Zora usai menuliskan semua ceritanya pada saat itu. Mereka semua bahkan segera membaca ketika Zora menyerahkan memonya tersebut, dimana tulisannya begitu panjang hingga memakan dua halaman.
"Bahkan tabib di kerajaan Snow tidak dapat menyembuhkan pita suara mu ya? Sebenarnya ramuan apa yang di buat oleh penculik itu?" Ujar Tsukasa.
"Tapi, siapa pak tua yang membayar mereka untuk menyingkirkan Zora? Anak ini kan tidak punya musuh, bahkan dia slalu di jauhi orang orang.
Aku jadi penasaran dengan pak tua itu, apa yang sebenarnya dia inginkan hingga harus menyingkirkan Zora?" Sambung Suichi.
"Jika dugaan saya benar, pelakunya pasti seseorang dari kerajaan Glavador. Karena kan pangeran Zora tidak di akui oleh warga lainnya disini, yang sudah pasti pangeran tidak memiliki musuh.
Jadi tidak ada gunanya mereka melakukan hal ini kan? Apa lagi menyewa beberapa orang yang sepertinya mereka adalah orang profesional, terlebih lagi seseorang yang membuat pita suara pangeran tidak bisa berfungsi yang tidak dapat di sembuhkan oleh para tabib.
Itu artinya, orang tersebut seorang ahli farmasi. Jika itu benar, pelakunya pasti dari kalangan bangsawan yang mampu untuk membayar mereka semua.
Membuang pangeran Zora ke desa yang terbuang yang mana jaraknya dari sini memakan waktu hingga empat hari, namun mereka dapat melakukannya dalam satu hari.
Pasti mereka melewati hutan terlarang yang terhubung langsung ke desa itu, sehingga mereka dapat mampu menempuh dalam satu hari saja." Tutur Yuzu mengeluarkan pemikirannya.
"Tapi Yuzu... Melewati hutan terlarang itu, bukankah memiliki resiko yang sangat tinggi?" Saut Suichi.
"Kau benar Suichi. Di namakan hutan terlarang karena di dalam hutan itu penuh dengan yokai dan ayakashi jahat. Dimana kekuatan mereka melebihi rata rata yokai jahat yang sering kita jumpai.
Siapa pun yang melewati hutan itu, keselamatannya tidak akan di jamin. Mereka pasti akan menjadi santapan para yokai dan ayakashi." Seru Tsukasa.
"Tapi... Ada satu cara untuk bisa melewati hutan itu dengan selamat, namun hanya dapat di lakukan dalam satu kali perjalanan.
Mereka yang melewati hutan itu, harus memberikan tumbal kepada ayakashi disana dan melakukan kontrak dengan ayakashi itu, untuk melindungi mereka hingga keluar dari hutan terlarang." Ujar Yuzu.
"Aku pernah mendengar itu, tapi untuk soal tumbal tidak ada yang benar benar tau, apa yang di tumbalkan karena banyak isu yang berbeda beda." Seru Tsukasa.
"Yang jelas saat ini kita sudah tau jika dalang dari penculikan Zora adalah seseorang dari kerajaan Glavador.
Kemungkinan ia salah satu dari mereka yang menghadiri kedatangan Zora pertama kali disana. Pada saat itu Zora memanggil Kou dan Shiro, dan ke duanya muncul dari bayangan Zora.
Karena orang itu mengetahui bahwa Zora mampu memanggil pengikutnya, maka ia menyuruh si farmasi itu untuk menghancurkan pita suara Zora.
Dengan begitu, sejauh apa pun Zora berada, Zora tidak akan bisa memanggil Kou atau Shiro. Hal yang mudah untuk menyingkirkan Zora selamanya.
Dan untungnya, si farmasi itu tidak benar benar menghancurkan pita suara Zora. Bila kita dapat menemukan obat yang tepat, suara Zora akan kembali." Jelas Suichi.
"Saya akan kembali ke kerajaan Glavador dan menceritakan semua ini ke pangeran Farel. Oh ya pangeran Zora, pangeran Farel sudah menikah. Saat saya datang kesini untuk menjemput pangeran, tapi pangeran sudah di culik.
Apa pangeran Zora mau ikut dengan saya untuk kesana? Pangeran Farel pasti akan senang jika melihat kedatangan anda. Terlebih lagi, minggu depan merupakan penobatan pangeran Farel menjadi raja menggantikan raja Kano." Ucap Yuzu.
Zora menggelengkan kepalanya.
"Sampaikan pada kakek kalau aku akan datang kesana minggu depan saat penobatannya menjadi raja.
Aku tidak bisa datang sekarang karena aku harus mengikuti ujian susulan, dan aku juga masih merasa lelah akibat raja Daru ayahnya si Afdi itu."
Suichi tertawa terbahak bahak membaca tulisan Zora, sehingga mendapatkan tatapan tajam darinya.
"Kenapa kau tertawa? Tidak ada yang lucu disini!"
"Aku hanya tidak menyangka, kalau kau tidak bisa melakukan apa pun untuk menolak permintaan raja Daru.
Zora yang enggan melakukan hal hal yang merepotkan, dan saat disana ia harus melakukan hal itu. Sungguh lucu sekali ketika aku membayangkannya. Dimana kau dengan enggan melakukannya, kau pasti meruncingkan bibir mu dengan mulut yang tak henti menggerutu."
Ucapan Suichi tepat sekali, Zora memang melakukan hal itu ketika tidak ada siapa pun disana. Bahkan Zora menghentakkan kakinya dengan keras karena merasa kesal.
'Menyebalkan sekali, ingin ku pukul saja rasanya. Haaah... Andai saja aku tidak ada niatan untuk meminta bantuannya, sekarang juga sudah ku pukul kepalanya itu agar tidak memikirkan hal yang aneh.' Batin Zora.
"Baiklah pangeran Zora, saya pamit undur diri. Saya harap anda lekas sembuh."
Zora melambaikan tangannya kepada Yuzu dan tidak mengantarkannya hingga depan rumah. Hanya Tsukasa saja yang mengantarnya.
"Kak Suichi, boleh aku meminta tolong sesuatu?"
"Jika untuk menyembuhkan pita suara mu, tanpa kau mintai tolong aku sudah meminta Yana untuk memanggil tabib keluarga ku agar datang kesini.
Ku rasa sebentar lagi tabib itu akan datang dan memeriksa keadaan mu. Aku sangat berharap tabib itu bisa menyembuhkan mu." Ujar Suichi.
"Bukan hal itu, aku ingin meminta tolong hal lainnya. Kalau soal tabib aku sudah menduga kau akan melakukannya untuk ku."
"Tau gitu aku tidak usah menyuruh Yana memanggil tabib keluarga ku sampai kau yang meminta bantuan pada ku.
Lalu, bantuan apa yang kau maksud itu?""Soal ujian ku yang sedang berjalan. Tolong bantu aku agar aku bisa mengikuti ujian susulan."
"Hanya itu?"
"Ya hanya itu!"
"Baiklah, besok ayo kita ke sekolahan mu dan aku akan menemui guru mu. Hari ini kau harus di periksa terlebih dahulu dan istirahat."
Zora menyatukan ibu jarinya dengan jari telunjuk hingga membentuk bulatan, yang sudah di pahami orang orang kalau itu artinya "Ok", yang berarti setuju akan hal yang di bahasnya.
Saat Tsukasa masuk ke dalam rumah, ia masuk dengan seseorang dan juga Yana.
"Tabib keluarga mu sudah datang Suichi." Ujar Tsukasa.
Yaa ucapan Tsukasa memang tidak sopan, memanggil Suichi hanya dengan sebutan nama padahal ia seorang bangsawan.
Tapi Suichi sendirilah yang meminta Tsukasa memanggilnya dengan namanya saja ketika waktu itu Tsukasa memanggilnya dengan kata tuan di awalnya.
"Pak Fino, ini Zora orang yang harus anda periksa. Apa Yana sudah menceritakan tentang penyakitnya?" Tanya Suichi ke pada tabib keluarganya yang bernama Fino.
"Ya, Yana sudah menceritakannya tadi. Kalau begitu saya permisi untuk memeriksa keadaan tuan Zora." Ujar Fino dan langsung memeriksa keadaan pita suara Zora.
Selang beberapa menit, Fino usai memeriksa Zora dengan memikirkan sesuatu.
"Ada apa?" Tanya Suichi penasaran.
"Maaf tuan Suichi, ini hal pertama yang saya alami. Sepertinya ada beberapa campuran obat yang belum pernah saya ketahui. Kemungkinan itu berasal dari tanaman obat yang berada di pinggir hutan terlarang."
"Hutan terlarang?" Ucap Tsukasa dan Suichi bersamaan.
"Di pinggir hutan terlarang, terdapat banyak tanaman obat disana yang tidak banyak di ketahui. Para farmasi tidak ada yang berani kesana untuk mengambil tanaman tersebut, karena mereka sangat takut dengan hutan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasiaCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...