Chap 21

157 27 0
                                    

Suasana menjadi hening, tidak ada satu pun yang bicara. Hingga akhirnya Kagami menghela nafas dan mulai berkata kepada Zora.

"Zora-sama, aku mohon maaf atas nama anak ku yang sudah bersikap lancang kepada anda."

"Tidak apa, jadi bagaimana? Bisakah aku pulang sekarang?" Ucap Zora dengan malas.

"Bagaimana jika...."

Duaar... Buaammmm....

Belum sempat Kagami menyelesaikan ucapannya, ia harus berhenti berkata karena terdengar suara ledakan yang cukup keras yang berasal dari bawah dimana adanya pelindung yang di buat oleh Kagami.

"Itu pasti mereka! Zora-sama, ku mohon bantulah kami!" Pinta Kagami dengan penuh harap.

Zora yang masih merasa kesal dan tidak mood untuk meladeni suatu hal yang merepotkan, dengan terpaksa harus membantu para tengu.

Salahkan Jun yang membuat mood Zora lenyap dan merasa enggan bergerak maju.

Zora menghampiri Kagami dengan mengigit salah satu jarinya hingga berdarah, setelah berhadapan, tanpa aba aba Zora segera meneteskan darahnya yang mengalir keluar tepat di atas mulut Kagami.

Sehingga tanpa bisa menghindar, Kagami menerima tetesan darah Zora yang membuat tubuhnya bereaksi sedikit panas akibat menerima darah Zora.

Juan menatap Kagami cemas melihat reaksi ayahnya itu, lalu ia menatap penuh amarah ke arah Zora yang di pikirnya telah mencelakai ayahnya.

Baru saja Juan ingin berkata sesuatu yang kasar ke Zora, Kagami telah bersikap seperti biasa dengan keadaannya yang jauh lebih sehat dan wajahnya yang tak lagi pucat.

"Zora-sama apa yang anda lakukan? Sudah aku katakan kalau aku tidak membutuhkan darah anda, yang ku butuhkan adalah kekuatan anda untuk membantu kami." Protes Kagami yang segera beranjak dari kasurnya.

"Jika tidak ku lakukan, kau tidak akan bisa memperkuat penghalang mu. Dengan keadaan yang seperti tadi, dengan mudahnya penghalang mu di rusak oleh orang itu.

Aku tidak mau pekerjaan ku bertambah, aku ingin cepat pulang karena teman teman ku pasti khawatir dengan keadaan ku sekarang." Ujar Zora masih dengan keadaan malas.

Yaa seperti itulah Zora, jika ia sudah di buat malas atau di hilangkan moodnya, ia pasti akan bersikap dingin dan acuh.

Jika penganggu itu tidak datang, sudah pasti Zora akan memaksa untuk pulang tanpa meminta izin lagi kepada sang punya rumah.

Sifat ini jarang di lihat oleh teman teman yokai, karena mereka sudah tau dan tidak ada yang berani melakukan hal itu.

Karena dulu pernah ada yang membuat mood Zora hilang, yokai itu di acuhkan selama seminggu penuh.
Tidak perduli dengan permintaan maafnya bahkan permintaan tolongnya di saat ia di serang oleh ayakashi.

Zora seakan menutup mata dan telinganya. Jadi untuk saat ini, beruntunglah kalian para tengu yang masih sedikit di perdulikan oleh Zora.

Sebenarnya bisa saja setelah Zora memberikan darahnya ke Kagami, ia segera pergi begitu saja tanpa membantu.

Tapi Zora mengurungkan niat itu, karena Kagami selaku ketua para tengu tidak melakukan kesalahan apa pun.

Zora berjalan menuju penghalang yang di rusak itu, tapi ia berhenti sesaat tepat di hadapan Juan, Zora menatap dengan penuh amarah yang tersorot di matanya itu.

"Aku tidak akan membantu mu jika kau dalam keadaan tersudut, ingat itu!" Ancam Zora yang di dengar oleh para tengu yang berada di ruangan Kagami.

Zora melanjutkan jalannya, sementara Kagami memukul kepala anaknya itu hingga Juan meringis kesakitan.

"Anak bodoh! Lihat itu, kau sudah membuat Zora-sama marah. Masih untung dia mau membantu kita, bagaimana jika tidak?

Apa yang akan terjadi dengan kita semua ini? Sekarang kau pergi sana dengan yang lainnya, dan bantu Zora-sama menangani para pemburu itu." Titah Kagami.

Juan hanya bisa diam dan melangkahkan kakinya untuk berkumpul dengan rekan rekan lainnya dan membantu Zora.

Sementara saat Zora dalam perjalanan menuju tempat kejadian, sudah ada beberapa tengu yang sedang bertarung melawan yokai yang merupakan pelayan dari pemburu yokai tersebut.

Sudah ada beberapa yang kalah, baik itu dari pihak pemburu atau pun tengu.
Juan segera terbang menghampiri rekan rekannya itu yang berjarak sudah tak jauh lagi.

Sementara Zora menghampiri tengu yang masih anak anak yang sedang bersembunyi ketakutan.

"Hei jangan takut, aku akan membantu kalian." Ucap Zora dengan memberikan senyuman terbaik.

Anak tengu itu nampak berkurang rasa takutnya dan Zora kembali bicara, "Apa di dekat sini ada tempat yang bagus untuk bersembunyi?

Aku akan ke depan, dan jika ada tengu yang terluka aku akan menyuruhnya datang ke tempat itu untuk mengobati luka lukanya."

"Di sebalah sana." Ujar anak tengu tersebut dengan menarik tangan Zora untuk membawanya ke tempat tersebut.

Sesampainya di tempat itu, Zora meminta anak tengu tersebut untuk membawakan air di dalam kendi besar. Jika ia tidak kuat membawanya sendiri, mintalah bantuan kepada tengu lainnya. Titah Zora yang segera di lakukan oleh anak tengu itu dengan antusias.

Setelah semua telah siap, Zora segera meneteskan darah ke dalam air pada kendi tersebut.

Lalu Zora kembali memerintahkan anak tengu itu. "Dengar! Aku akan ke depan dan menyuruh semua tengu yang terluka untuk datang kesini.

Dan tugas mu, kau harus memberikan air pada kendi ini ke mereka semua. Tapi ingat! Hanya berikan sedikit saja, hanya sedikit. Kau mengerti!"

Anak itu mengangguk mengerti, ia memasang wajah yang serius ketika mendapatkan tugas yang sangat penting baginya. Baru Zora melangkahkan kaki beberapa langkah, ia membalikkan badannya dan kembali berkata.

"Jika ada tengu yang melanggarnya dan ingin minum yang banyak, temui ketua mu dan laporkan padanya."
"Baik!" Jawab tegas anak tengu itu.

Sementara itu....

Kou yang setelah mendengar ucapan Yana jika tuannya ingin membantu Zora, dan Yana yang bertanya tanya kemana mereka akan pergi agar Yana bisa memberitaukan kepada tuannya.
Kou memutuskan untuk menjemput Suichi dan membawanya pergi bersamanya menuju gunung tempat para tengu.

Shiro dan Kou menyadari siapa yang menculik Zora dari aromanya, sempat merasa kesal namun penuh dengan tanya. 'Kenapa tengu sampai keluar dari tempatnya dan menculik Zora?'

'Apa ada suatu hal yang terjadi dengan mereka? Apa mungkin kejadian di masa lalu terulang lagi?'

Berbagai macam pertanyaan muncul di dalam pikirannya. Dan dengan cepat mereka harus sampai di gunung tempat para tengu itu.

Kou yang menjemput Suichi segera menyusul Shiro dan Yana yang terlebih dahulu menuju gunung itu.
Dan Suichi yang pertama kali merasakan terbang di udara karena di bawa oleh Kou merasa sedikit takut karena terlalu tinggi namun juga merasa sedikit kagum bisa melihat wilayah kerajaan yang sangat ia kagumi dari ketinggian.

"Kou pelan pelan jangan terlalu cepat, bagaimana jika aku jatuh." Keluh Suichi.

"Diamlah, aku tidak akan menjatuhkan mu. Kita harus segera sampai disana, aku takut tlah terjadi sesuatu di kediaman para tengu karena mereka sampai menculik Zora-sama." Ucap Kou dengan pandangan matanya ke depan.

"Tengu?" Gumam Suichi yang nampak bingung.

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang