Chap 102

74 12 2
                                    

Zora merinding melihat otot otot pada tangan orang orang itu, di bandingkan dengan dirinya yang kecil, pasti tenaga Zora tidak ada artinya bagi mereka. Setelah berpikir cepat kini Zora mendapatkan sebuah ide untuk melarikan diri. Zora mengeluarkan kekuatannya, ia membentuknya seperti pisau yang sangat tajam. Kemudian darahnya yang sudah sangat tajam itu, ia arahkan ke tangannya untuk melepaskan ikatannya. Setelah terlepas, kini Zora berusaha untuk melepaskan tali pada kakinya itu. Sekarang, Zora hanya perlu menunggu mereka lengah dan Zora akan lari dari tempat ini.

"Buuuuaaaakkk...." "Uughh..." Penglihatan Zora mendadak buram dan seketika Zora kehilangan kesadarannya akibat kepala bagian belakangnya di pukul pakai balok oleh orang yang berada di belakangnya.

Zora tidak tau kalau di belakangnya ada orang lain, pada saat Zora melepaskan ikatan pada kakinya, orang tersebut melihat pergerakan Zora. Karena Zora sedang berbaring, tidak mungkin baginya memukul kepala belakang Zora dengan tangan kosong. Jadilah ia mengambil sebuah balok yang berada di dekatnya, dan mengayunkannya yang kuat tepat pada kepala belakang Zora hingga Zora pingsan dan mengeluarkan darah yang kental.

"Bukan kah sudah ku bilang pada kalian, jari tangan anak ini harus kalian rekat menggunakan isolasi, jangan biarkan jari tangannya terbuka! Lihat, anak ini sudah melepaskan ikatan tangan dan kakinya." Ucap seseorang yang berada di belakang Zora tadi.

"Maafkan kami bos, kami lupa." Ujar salah satu anak buahnya, rupanya orang yang membuat Zora pingsan adalah bos dari orang orang berbadan besar itu.

"Ikat kembali!" Titahnya yang langsung di laksanakan oleh anak buahnya.

Kini Zora kembali terikat, tangannya di ikat di belakang tubuhnya bahkan jari tangannya mengepal dan di rekat menggunakan isolasi, kaki dan mulutnya juga terikat. Bahkan ikatan yang sekarang lebih kuat dari sebelumnya. Dapat di pastikan kalau tak lama lagi tangan Zora akan menimbulkan luka lebam.

"Di mana dia? Kalian melakukan tugas dengan baik kan?" Tiba tiba terdengar suara seseorang yang memasuki gudang yang tak terpakai itu, dan ia datang tidaklah seorang diri.

Bos dari para penculik itu datang menghampiri orang yang baru saja datang. "Kami sudah melakukan sesuai perintah anda bos, tangan, kakinya sudah di ikat, begitu juga dengan jari jari tangannya."

"Kerja bagus." Puji orang tersebut yang di duga dalang dari penculikan Zora. Ia menghampiri Zora yang sedang berbaring dan masih tak sadarkan diri itu. Orang itu menjambak rambut Zora hingga kepalanya mengadah ke atas, kemudian tak lama terdengar suara tamparan yang cukup keras hingga beberapa kali. Setelah puas menampar Zora, ia menjatuhkan kepala Zora begitu saja. Orang tersebut berdiri dan menghampiri bos itu lagi.

"Ini bayaran kalian, karena kalian melakukan tugas yang ku berikan dengan baik, aku menambahkan bayarannya jadi dua kali lipat. Setelah dia sadar, hajar dia hingga babak belur tapi jangan sampai mati. Biarkan dia mati secara perlahan lahan dengan sendirinya. Kalau kalian sudah menghajarnya, tinggalkan dia sendiri di gudang ini dan jangan pernah kalian lepaskan ikatannya, mengerti?!"

"Kami mengerti bos, senang rasanya bisa bekerja sama dengan anda."

Tanpa menjawab apa pun, orang itu beserta rekannya pergi meninggalkan Zora dengan hati yang puas. Bahkan sangat puas.
Sementara bos yang tadi kembali masuk dengan memandangi Zora. "Cantik, tapi sayang laki laki. Andai saja dia wanita, aku pasti akan memberikan kenikmatan sebelum ia merasakan penderitaan."

Hari sudah malam, di istana bahkan sudah waktunya untuk makan malam. Semua orang sudah berkumpul di sana namun belum ada satu pun yang memulai acara makan malamnya.
"Maaf yang mulia, kami sudah mencari ke setiap sudut istana namun tidak menemukan pangeran Zora." Ujar seorang pelayan.

Setelah itu datang seorang prajurit yang sedang bertugas menjaga gerbang utama istana. "Yang mulia maaf mengganggu, saya hanya ingin menyampaikan kalau sejak sore tadi pangeran Zora belum pulang dari sekolahnya."

"Panggil Yuzu dan Arthur ke sini sekarang juga!" Titah Farel yang segera di lakukan oleh prajurit. Tidak butuh waktu lama, Yuzu dan Arthur segera datang menghadap Farel dan yang lainnya.

"Ada apa raja Farel?" Tanya Yuzu.

"Yuzu, pergilah ke rumah Aoi dan teman lainnya itu. Tanyakan pada mereka soal Zora. Dan Arthur, panggil Suichi untuk datang ke sini sekarang juga."

"Baik raja Farel." Jawab serempak Yuzu dan Arthur dan mereka segera pergi menjalankan tugasnya.




Sementara di gudang yang tak terpakai itu, Zora sudah mulai sadar. Ia membuka kedua matanya dengan sedikit berat, karena kepalanya masih terasa sangat sakit.
"Kau sudah bangun?" Tanya bos tersebut yang sedang duduk di bangku yang berada di hadapan Zora.
"Heemmm.... Mmmmppp...." Zora seperti sedang berbicara, namun karena mulutnya tersumpal oleh kain yang mengikatnya, jadilah Zora tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Aku tau kau ingin bicara, dan aku bahkan ingin mendengar suara dari seorang laki laki yang cantik. Apakah suaranya lembut seperti wanita, atau tidak? Namun sayangnya hal itu tidak bisa ku lakukan, bos yang membayar kami meminta untuk tidak pernah sekali pun melepaskan ikatan mulutmu dan juga tangan. Karena orang itu membayar ku dua kali lipat, aku harus menuruti semua keinginannya bukan? Agar pelanggan ku tidak kecewa. Baiklah, karena kau sudah sadar, lebih baik kita harus menuju ke tujuan awal kita." Bos itu menjetikkan jarinya, lalu anak buahnya datang mendekati Zora dengan menyeringai.

Dan..... "Buuugh buaaaakkk... Plaaaak buaaaghh buuugh...." ....suara pukulan dan tendangan terdengar beriringan dengan suara tawa mereka dan rintihan Zora yang tak dapat keluar sepenuhnya.
Bos mereka tersenyum senang melihat hiburan ini, meski pun akan menyenangkan jika Zora tidak terikat dan mencoba melakukan perlawanan. Selain itu dapat mendengar suaranya ketika merintih kesakitan, itu pasti akan menjadi hal yang sangat luar biasa.

Setelah di hajar habis habisan seperti itu, kini tubuh Zora sudah tak berdaya. Para anak buah itu menghentikan kegiatannya di saat bos nya memerintahkannya untuk berhenti. "Sudah cukup, dia sudah hampir mati. Ayo pergi, saatnya berpesta."

"Pestaa...."

"Minuman dan wanita hahaha...."

Setelah itu mereka pun pergi meninggalkan Zora yang sudah babak belur, bahkan Zora sudah tak memiliki tenaga apa pun. Untuk sekedar bernafas saja terasa sulit bagi Zora. Saat ini ia hanya bisa memilih untuk memejamkan matanya.



Di istana....

"Ada apa paman memanggil ku?" Tanya Suichi yang baru saja datang dan menemui Farel segera.

"Apa tadi Zora masuk sekolah?" Tanya balik Farel.

"Iya paman, aku bahkan sempat melihatnya di jam istirahat makan siang. Ada apa memangnya?"

"Sampai sekarang anak itu belum juga pulang ke rumah."

"Apa mungkin dia tersesat lagi? Zora kan buta arah."

"Tapi dia tidak pernah terlambat seperti ini. Hari ini sudah terlalu malam, dia pasti memanggil Shiro atau pun Kou untuk mengantarnya pulang."

"Maaf raja Farel saya mengganggu waktunya." Seru Yuzu yang baru saja datang.

"Bagaimana Yuzu?" Tanya Farel.

"Semua teman temannya Zora tidak ada yang tau di mana Zora berada, tadi mereka berpisah saat pulang sekolah. Dan Aoi bilang dialah yang terakhir bersamanya, dan sudah melihat Zora berjalan ke arah istana." Ujar Yuzu menjelaskan.

"Kerahkan prajurit untuk mencari Zora sampai dapat!"

"Siap laksanakan."

"Aku juga akan mencari Zora, maaf paman karena tidak bisa sepenuhnya menjaga Zora sesuai permintaan paman."

"Tidak perlu merasa bersalah, kau di masukkan ke sekolah sebagai guru, sudah seharusnya kau melakukan tugas mu sebagai guru. Kau hanya perlu mengawasinya saat berada di sekolah dan melaporkannya ke pada ku. Pergilah dan cari Zora, paman mengandalkan mu."

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang