"Maafkan saya paduka raja, saya tidak bisa memenuhi perintah anda. Karena nenek saya sudah meninggal sebelum saya lahir di dunia ini." Ucap Zora tanpa ada rasanya ketakutan.
"Lihatlah, itu pasti alasannya saja! Dia pasti seorang penipu. Pengawal! Cepat bawa anak itu dan masukkan ke dalam tahanan!" Titah Kano dan dua pengawal yang berada di belakang maju menghampiri Zora.
Suichi yang sedari tadi diam, tidak tau apa yang di pikirkan oleh Zora dan merasa sedikit takut dengan situasi saat ini, kini mengeluarkan suaranya. "Maaf paduka raja, saya percaya jika Zora tidak berbohong. Sebelum raja memanggil saya kesini, saya sudah pernah melihat lukisan keluarganya.
Dan pada saat itu saya melihat lukisan putri Rachel. Pada awalnya saya tidak menyadari hingga saya datang kesini karena panggilan raja, kemudian saya melihat foto putri yang terpajang. Dan saya jadi tau kalau Zora merupakan cucu dari putri Rachel."
"Suichi, kau membelanya? Apa kau juga berkomplot dengan bajingan itu?" Tanya Kano yang mulai geram terhadap Suichi.
"Saya hanya mengatakan kebenarannya."
"Tidak ada bukti apa pun, anak itu pasti penipu. Dan kau juga bisa ku tahan karena berkomplot dengan bajingan itu!"
"Jika bukti yang raja pinta adalah membawa nenek saya kesini, itu adalah hal yang mustahil. Tapi saya bisa membuktikan dengan yang lainnya." Saut Zora yang kemudian memanggil "Shiro! Kou!" dengan tegas.
Shiro dan Kou pun muncul tepat di belakangnya Zora. Bangsawan yang mengetahui kenyataan itu serta raja merasa terkejut dengan kehadiran dua yokai yang kuat itu.
"Kalian semua pasti mengenalinya bukan? Mereka merupakan pengikut setia kakek ku dan juga mengikuti peperangan waktu itu." Ujar Zora dengan senyum kemenangan.
"Lama tidak berjumpa paduka raja." Sapa Shiro dan Kou bersamaan.
"Kaliaaan..." Geram Kano.
"Kau pasti melakukan kontrak dengan dua yokai itu kan? Kau pasti membuat mereka berkata seperti apa yang kau perintahkan!" Seru salah satu bangsawan.
Zora tersenyum kepada bangsawan itu, "Perhatikanlah dengan seksama, apa di tubuh mereka terdapat tanda kontrak?" Seru Zora.
Semua bangsawan memperhatikan Shiro dan Kou dengan seksama, memang tidak ada tanda kontrak di tubuh mereka. "Bagaimana itu bisa terjadi?" Tanya mereka kebingungan.
"Kita tidak membutuhkan kontrak, karena Zora-sama merupakan tuan kami. Penerus dari Kazuma-sama serta merupakan cucu dari Rachel-sama putri dari kerajaan Glavador ini." Seru Kou.
Keadaan menjadi kacau, Farel berusaha meminta penjelasan dari sang ayah. Entah apa yang di pikirkan Zora hingga ia memutuskan untuk berkata yang sebenarnya. Membuat Suichi terheran heran, dan merasa bingung dengan tindakan Zora saat ini.
Karena merasa malu dan juga kesal, rencana awal yang di pikir Kano akan membuat keuntungan dari Zora yang mampu menyembuhkan penyakit karena yokai, menjadi hilang dalam itungan detik. Farel membubarkan semua bangsawan yang datang, namanya seakan telah tercoreng oleh Zora. Nama yang slalu di jaganya dengan baik dan membuat mereka semua memandangnya tanpa ada kecacatan sedikit pun.
Setelah semuanya pergi, kini hanya ada Kano, Farel, Ryu, Suichi serta Zora. Mereka berlima berkumpul di ruangan yang berbeda, mereka sudah pindah tempat dari ruang pertemuan menuju ruangan untuk para keluarga.
Kano terus di desak oleh Farel, hingga akhirnya ia pun bicara mengakui bahwa semua yang di katakan oleh Zora merupakan kenyataannya.
Farel menyambut hangat keponakannya tersebut dengan memeluknya erat. Air mata Farel berjatuhan, bahagia dan juga sedih bercampur menjadi satu. Kini ia bisa merelakan kepergian adik kecilnya, dan siap untuk membuka lembaran baru.
"Tinggalah disini, bersama kami. Kau juga keluarga kami Zora." Pinta Farel yang tentu saja membuat Kano merasa jengah dengan permintaan putranya itu.
"Aku tidak akan tinggal disini, aku akan kembali ke rumah ku." Ujar Zora yakin.
"Kenapa? Ku mohon tinggal saja disini ajak juga orang tua mu."
"Ayah ku sudah meninggal sebelum aku lahir, dan ibu ku juga meninggal ketika aku masih kecil."
"Lalu selama ini kau tinggal dengan siapa?"
"Pada awalnya aku tinggal bersama dengan sanak saudara dari ibu ku, aku slalu berpindah pindah tempat karena mereka tidak sanggup untuk merawat ku. Jadi sekarang aku memilih untuk tinggal sendiri di rumah orang tuaku."
"Andai aku tau lebih cepat tentang mu, pasti aku akan membawa mu kesini. Maafkan paman mu ini Zora."
"Tak apa pangeran, jangan pikirkan semua yang sudah berlalu."
Farel tersenyum kepada Zora dan berkata, "Panggil aku paman, aku ini paman mu." "Tapi kan pangeran itu kakak dari nenek ku, bukan kah seharusnya aku memanggil dengan sebutan kakek?" Protes Zora.
"Ah ya kau benar, aku lupa hahaha... Yah sedikit memalukan aku di panggil kakek sementara aku sendiri belum memiliki anak. Tapi, baiklah... Panggil aku kakek dan panggil ayah ku kakek buyut."
"Baiklah kakek."
"Jadi bagaimana Zora? Kau mau kan tinggal disini bersama kami?" Pinta Farel sekali lagi.
"Sekali lagi maafkan aku kakek, untuk saat ini aku masih ingin tinggal di rumah orang tua ku. Lagi pula ujian kenaikan kelasku tinggal beberapa bulan lagi.
Jika aku pindah sekarang, aku takut tidak dapat mengejar pelajaran yang berada di kerajaan ini." Tolak Zora kembali.
Kano terkekeh dan berkata, "Tentu saja dia tidak dapat mengikuti pelajaran disini nanti, anak yang merupakan keturunan yokai mana punya otak untuk berpikir seperti manusia."
"Paduka raja, apa anda meremehkan saya?" Ucap Zora dengan sinis.
"Siapa yang meremehkan, aku bicara tentang kenyataannya."
"Jika benar begitu, anda sungguh luar biasa hebatnya raja. Anda baru pertama kali bertemu dengan saya dan bisa segera mengetahui tentang kepintaran saya."
"Tentu saja." Ujar Kano dengan bangga diri membuat Zora geram.
"Sudah hentikan ini semua! Baiklah Zora, kakek menghargai keputusan mu. Jika kau menginginkan pindah kesini setelah kelulusan mu, maka akan ku tunggu." Ujar Farel yang di anggukki oleh Zora.Farel membawa Zora berkeliling istana bersama dengan Suichi, sementara Ryu kembali ke rumahnya.
"Dulu sekali Suichi sering bermain kesini dan berlari keliling istana, apa kau tau Zora, Suichi benar benar pembuat masalah." Ucap Farel mengenang masa lalunya."Hentikan itu paman, untuk apa membahas masa lalu ku." Keluh Suichi.
"Itu sangat menyenangkan. Nah Zora, kakek jadi tidak sabar menunggu kau tinggal disini. Kakek akan melindungimu dari kakek buyut jika dia ingin menyingkirkan mu.
Mendengar cerita mu tadi, itu sudah sangat membuktikan jika ayah tidak menginginkan hubungan manusia dengan yokai berjalan dengan sejajar. Jika anak kandungnya saja ia tidak segan untuk menyingkirkannya, berarti tidak menutup kemungkinan kalau kau yang merupakan cucunya akan di lenyapkannya juga."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasyCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...