Chap 01

822 63 10
                                    

Kazuma Zora, merupakan seorang anak laki laki yang special karena dapat melihat makhluk yang di sebut Yokai (hantu) sejak ia lahir. Dengan warna rambutnya yang coklat dan matanya yang berwarna emas serta nampak seperti mata kucing, kulitnya yang sangat putih bagaikan salju namun tubuhnya begitu kurus dengan tinggi 170 cm di usianya yang 16 tahun.

Zora selalu berpindah pindah tempat tinggal di sanak saudaranya. Karena mereka slalu tidak tahan saat merawatnya. Itu di karenakan Zora yang dapat melihat yokai, sementara orang lain tidak dapat melihatnya. Sehingga Zora di anggap aneh bahkan gila. Zora sudah tidak memiliki orang tua, ayahnya meninggal ketika ia masih di dalam kandungan. Sementara ibunya meninggal ketika ia berusia dua tahun. Karena hal itu Zora jadi seorang yang pendiam, dia slalu menatap orang yang di lihatnya dengan pandangan yang tajam. Untuk memastikan apakah mereka manusia atau yokai yang sedang menyamar jadi manusia.

Di bumi ini memiliki banyak kerajaan, meski pun masih satu negara tetapi masing masing daerah memiliki raja yang berbeda beda. Di dunia ini, yokai merupakan suatu dongeng oleh masyarakat, sehingga tidak ada yang percaya dengan ucapan Zora yang mengatakan bahwa ia mampu melihatnya, mendengar suaranya, bahkan menyentuhnya. Zora slalu di ganggu oleh para yokai, karena sangat langka rakyat biasa dapat melihatnya dan ia memiliki aroma yang sangat lezat bagi para yokai dan ayakashi. Ketika Zora masuk ke sekolah menengah atas, ia memilih untuk tinggal di rumah peninggalan orang tuanya. Ia merasa hidup sendiri lebih baik, dan dia tinggal bersama dengan para yokai yang sudah menjadi teman baginya.

"Zora-sama... Zora-sama... Ayo kita pergi ke hulu sungai, disana ada yokai yang bernama Hanae. Dia slalu berkelana dan bernyanyi di setiap hulu sungai yang ia temui. Kali ini mereka sedang datang ke desa kita, ayo Zora-sama kita kesana. Jangan sia siakan kesempatan ini."

Seorang yokai yang bernama Nana datang ke rumah Zora dan membangunkannya agar Zora ikut dengannya. Nana merupakan yokai yang berbentuk gadis kecil, rambutnya panjang dan wajahnya sangat imut. Serta yukata yang ia kenakan sangatlah indah, membuatnya terlihat sangat imut.

Di kerajaan ini, meski pun sudah maju. Kendaraan yang di kenakan hanyalah kereta kuda serta sepeda. Sementara untuk pakaian, kita sudah menggunakan pakaian modern.

"Nana ini sudah larut malam, besok aku harus pergi sekolah. Biarkan aku tidur, aku sudah lelah sekali." Seru Zora.

"Tidak! Zora-sama harus pergi!"

Karena merasa terusik dengan Nana, Zora pun pergi menuju hulu sungai. Sesampainya disana sudah banyak yokai yang bersembunyi dan menonton Hanae yang sedang bernyanyi. Zora sangat takjub mendengarnya, suaranya terdengar begitu murni dan lembut. Ia berhenti bernyanyi ketika fajar akan tiba, dan semua yokai pun pulang termasuk Zora.

Sesampainya dirumah, Zora tidak dapat tidur lagi karena harus pergi ke sekolah. Sejak ia kembali ke daerah tempat tinggal orang tuanya, sejak saat itu Zora merasa lebih baik untuk menjalani kehidupannya.
Mungkin karena ia tinggal seorang diri, sehingga tidak ada yang akan mengatakan dirinya aneh, atau pun sakit jiwa. Ia bebas melakukan apa pun, berkata dengan para yokai sesuka hatinya.

Selain itu, semenjak kepindahannya, ia bertemu dengan banyak yokai yang baik dan membuat Zora berteman dengan mereka. Sepulang sekolah Zora slalu datang ke hutan untuk bermain main dengan mereka hingga matahari terbenam. Zora tidak memiliki teman dimana pun ia tinggal, karena setiap kali dia pindah, isu tentangnya yang aneh atau pun sakit jiwa slalu ikut serta bersamanya.

Selain itu, saat pertama masuk sekolah. Zora bertemu dengan yokai yang jahat. Ketika mata mereka saling bertemu, yokai tersebut tersenyum dengan jahat lalu berkata...

"Kau melihatku? Aroma mu sangat lezat, aku ingin memakanmu." Zora berlari menghindari yokai tersebut, berkeliling sekolah membuat para murid disana terheran heran.

"Ada apa dengan anak itu?"

"Kenapa dia berlari di koridor?"

"Tidak ada yang mengejarnya kenapa dia terus berlari?"

Berbagai macam omongan yang di katakan para murid disana sehingga Zora di anggap aneh, lalu keesokan harinya... Isu tentang Zora saat berada di rumah sanak saudaranya segera menyebar.
Zora sama sekali tidak perduli dengan hal itu, yang terpenting didaerah ini banyak yokai yang berteman dengannya.

Yokai dengan kemampuan yang tinggi mau pun lemah, semua yokai disini sangat baik dan entah kenapa mereka sangat patuh dengan Zora sejak pertama kali mereka berjumpa.

"Zora-sama, tolong saya..." Ucap yokai yang wajahnya berbentuk anjing serta seluruh tubuhnya berbulu, namun ia berjalan dengan dua kaki layaknya manusia.

"Siapa kau? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya." Tanya Zora.

"Saya Okuri Inu, nama saya Inusaki. Saya sedang berkelana dalam mencari obat, dan saya dengar saat sampai di desa ini kalau Zora-sama mampu menyembuhkan berbagai penyakit yokai. Jadi saya ingin meminta tolong kepada Zora-sama, tolong berikan obat itu ke pada saya. Karena saya sangat membutuhkan obat tersebut untuk kakak saya yang sedang sakit."

"Dimana kakakmu? Antar aku kesana dan akan ku obati kakakmu itu."

"Tapi saya tinggal di desa sebelah, apa Zora-sama tidak bisa memberikannya begitu saja kepada saya?"

"Maaf bukannya tidak mau, tapi itu tidak akan bekerja jika tidak langsung ku berikan. Jadi antarkan aku kesana, dan akan ku obati kakakmu itu."

Inusaki menggendong Zora dan membawanya pergi, ia berlari dengan sangat cepatnya hingga membuat Zora sedikit pusing.

"Inusaki tidak bisakah kita berjalan saja? Biarkan aku jalan sendiri, bagaimana jika ada yang melihatku terbang sendiri? Itu akan terlihat aneh kan." Ucap Zora.

"Zora-sama tidak perlu khawatir, selama Zora-sama dalam genggaman saya, maka tidak akan ada seorang pun yang dapat melihat Zora-sama selain yokai." Tutur Inusaki menjelaskan.

Sesampainya di hutan desa sebelah, Zora melihat kakaknya sedang berbaring lemah dengan nafas yang tersengal sengal, tubuh yang kedinginan namun keringat yang terus mengalir. Segera Zora menggigit jari tangannya hingga berdarah, dan meneteskan darah tersebut ke dalam mulut sang kakak. Lalu si kakak bereaksi dengan darah Zora, ia meronta ronta kesakitan. Inusaki nampak panik dan ketakutan.

"Ada apa dengan kakak saya? Zora-sama apa yang sebenarnya terjadi? Anda tidak berniat untuk membunuhnya bukan?" Tanya panik Inusaki.

"Tenang saja, itu hanya efek samping dari menerima darahku. Tidak lama lagi kakakmu akan sembuh." Setelah Zora berkata demikian, sang kakak terbangun dengan keadaan yang sudah sehat.

"Kak bagaimana keadaanmu? Apa kau sudah baik?" Tanya Inusaki pada kakaknya.

"Ah, ya... Aku merasa sangat baik, dan tubuhku terasa sangat segar. Apa yang kau berikan padaku?" Tanya balik sang kakak.

"Itu, Zora-sama yang mengobatimu kak."

"Syukurlah kalau anda sudah sehat sekarang, sebenarnya aku baru pertama melihat yokai sakit yang seperti ini."

"Terima kasih banyak Zora-sama. Padahal anda manusia tapi anda sangat baik kepada yokai seperti kami. Sebenarnya saat saya sedang pergi mencari makan beberapa hari yang lalu, saya tidak sengaja bertemu dengan seorang pengusir yokai. Orang tersebut bermaksud memusnahkan saya, dan saya lari begitu saja ketika pelayannya ingin menangkap saya. Sempat terjadi pertarungan di antara kita, dan saya terluka karena hal itu hingga membuat saya sakit seperti ini."

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang