Semua murid sudah berusaha keras melakukan yang terbaik, meski pun ada yang lama melakukannya, tapi tidak ada satu pun yang gagal. Semuanya tersenyum senang karena mereka telah berhasil melakukan kontrak pertama mereka dengan yokai pilihannya sendiri. Juana dengan kecantikannya menyombongkan diri karena berhasil menundukkan yokai yang kuat. Sedangkan Vero, ia tidak menyombongkannya seperti Juana, namun ia jadi sedikit angkuh ketika para murid perempuan serta beberapa guru menyanjungnya. Karena yokai yang ia dapatkan lebih kuat dari Juana, jadi bisa di katakan yang terkuat adalah Vero.
"Disini bapak lihat hanya Zora yang tidak melakukan tugas yang bapak berikan, kenapa? Apa ada yang menyulitkan mu?" Tanya guru tersebut dengan pandangan merendah. Sebenarnya, ada beberapa guru yang tidak menyukai Zora di masukkan di kelas bangsawan. Mereka melihat surat pindah dari sekolahan di kerajaan Quart sebelumnya, disitu menyatakan bahwa Zora hanyalah seorang rakyat biasa, jadi beberapa dari mereka menginginkan Zora di masukkan ke kelas para rakyat. Meski pun nilai nilai Zora sangat tinggi menyamai Vero, tapi bagi mereka itu hanyalah nilai para rakyat bukan bangsawan. Namun mereka bisa apa, jika kepala sekolah sudah menentukan dan mengatakan bahwa ini permintaan dari sang raja Farel.
"Aku tidak mengalami kesulitan apa pun, hanya saja aku merasa tidak perlu melakukan itu karena aku sudah memiliki yokai yang setia dengan ku." Ucap Zora santai. 'Yaa meski pun yokai itu pengikut kakek sih.' Lanjut Zora di dalam hati.
Sang guru tidak percaya dengan perkatan Zora, sebelumnya ia saja melepaskan yokai di saat sedang belajar untuk menyegelnya. Di kelas, ia juga sering tidur atau tidak memperhatikan, jadi tidak mungkin jika Zora memiliki yokai sebagai pelayannya, terlebih lagi ia tidak melakukan kontrak. Memangnya siapa yang akan percaya ucapan tanpa bukti.
"Jika begitu, maka buktikan lah." Tantang sang guru dengan remeh, bahkan Juana juga ikut tersenyum meremehkan.
"Kou!" Panggil Zora dan Kou segera datang di hadapannya dengan membungkukkan badan memberikan hormat kepada Zora seraya bertanya. "Ada apa Zora-sama?"
"Tidak ada hal penting, aku memanggil mu hanya untuk membuktikan kepada guru ku bahwa aku sudah memiliki pengikut tanpa harus melakukan kontrak kepada yokai." Zora memandang sang guru dengan tersenyum. "Bagaimana pak? Ini sudah cukup membuktikan bukan? Atau perlu aku memanggil satu yokai lagi?" Lanjut Zora bertanya membuat si guru berdecak kesal, karena bayangannya untuk merendahkan Zora dan membuatnya malu gagal.
"Baiklah semuanya... Karena tidak ada satu pun murid disini yang gagal, maka kita akan melanjutkan tugas kalian. Tugas selanjutnya adalah kalian harus bisa menyegel yokai atau ayakashi di hutan ini dengan bekerja sama dengan yokai pelayan kalian. Dan disini lah kalian akan sering mendapatkan rintangan karena yokai yang baru saja menjadi pelayan, belum tentu sepenuhnya akan tunduk kepada kalian. Maka dari itu, sebagai pemilik, kalian harus bisa tegas terhadap pelayan kalian, mengerti?!" Seru guru lain.
"Mengerti pak!" Jawab serentak para murid. Mereka pun berkumpul dengan kelompoknya masing masing dan bergegas untuk pergi.
"Jangan lupa, batas waktunya sebelum makan malam!" Seru Suichi.
"Ayo Zora, lebih baik kita juga harus pergi." Ucap Aoi kepada Zora, dan keduanya berjalan dengan santai memasuki kembali hutan tersebut.
Beberapa menit berlalu, Aoi dan Zora belum juga menemukan yokai untuk di segelnya. Mereka istirahat sejenak dan Aoi bercakap cakap kepada yokai pelayannya.
"Nama mu Hana kan?" Tanya Aoi."Benar Aoi-sama." Jawab yokai itu yang bernama Hana, yokai tersebut memiliki kekuatan spiritual yang cukup tinggi namun terlihat lemah. Apa lagi ia berbentuk seperti seorang gadis yang seumuran dengan Aoi dan Zora, dengan rambut pendek sepundak. Ia terlihat sangat feminim sekali, dan Hana rupanya sangat mengenal Zora ketika ia sedang pergi ke hutan hutan yang ada.
"Jadi, bagaimana kau bisa mengenal Zora? Sedangkan dia saja belum lama pindah kesini."
Hana teringat masa lalunya, pada waktu itu Hana mendengar tentang Zora yang memiliki darah yang mampu memberikan kekuatan. Karena penasaran, Hana pun mencoba mencari tau keberadaan Zora. Dan saat itu mereka bertemu, dimana Hana terperangkap dengan perangkap yang para bangsawan sebarkan. Lalu Zora menolongnya dan mengobati luka Hana dengan setetes darah miliknya.
"Jadi seperti itulah ceritanya." Seru Hana dengan senyuman."Jadi diam diam anda masih suka memberikan darah anda Zora-sama, harus berapa kali saya peringkatkan..."
"Aaah Kou, itu hanya masa lalu, masa lalu.. Sudah tidak layak untuk di ulas lagi, ok." Zora memotong pembicarannya Kou, ia tidak ingin Kou jadi bawel.
"Kenapa darah Zora bisa mengobati luka mu?" Tanya Aoi yang belum mengetahui soal ini.
"Tentu saja itu karena kekuatan dari Kazuma-sama." Jawab Kou dengan penuh kebanggaan.
"Kenapa kau yang bangga Kou." Gumam Zora tak suka.
"Jadi benar kalau Zora-sama itu keturuan Kazuma-sama? Pantas saja Zora-sama bisa menyembuhkan luka dengan darah." Ucap Hana.
"Jadi kakek Kazuma itu sangat hebat ya, Hana sepulang dari pelatihan ini ceritakan pada ku apa yang kau tau." Pinta Aoi yang penasaran.
"Baik Aoi-sama."
"Lantas, kenapa kalian bisa bertemu lagi dan anak ingusan ini bisa menjadi pelayannya teman Zora-sama?" Tanya Kou yang kini penasaran.
"Oh tadi itu kebetulan aku melihat Zora-sama sedang berjalan dengan Aoi-sama dan aku segera menghampiri untuk sekedar menyapa. Lalu Zora-sama menanyakan pada ku apa aku mau jadi pelayan Aoi-sama? Setelah berkenalan sepintas dan aku mengetahui tentang keluarga Aoi-sama, aku jadi tertarik dan setuju untuk jadi pelayannya. Seperti itulah ceritanya." Tutur Hana menjelaskan.
"Tidak ada maksud untuk mendapatkan darah Zora-sama lagi kan?" Kou mengamati Hana untuk memastikan.
"Mana mungkin aku seperti itu! Sudah cukup bagi ku dulu Zora-sama memberikannya setetes untuk menyembuhkan luka ku, dan itu juga sudah meningkatkan kekuatan ku. Aku bukan yokai yang tamak seperti mereka yang berada di hutan ini, aku sudah menjadi pengikut setia Zora-sama sejak saat itu, meski pun sekarang aku menjadi pelayan Aoi-sama, aku tidak akan mengkhianati Zora-sama!" Tegas Hana menatap kedua mata Kou dengan keseriusan.
"Baiklah aku percaya pada mu. Tapi jika kedepannya aku menemukan kau berkhianat, maka aku akan melenyapkan mu pada saat itu juga."
"Tenang saja itu tidak akan terjadi."
"Apa kalian sudah selesai? Kalau sudah ayo kita melanjutkan mencari yokai atau ayakashi agar bisa Aoi segel." Ucap Zora.
"Uh? Aku? Kau tidak?" Tanya Aoi.
"Tentu saja tidak! Mana mungkin kan aku menyegel kaum ku sendiri."
"Oh maaf aku lupa hehe..."
"Jadi kau bertugas menyegel dan aku bertugas menjaga mu."
"Baiklah pangeran Zora, apa pun sesuai perintah anda akan saya lakukan." Aoi pun menaruh tangan kanannya tepat pada dada lalu sedikit membungkukkan badan sebagai rasa hormatnya, terlebih lagi telah di berikan tugas secara langsung.
"Hei hentikan itu, menyebalkan." Gerutu Zora dan ia berjalan terlebih dahulu dengan wajah yang memerah.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasyCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...