat pergi menghampirinya. Bahkan Shiro akan melupakan Zora meski ia sedang pergi bersama sama.

"Owya... Tidak ku sangka dapat bertemu dengan mu lagi disini, Zora."

Suara yang tidak asing lagi bagi Zora terdengar dari belakang tubuhnya. Seketika bulu kuduk Zora merinding dan mulai merasa ketakutan sehingga terlihat jelas wajah Zora yang pucat.

"Y-ya.. Aku juga tidak menyangka dapat bertemu dengan mu lagi kak Seiya." Ujar Zora dengan mencoba tersenyum sebaik mungkin.

"Pasti Suichi yang mengajakmu kesini, kau bahkan di tinggalkan begitu saja. Sungguh tidak berperasaan."

"Kak Suichi ada sedikit urusan, ia meminta ku untuk menunggunya."

"Urusannya sudah selesai sejak sepuluh menit yang lalu, dan sekarang dia berada di halaman belakang rumah ini.

Ku dengar dari pelayan ku nampaknya ia sangat kesulitan saat ini. Dia begitu angkuh tidak membutuhkan bantuan ku, jadi ku biarkan saja dia." Ujar Seiya dengan mengangkat sebelah bibirnya.

Entah kenapa Zora merasa kesal dengan ucapan Seiya. "Kalau begitu aku permisi dulu." Ucap Zora yang berniat menghampiri Suichi.

Setelah sampai di halaman belakang, Zora membuka lebar ke dua matanya dan memutarkannya ke kanan serta kiri untuk mencari keberadaan Suichi.

Namun secara tiba tiba datang yokai dengan rambut ikal panjang yang menutupi wajahnya, terbang melayang ke arah Zora.

Tentu saja itu membuat Zora terkejut dan segeralah ia layangkan sebuah pukulan tepat ke wajahnya.

Dan yokai tersebut tersungkur ke tanah dan memegangi wajahnya yang kesakitan.

"K-kau mengagetkan ku." Ujar Zora dengan nafasnya yang terengah engah.

Seiya yang mengikuti Zora di belakangnya bersiul kagum, karena pertama kali baginya melihat seseorang mampu menyerang yokai dengan tangan kosong.

"Zora kau tidak apa apa?" Tanya Suichi yang baru saja tiba.

"Aku hanya terkejut saja." Jawab Zora yang sudah mulai tenang.

Yokai tersebut mendengar perkataan Suichi yang memanggil Zora, segeralah ia berdiri dan meminta perlindungan kepada Zora. Ia berdiri di belakang Zora dengan kedua tangannya yang memegangi pundaknya

"Eh, kenapa?" Tanya bingung Zora melihat sikap yokai tersebut.

Tentu saja ke dua orang yang berada di situ terheran heran, kenapa yokai itu meminta perlindungan kepada seorang bocah.

Mereka tau, itu pasti karena yokai itu takut dengan mereka berdua yang merupakan pemburu yokai.

Tapi seharusnya yokai itu berpikir kalau Zora juga merupakan salah satu dari mereka, karena saat ini Zora sedang berada di perkumpulan para bangsawan yang tugasnya memburu yokai.

Menjadikan yokai sebagai pelayannya atau memusnahkan yokai jahat agar tidak mengganggu para manusia.

"Zora-sama tolonglah aku. Aku tidak berbuat kesalahan apa pun, aku hanya berusaha melarikan diri karena ada yang menangkap ku.

Aku tidak pernah mengganggu manusia, selama ini aku tinggal di atas gunung. Tapi ada seorang manusia yang menangkap ku dan membawa ku kesini, tolong aku Zora-sama." Ujar yokai tersebut.

Lagi lagi mereka berdua di buat terheran heran, kenapa yokai itu memanggil Zora dengan sebutan 'sama'?

'Sebenarnya, siapa Zora itu?' Batin mereka berdua yang sedang bertanya tanya.

"Itu aku yang membawa mu kesini, ku dengar kau cukup kuat. Maka dari itu aku ingin kau jadi pelayan ku. Tapi karena aku sibuk dan kau melarikan diri, jadi aku meminta Suichi untuk menangkapnya.

Tidak ku sangka, kau bisa membuat Suichi kewalahan tidak bisa menangkap mu sejak tadi." Ujar Seiya.

Zora mengepalkan ke dua tangannya, ia kesal karena yokai yang tidak melakukan kesalahan bahkan tidak mengusik manusia, kehidupannya tlah di usik oleh pemburu yokai.

Selain itu, Zora juga kesal karena rupanya Seiya memerintahkan Suichi atas tindakannya yang ia buat.

Dia tau kalau Suichi kesulitan, tapi ia justru tidak mau membantunya sama sekali dan berkata Suichi angkuh karena tidak butuh bantuannya. Sementara ini semua terjadi karena ulahnya.

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang