Chap 83

76 13 3
                                    

Zora dan Aoi yang mendengar teriakkan Hana secara reflek menghadap ke belakang. Betapa terkejutnya mereka ketika Hana telah tersungkur di tanah dan ada yokai jahat yang sedang terbang ke arahnya dengan membawa sebuah palu. Aoi menarik tangan Zora dan membawanya untuk berlari, tenda perkemahan mereka sudah ada di depan mata. Kedua guru itu melihat hal tersebut dan segera merapalkan mantra untuk menyerang yokai jahat tersebut. Namun sayangnya, sebelum rapalan itu usai, yokai tersebut berhasil menjatuhkan Zora hingga genggaman tangan Aoi terlepas.

Semua guru dan murid melihat kejadian itu, Suichi nampak terkejut dan ingin segera menolong Zora. Ia melupakan fakta bahwa Zora itu kuat dan mewarisi kekuatan darah dari kakeknya, yang ia ingat adalah Zora merupakan anak kecil yang slalu menjadi incaran yokai.

"Sakit bodoh!" Keluh Zora yang berteriak. Zora berusaha merubah posisinya saat ini yang sedang telungkup agar bisa menghajar yokai yang sudah membuatnya sakit. Hana datang menyerang yokai tersebut, dan karena hal itu Zora berhasil merubah posisinya meski ia masih berada dalam cengkramannya.

"AKU BILANG SAKIT!!!"

"Bugh...."

Zora meninju wajah yokai jahat itu hingga ia terpental, lalu ia berdiri dan melihat telapak tangannya yang berdarah. "Argh sial...!" Yokai itu mengendus bau darah Zora dan bergumam. "Berikan darah mu!"

"Zora, kau tidak apa?" Aoi melihat tangan Zora yang berdarah lalu kembali melanjutkan perkataannya. "Tangan mu terluka! Ayo cepat kita ke tenda dan tutupi luka mu, biar tidak ada yang mencium bau darah mu."

Zora yang tadi memandang yokai itu kini mengabaikannya dan mendengarkan apa yang di katakan oleh Aoi. Keduanya kini telah kembali ke tenda tanpa Zora di seret lagi oleh Aoi. Semua orang tertegun melihat Zora kecuali Suichi, bagaimana bisa ia memukul yokai itu dengan tangan kosong? Bahkan membuat yokai tersebut terpental?

Zora kini sudah berada di tangan Suichi, dua guru yang berada di depan segera menyerang yokai jahat tersebut. Aoi mengatakan pada Suichi bahwa tangan Zora terluka, lalu Suichi segera mengobati luka tersebut. Tak butuh waktu lama, yokai itu pun musnah. Keadaan sudah menjadi tenang, dan para murid di perintahkan untuk segera tidur dan tidak perlu mencemaskan keadaan buruk yang tadi terjadi.

Pagi pun menjelang...
Semua murid sudah melakukan sarapan pagi dan mengerjakan tugasnya masing masing. Kini tiba waktunya pengambilan nilai lainnya, yokai yang sudah berhasil mereka segel di dalam kendi, kini mereka harus mengeluarkannya dan memusnahkannya. Jika kejadian seperti semalam terulang kembali, mereka sudah bisa melakukannya sendiri.

Tugas tersebut di mulai dari mereka yang tidak memiliki kelompok, dan di lakukan dengan jumlah lima murid sekaligus. Satu murid akan di awasi oleh satu guru. Setelah itu di lanjutkan dengan kelompok yang berisikan dua lalu tiga, empat dan terakhir lima. Dan pada saat ini sudah tiba giliran kelompok yang berisikan dua orang, lebih tepatnya bagian akhir dimana salah satu kelompok merupakan kelompok Zora bersama Aoi.

"Kalian berkelompok kan?" Tanya sang guru yang di jawab anggukan oleh Zora. "Kenapa kalian hanya mendapatkan satu? Apa kalian tidak melihat teman teman kalian saja bisa mendapatkan lebih dari itu, apa kau beranggapan bahwa kelas ini tidak penting? Seperti sebelumnya kau membiarkan yokai pergi begitu saja." Lanjut sang guru yang kesal.

"Kita tidak beranggapan seperti itu bu, kita sudah berusaha namun hanya menemukan satu saja." Ujar Aoi sedangkan Zora nampak acuh.

"Nilai kalian akan di bagi dua, dan kalian tidak akan mendapatkan nilai sempurna, mengerti?!" Aoi dan Zora menjawab dengan serempak. "Mengerti bu."
"Jadi, siapa yang sudah menangkap yokai di dalam kendi ini?" Tanya bu guru tersebut.

"Zo..."
"Aoi." Jawab Zora memotong ucapan Aoi yang hendak mengatakan bahwa Zora lah yang menangkapnya.

"Kalau begitu tugas memusnahkannya akan di lakukan oleh Zora, agar tugas kelompok ini adil di lakukan semua anggota."

Aoi menatap Zora yang nampak kaget, Aoi tau bahwa Zora tidak mungkin memusnahkan yokai atau ayakashi terkecuali mereka telah berubah jahat. "Apa tidak bisa aku lagi yang melakukannya bu?" Tanya Aoi.

"Kalau kau melakukan seorang diri lebih baik tidak usah membuat kelompok." Ketus si guru yang hanya memandang Zora dengan merendah.

"Tak apa Aoi, aku bisa melakukannya. Lagi pula yokai yang kita dapatkan sudah terpenuhi dengan dendam, dan dia tidak akan bisa kembali lagi." Bisik Zora meyakinkan Aoi.

"Kau yakin?"

"Tentu saja!" Zora tersenyum kepada Aoi, membuat Aoi mulai merasa yakin dengan perkataan Zora.

"Baiklah, persiapan sudah selesai. MULAI!"

Para murid segera memulai kegiatannya, mereka bekerja sama antar tim. Sementara Zora yang menjadi pusat perhatian semua orang, dengan santainya membuka segel pada kendi. Setelah yokai itu keluar, Zora melemparkan kendi tersebut dan berhadapan langsung dengannya. Zora menyeringai setelah melirik sekilas sekitarnya, lalu ia mengulurkan tangan kanannya dan mulai lah Zora mengeluarkan kekuatan darahnya.

Semua orang dibuat terpana akan kekuatan Zora. Darah yang keluar dari jari jari lentik Zora, seakan membeku dan menyerupai pisau lalu terbang menusuk sekujur tubuh yokai tersebut hingga yokai itu musnah.
Para guru yang meremehkan Zora tidak dapat berkata apa apa, mereka semua masih terkesima akan aksi yang di lakukan Zora itu.

"Sudah selesai, aku izin ke belakang sebentar." Zora segera berlari menjauh dari tempat pelatihan itu. Sekiranya sudah tak ada orang, Zora memuntahkan semua isi yang ada di perutnya, meski pun yang keluar hanyalah air. Wajah Zora pun mendadak menjadi pucat.

"Kau tak apa?" Tanya seseorang dari belakang Zora, yang di tanya segera membalikkan tubuhnya.

"Kak Suichi... Aku tak apa."

"Kau itu tidak dapat berbohong, jelas jelas wajah mu pucat seperti itu. Apa kau merasa tak enak badan karena memusnahkan yokai tadi?" Zora menganggukan kepalanya. "Kenapa memaksakan diri kalau tak bisa? Kalau kau tak melakukannya, nanti aku yang akan turun tangan menyelesaikannya ke guru tadi. Kau tak lupa kan kalau kau itu slalu suka membawa masalah."

"Aku kira yokai tadi sudah berubah jadi jahat karena sudah di segel, seperti yokai yang lepas tadi malam. Jadi ku kira aku bisa melakukan itu, tapi rupanya yokai tadi belum berubah menjadi jahat. Saat mata kita bertemu, dia nampak sedih dan ketakutan." Zora menundukkan kepalanya, tiba tiba ia kembali merasa mual dan Zora kembali muntah lagi.

Suichi memijat pelan pundak Zora agar ia bisa merasa lebih baik. Namun tak lama kemudian Zora jatuh tak sadarkan diri. Suichi yang panik segera mengangkat tubuh kecil Zora dan membawanya kembali ke tenda penginapan. Zora di baringkan disana ditemani Aoi yang segera menyusul ketika melihat Suichi yang sedang menggendong Zora.

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang