Chap 82

71 16 3
                                    

Setelah berjalan kesana kemari, akhirnya Aoi dan Hana menemukan yokai pertama yang akan mereka segel ke dalam kendi. Kou hanya berjalan di belakang Zora yang saat ini tengah asik melihat mushi yang berbentuk seperti kunang kunang yang sedang terbang. Mereka saat ini memang berada di kedalaman hutan yang sedikit gelap, sehingga cahaya mushi tersebut terlihat sangat jelas. Zora sungguh mengagumi mereka.

"Zora, kita sudah selesai... Huwaaa..." Aoi yang hendak menghampiri Zora yang saat itu sedang berjalan di belakang Hana untuk mengatakan bahwa ia sudah usai menyegel yokai, tubuhnya di tarik oleh ayakashi membuat Aoi terkejut begitu pula yang lainnya ketika melihat ke belakang.

"Aoi!!!" Seru Zora lalu mengejar Aoi bersama Kou dan Hana. "Lepaskan Aoi kau bajingan!"

"Tidak akan ku maafkan kau menyakiti tuan ku!" Teriak Hana dan ia menerbangkan daun daun serta bunga yang bermerkaran itu ke arah ayakashi tersebut. Entah dari mana asalnya, Zora tidak memikirkannya.

Bunga bunga tersebur mengenai ayakashi dan berhasil membuat Aoi terlepas. Di saat Kou hendak melancarkan serangannya untuk membunuh ayakashi tersebut, Zora terlebih dahulu meninju wajahnya yang jelek itu menurut Zora. Akibatnya ayakashi itu terpental dan segera berlari entah kemana. Dengan nafas yang tersengal sengal, Zora menghampiri Aoi dan melihat keadaannya.

"Kau tak apa Aoi?" Tanyanya cemas.

"Tak apa, hanya lecet sedikit." Jawab Aoi dengan senyuman.

"Zora-sama tolong sembuhkan luka Aoi-sama." Pinta Hana.

"Aku tidak bisa, darah ku hanya bisa mengobati yokai bukan manusia." Mendengar penuturan itu membuat Hana nampak sedih.

"Maafkan aku Aoi-sama karena tidak bisa menjaga mu dengan baik." Sesal Hana.

"Kenapa harus minta maaf? Kamu sudah berhasil melepaskan ku dari ayakashi itu kan? Jadi kamu sudah melakukan yang terbaik." Puji Aoi dengan mengusap surai Hana. "Jikalau ada yang di salahkan, maka itu adalah Zora."

Zora membelalakkan matanya. "Kenapa aku? Aku juga membantu mu terlepas dari ayakashi jelek itu."

"Apa kau lupa? Kau bilang akan menjaga ku, tapi kau membuat ayakashi itu berhasil menangkap ku." Ledek Aoi.

"Salahkan dia, kenapa dia datang di saat aku sedang melihat mushi cantik itu? Jangan salahkan aku!" Elak Zora dan membantu Aoi berdiri.

"Haaah... Pangeran kecil kita tak mau di salahkan karena tidak menepati ucapannya." Aoi masih saja meledek Zora.

"Jangan salahkan Zora-sama, salahkan saja saya. Zora-sama tidak pantas di salahkan." Bela Kou dengan wajah seriusnya membuat Aoi tertawa.

"Sudahlah tak usah di bahas lagi, aku hanya menggoda tuan mu saja tidak menyalahkannya. Ayo kita lanjutkan lagi tugas kita sebelum jam nya usai."

Waktu berlalu dengan cepat, kini semua murid sudah berkumpul kembali. Pada saat ini mereka tengah menikmati makan malamnya yang sudah di siapkan oleh para guru. Di saat makan malam para murid berbincang bincang menceritakan tentang tangkapan mereka.

"Apa tak masalah Zora, kita hanya mendapatkan satu." Tanya Aoi yang sudah selesai dengan makan malamnya, padahal belum lama dia memakannya, Zora saja masih banyak dan belum habis.

"Tak masalah, kita pergi berdua dan mendapatkan satu saja itu masih beruntung. Setelah kembalinya aku dan kakek kesini, sudah banyak yang tau kalau aku ini cucunya, jadi yokai mana yang berani mendekati ku. Lagi pula aku tidak menyukai menyegel mereka." Jawab Zora sembari menyuap nasi.

Aoi beranjak dengan membawa piring kotornya. "Mau kemana?" Tanya Zora bingung.

"Mencuci piring."

"Sudah habis?" Nampaknya Zora tidak menyadarinya meski ia duduk bersebelahan.

Aoi melihat piring Zora dengan terkekeh. "Anak laki laki kalau makan yaa seperti aku ini, hanya anak gadis yang makannya lama." Ledek Aoi lalu meninggalkan Zora yang sedang mengembungkan pipinya.

"Zora-sama, Kazuma-sama memanggil saya boleh saya pergi sebentar dan kembali lagi setelahnya?" Tanya Kou.

"Pergilah dan gak usah kembali kalau tidak ku panggil." Jawab Zora.

"Baik Zora-sama." Setelah itu Kou menghilang.

"Setelah makan malam, tidak ada lagi kegiatan. Kalian bisa gunakan waktu itu untuk bersenang senang. Dan hasil tangkapan kalian akan di lihat besok pagi oleh semua guru yang berada disini." Ujar seorang guru.

"Yeeeah..." Vero dan kawan kawannya bersorak senang.

Semua murid kini menikmati acara malam yang bebas ini, ada yang bernyanyi, menari, tertawa bercanda dan lain lain. Sedangkan Zora dan Aoi, mereka memutuskan untuk berjalan jalan dekat tenda mereka sebelum akhirnya keduanya tidur. Di dalam perjalanan, mereka melihat ada beberapa murid dari kelas berbeda yang sedang berlari ke arahnya dan melewati Zora serta Aoi, membuat mereka berdua penasaran.

"Kenapa mereka itu?" Tanya Zora, namun tak lama kemudian Aoi mengendus sesuatu yang berbau busuk.
"Ini bau yokai jahat." Gumam Aoi dan ia memandang lurus ke depan, bahkan Hana sudah menjadi tameng di depan keduanya.

"Tck. Aku tidak mencium apa pun." Kesal Zora.

"Zora, lebih baik kita kembali ke tenda sekarang!" Titah Aoi yang tanpa mendengar jawaban dari Zora, ia sudah menarik lengan Zora dan membawanya berlari kembali ke tenda. Hana pun berusaha melindungi mereka berdua dari belakang dengan siap sedia.

Murid yang tadi berlarian kini telah tiba di perkemahan, mereka berteriak memanggil para guru dengan nafas yang tersengal sengal. Semua guru datang menghampiri ketiga murid tersebut dan menanyakan apa yang terjadi? Kenapa mereka berlari? Dan salah seorang murid menjawab. "Yokai yang berhasil aku segel tadi memecahkan kendinya dan terlepas dari segelannya, tadi kita bertiga di kejar yokai itu."

"Dimana yokai itu sekarang?"

"Disebelah sana." Si murid itu menunjukkan arahnya.

"Dengarkan kalian semua, jangan ada yang keluar dari tempat perkemahan kita! Kalian lebih baik bersembunyi pada tenda kalian masing masing, dan para guru akan menjaga di luar sini. Karena yokai yang terlepas dari segelnya, mereka biasanya memiliki dendam dan akan menjadi jahat. Kalian semua harus berhati hati!"

Setelah memperingati semua muridnya, dua guru di antara lima berjalan perlahan menuju tempat yang di tunjukkan murid tadi. Mereka harus waspada karena bau busuk itu sudah tercium pada indra penciuman mereka semua. Sedangkan tiga guru lainnya, mereka berjaga di depan tenda melindungi semua murid yang ada. Murid murid yang takut segera bersembunyi di dalam tenda, dan ada juga yang berdiri di depan tenda mereka. Meski takut, mereka ingin melihat sendiri rupa dari yokai itu serta pertarungan gurunya melawan yokai jahat tersebut. Kejadian langka bagi mereka yang tidak boleh di lewati.

Suichi yang menjaga di depan tenda ia melihat sekitar untuk mencari keberadaan Zora. Ia menjadi sangat cemas ketika tidak dapat menemukannya. "Ku harap kau berada di tenda mu Zora." Gumam Suichi penuh harap.

"Sudah jangan berlari lagi, aku lelah. Kita sudah dekat dengan tenda, lebih baik sekarang kita berjalan saja." Keluh Zora dan ia berusaha melepaskan genggaman tangan Aoi.

"Bau busuknya udah tercium banget Zora, kita tidak bisa santai seperti ini. Kita harus lebih cepat sampai ke tenda dan biarkan guru yang menangani ini. Apa kamu tidak menciumnya?" Aoi menguatkan genggamannya dan masih terus menarik Zora.

"Tidak! Aku tidak bisa mencium bau manusia dan bau yokai!"

"Haaaaakkkhh...."

"Aoi-sama, Zora-sama, awas! Menghindarlah!"







































Maaf ya udah buat kalian nunggu seminggu :D
Dan cuma bisa up 1 chap aja
(^-^ ')>

Gak tau kenapa, aku gak ada ide sama sekali buat nulis, jadinya lama gini deh
Kebiasaan banget emang ya :v

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang