Setelah semua urusan usai, Zora, Suichi, Kazuma, Shiro, Kou, dan juga Yana, mereka semua memutuskan untuk segera kembali ke rumah. Shiro berubah bentuk dalam ukuran besarnya, sehingga mereka semua kecuali Kou dapat menaikinya dan terbang menuju rumah. Kou dapat terbang, jadi dia tidak butuh dengan tumpangan Shiro.
Belum lama ia sampai rumah, Yuzu datang bersamaan dengan Tsukasa. Mereka merasa senang karena Zora telah kembali pulang tanpa luka sedikit pun.
"Saya senang anda telah kembali pulang Zora-sama. Dan sesuai titah dari Farel-sama, jika anda sudah di temukan anda harus ikut saya untuk tinggal di kerajaan Glavador, tidak ada penolakan." Ujar Yuzu.
Zora mengambil kertas dan pena lalu ia menulis.
"Katakan pada kakek kalau aku akan kesana setelah kenaikan kelas ku! Hanya tinggal beberapa bulan lagi, aku tidak mau pindah di waktu yang tanggung seperti ini!""Maaf Zora-sama tidak ada penolakan, Farel-sama sangat mencemaskan anda. Lebih baik anda tinggal disana karena akan lebih aman, dan banyak orang yang akan melindungi anda. Apa lagi ini sudah kedua kalinya anda di culik."
"Kalau ku ingat ingat ini sudah ke tiga kalinya aku di culik, dan kalau aku pindah kesana belum tentu aku akan aman."
'Toh salah satu yang menculik ku berada di sana.' Monolog Zora di dalam hatinya setelah menunjukkan kertas tersebut."Tiga kata mu? Kau ini bodoh atau memang suka di culik sih? Bagaimana bisa orang di culik hingga tiga kali dan kau masih saja tidak bisa menjaga diri mu sendiri." Seru Suichi dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Zora.
"Maaf menyela, aku hanya penasaran saja kenapa sejak tadi Zora hanya membalas dengan menulis. Apa Zora bisu?" Tanya Kazuma penasaran.
"Tidak Kazuma-sama. Zora-sama dapat berbicara, hanya saja waktu ia di culik ia di paksa meminum sesuatu oleh penculiknya sehingga ia tidak bisa bicara lagi. Sudah beberapa dokter dan tabib yang merawatnya, namun mereka tidak bisa mengobatinya. Dan mereka bilang, hanya tanaman yang berada di hutan terlarang itu lah yang bisa menyembuhkan suara Zora kembali. Namun sayangnya tidak ada satu orang pun yang berani untuk menuju hutan itu." Tutur Kou menjelaskan.
"Oh... Tapi seharusnya kau sudah bisa bicara kan Zora? Karena air gunung yang di jaga dan di kelola oleh para tengu memiliki khasiat yang jauh lebih bagus dari tanaman yang berada di hutan terlarang itu. Bahkan itu dapat melepaskan segel dari berbagai macam ritual terlarang, apa lagi aku menambahkan darah ku disana.
Darah ku dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, namun jika darah ku telah tercampur oleh racun, maka darah ku tidak dapat menyembuhkan penyakit apa pun, bahkan untuk diri ku sendiri. Jadi selama darah itu dalam keadaan baik, aku bisa menyembuhkan luka ku sendiri. Dan aku sangat yakin bahwa darah ku dalam keadaan baik. Jadi, kenapa kau berpura pura kalau kau tidak dapat bicara?" Seru Kazuma.
Zora hanya memalingkan wajah, lalu ia menulis kembali pada kertasnya.
"Aku lelah, aku ingin tidur." Lalu Zora pergi menuju kamarnya."Apa itu benar Kazuma-sama?" Tanya Kou memastikan.
"Seharusnya itu benar, tapi entahlah." Kazuma menjawab dengan sikap acuhnya.
"Tolong jangan bersikap seperti itu Kazuma-sama, terlebih lagi Zora-sama adalah cucu anda." Kali ini Shiro yang ambil suara.
"Cucu? Jadi Kazuma ini kakeknya Zora yang di katakan sudah tiada? Tapi bagaimana bisa?" Tanya Suichi penasaran karena ia baru tau.
Dan Kou yang menjelaskan kepada Suichi dan juga Yuzu, mereka kini tau semuanya. Kemudian giliran Yuzu yang bercerita setelah Kazuma bertanya, kenapa Zora harus kembali ke Glavador? Bukan kah Kano sangat tidak menyukai hubungannya bersama dengan putri bungsunya? Kazuma hanya mengangguk anggukan kepala tanda mengerti, lalu ia pun meminta tolong kepada Yuzu untuk tidak menceritakan kehadirannya kembali kepada Kano, dan hanya cukup ceritakan pada Farel. Kazuma merasa cukup percaya dengan Farel, apa lagi sejak dulu Rachel selalu membanggakan kakaknya itu.
Lalu setelahnya Yuzu kembali ke kerajaan Glavador untuk menyampaikan kabar ini kepada Farel. Dan Suichi juga ikut pamit undur diri. Kazuma kini memilih memasuki kamar Zora, ia ingin lebih tau soal cucunya tersebut.
Saat Kazuma memasuki kamar Zora, ia melihat Zora tengah duduk memandangi lukisan lukisan yang berada disana."Sedang memandangi orang tua mu? Atau nenek mu?" Tanya Kazuma yang ikut duduk di samping Zora.
"Semuanya." Zora menjawab dengan menulis di kertas.
"Disini hanya ada aku, tidak usah berpura pura tidak dapat berbicara lagi. Air gunung yang di jaga tengu dengan di campur sedikit darah ku, itu bisa mengobati segala macam penyakit yang mustahil di sembuhkan oleh para manusia. Dan mungkin kau bisa katakan pada ku alasan kenapa kau masih berpura pura seperti ini."
Zora diam untuk sejenak, lalu ia berkata setelah menghela nafas.
"Sebelum ini aku di culik dan di buat tidak dapat bicara, aku tau siapa pelakunya tapi aku tidak bisa katakan pada orang lain.""Kenapa tidak bisa?"
"Karena pelakunya adalah seorang yang di hormati banyak orang, bisa jadi orang lain tidak akan percaya, walau orang orang sudah ada yang tau tentang sikap buruknya itu, aku hanya takut jika aku mencemari nama baiknya karena orang tersebut sudah berprilaku buruk terhadap keluarga ku."
"Mungkin kah orang itu Kano? Raja dari kerajaan Glavador yang merupakan kakek buyut mu?"
"Ba-bagaimana bisa kakek tau?"
"Karena aku adalah kakek mu." Hening, tidak ada suara dari keduanya untuk beberapa saat. "Yaaah, rupanya waktu berlalu dengan cepatnya. Tidak ku sangka kini aku di panggil kakek, rasanya baru kemarin aku menikah dengan Rachel."
"Kakek, aku ingin mendengar cerita tentang mu selama ini." Pinta Zora dengan memandangi Kazuma penuh harap.
"Baiklah, kakek akan bercerita..." Kazuma pun mulai bercerita tentang dirinya di masa lalu yang melawan bangsawan karena dirinya di serang, pada awalnya ia hidup dengan damai, namun bangsawan itu mengetahui tentang Kazuma yang merupakan seorang yokai. Pertarungan terjadi cukup lama, dan dengan curangnya bangsawan itu akhirnya berhasil menyegel dirinya hingga beberapa hari yang lalu.
"Lalu soal ayah ku, mereka bilang kalau ayah tidak memiliki kekuatan spiritual dan terlahir seperti rakyat biasa pada umumnya. Berarti sejak dulu, ayah tidak dapat melihat kakek dong? Apa kakek tidak merasa sedih dengan hal itu?"
"Kata siapa Akihito tidak bisa melihat kakek? Akihito bisa melihat kakek setiap harinya, karena kakek menyamar menjadi manusia. Jika kakek dalam bentuk yokai, anak itu hanya bisa melihat ku ketika malam bulan purnama penuh. Dan kakek dengar, kehidupan mu selama ini begitu menyedihkan. Apa kau baik baik saja?"
"Aku baik baik saja setelah aku tinggal di rumah ini, dan aku tidak ingin bertemu dengan mereka semua."
"Lupakan masa lalu yang suram itu, sekarang lebih baik kita jalani masa yang akan datang bersama sama. Jika kau tetap ingin pindah ke Glavador meski kakek sudah ada di sisimu, maka kakek juga akan pindah dan tinggal bersama dengan mu. Karena tinggal kamu satu satunya harta terindah yang kakek punya."
"Un." Zora pun memeluk Kazuma dengan eratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasyCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...