Chap 104

89 13 0
                                    

Farel sedang mengintrogasi para preman yang sudah menculik Zora, menanyakan di mana Zora sekarang berada, apa alasannya melakukan hal ini, dan siapa yang telah membayarnya. Pada awalnya mereka bungkam, biar bagaimana pun mereka tidak mau mengecewakan mereka yang sudah membayarnya. Tapi Farel mengancam, jika mereka masih bungkam seperti ini, maka mereka akan di hukum mati karena telah melakukan penculikan seorang pangeran, apa lagi jika sampai Zora terluka seujung kuku.

"Ayah, Suichi sudah menemukan Zora. Sekarang sedang di bawa ke pusat kesehatan, keadaannya sangat kacau, banyak luka di tubuhnya dan juga kepalanya." Seru Giovani yang menghampiri Farel di ruang tahanan istana.

Mendengar hal itu Farel sangatlah emosi, ia ingin segera menangkap dalang dari semua ini. "Cepat katakan siapa yang membayar kalian! Atau kalian semua ingin mati!?"

Di pusat kesehatan, Zora segera di tangani oleh para dokter. Suichi di sana menunggunya dengan sangat cemas. Ia kembali teringat ketika ia mencoba mendobrak pintu sebuah gudang yang sudah tak lagi terpakai, betapa terkejutnya Suichi hingga sekujur tubuhnya terasa lemas ketika mendapati Zora yang berbaring tak sadarkan diri dengan penuh luka lebam. Bahkan di sekitarnya terdapat darah yang mulai mengering. Tangan dan kakinya di ikat dengan sangat kuat, mulutnya di tutup dengan kain. Begitu Suichi hendak melepaskan ikatan di tangannya Zora, ia juga terkejut ketika mendapati jari jari tangan Zora di isolasi.

Suichi berpikir, orang yang melakukan kejahatan ini merupakan orang yang selalu berada di sekitar Zora. Orang itu pasti tau bagaimana cara Zora mengeluarkan kekuatannya, itu sebabnya semua jari Zora di isolasi. Kalau begitu Zora tidak bisa mengeluarkan kekuatannya kan. Selain itu, orang yang di bayar untuk melakukan penculikan ini adalah orang biasa. Itu artinya orang itu sudah tau betul tentang Zora. Dan menurut Suichi, Zora bukanlah orang yang mudah mengatakan hal seperti itu ke pada orang lain. Aoi yang sudah dekat dengannya saja, Suichi tebak untuk hal ini dia tidak akan tau.

"Pasti saat paman Kazuma datang ke sekolah, ada seseorang yang mencoba mencari tau tentang Zora. Dan orang itu pastilah pelakunya." Gumam Suichi sambil menunggu dokter usai mengobati Zora.

Beberapa waktu kemudian di sekolahan....
Kelas yang sedang melakukan kegiatan belajar merasa terganggu dengan suara pintu yang terbuka cukup kuat. Semua murid berserta guru yang mengajar mengalihkan atensi mereka ke sumber suara. Betapa terkejutnya mereka ketika yang mereka lihat adalah Farel dan juga Giovani bersama beberapa prajurit, serta kepala sekolah yang mengikutinya di belakang.

"Di sini siapa yang bernama Juana, Sasa, dan juga Tania?!" Tanya Farel dengan nada tingginya. Semua orang menjadi takut terlebih lagi melihat wajah sang raja dan pangeran yang sangat marah.

Ke tiga anak yang di panggil namanya segera berdiri dari tempat duduknya dan berkata "Saya." dengan sangat pelan. Jujur saja, tubuh mereka bergetar karena tidak tahan menahan rasa ketakutan. Mereka berpikir, hal apa yang sudah mereka lakukan hingga mereka di datangi langsung oleh raja dalam keadaan marahnya. Mereka ingat betul bahwa selama ini mereka tidak melakukan pelanggaran hukum apa pun.
Farel datang menghampiri dan memberikannya sebuah tamparan yang cukup kuat ke tiap pipi mereka, membuat mereka meringis kesakitan dan semua orang di kelas sangat terkejut dengan apa yang baru saja mereka lihat.

"Mohon ampun yang mulia raja, tapi bisa katakan kepada kami kesalahan apa yang kami perbuat hingga mendapatkan sebuah tamparan ini?" Tanya Juana.

"Itu hanya sebuah balasan karena kau berani dan selalu merundung keluarga kerajaan yang hanya diam selama ini. Dan tindakan mu kali ini sudah melewati batas!!! Kalian bertiga hampir membunuhnya! Pusat kesehatan sedang menanganinya, jika sampai cucu ku tidak dapat di selamatkan, kalian bertiga akan ku hukum mati! Prajurit, bawa mereka! Dan kepala sekolah, hubungi orang tua mereka untuk datang ke istana sekarang juga!" Titah Farel lalu ia meninggalkan kelas bersama dengan yang lainnya.

Sementara semua orang masih di buat bingung, apa yang sudah di lakukan Juana dan teman temannya? Siapa yang mereka lukai? Dan cucu? Siapa cucu raja Farel? Bukan kah pangeran Giovani belum memiliki anak? Menikah saja belum kan? Semua orang ribut membicarakan hal ini, hingga seorang siswa berkata.
"Aku dengar dari ayah ku, beberapa bulan yang lalu ada anak yang di undang oleh yang mulia Kano, ternyata anak itu cucu dari tuan putri Rachel."

"Aku juga dengar hal itu, apa mungkin anak itu yang di maksudkan raja Farel tadi?"

"Tapi, bukan kah anak itu kembali pulang ke kerajaan tetangga karena dia tinggal di sana, dan tidak mau tinggal di sini? Apa mungkin dia sudah pindah ke sini?"

"Kalau pun sudah pindah, kerajaan pasti akan membuat pesta penyambutannya kan? Jadi kita akan tau seperti apa pangeran kita yang baru saja di temui itu."

"Teman teman, apa mungkin cucu dari tuan putri Rachel itu adalah Zora? Kalian dengarkan apa yang di katakan oleh raja Farel tadi, kalau selama ini Juana selalu merundungnya? Dan orang yang slalu di rundung Juana kan Zora?"

"Aku rasa juga seperti itu. Ayah ku bilang kalau anak itu merupakan keturunan yokai, jadi yang mulia Kano tidak mau menerimanya. Dan Zora juga keturunan yokai kan? Ini tidak mungkin kebetulan, dan sudah pasti Zora lah orangnya."

"Aoi, apa itu benar? Kalian teman dekat kan sejak masuk sekolah?" Kali ini sang guru yang bertanya, karena ia cukup penasaran juga dengan kejadian ini dan mendengarkan apa yang di katakan oleh para muridnya. Terlebih lagi ia juga merasa takut, karena ia termasuk orang yang tidak menyukai Zora dan slalu memberikan hukuman kepadanya.

"Vero, kau juga mulai dekat dengannya kan? Apa kau sudah tau hal itu, makanya kau mendekati Zora?!" Tanya teman sekelasnya itu.

"Aku bukan orang picik seperti itu! Aku memang ada masalah dengannya sebelum itu, tapi kami sudah menyelesaikan masalah kita."

"Aoi, jadi benar atau tidak kalau Zora itu seorang pangeran?" Tanya murid yang sebelumnya bertanya ke Vero.

Aoi terlihat tidak ingin menjawab, mengingat Zora yang menginginkan hal seperti ini. Namun ia kembali berpikir, Zora sejak sepulang sekolah kemarin menghilang, dan baru saja Farel berserta Giovani datang ke sekolah menyeret Juana dan teman temannya, mengatakan bahwa keadaan Zora sangat tidak baik.
'Mungkin jika aku mengatakan yang sebenarnya, keselamatan Zora untuk ke depannya akan terjamin. Maafkan aku Zora jika aku mengingkari janji kita ini, semua ini demi keselamatan mu bukan? Agar tidak ada Juana lainnya yang mengancam nyawamu.'

"Aoi!" Panggilnya karena Aoi hanya diam saja tanpa menjawab. Setelah mendengar namanya di panggil, Aoi yang sejak tadi menunduk, kini mengangkat kepalanya dan menatap mata teman kelasnya itu dengan sangat serius.

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang