Chap 61

105 15 2
                                    

Suasana makan malam menjadi hening, semua mata menuju pada Zora yang sedang merutuki kebodohannya. Zora berniat untuk tidak bicara hingga ia pindah ke Glavador, lalu ia akan mengejutkan Kano bahwa ia sudah dapat berbicara lagi. Tapi Zora mengacaukan itu semua, emosi yang meluap dan tak tertahankan membuatnya lupa dengan tujuannya.

'Dasar kakek sialan.' Umpat Zora memandang Kazuma seakan ingin membunuh. Namun yang di pandang memalingkan wajahnya dan bersiul siul seakan tak memiliki kesalahan.
Mengabaikan apa yang sedang terjadi, Zora kembali melanjutkan makan malamnya tanpa ada niatan menjelaskan apa yang terjadi dan berpura pura tak dapat berbicara kembali.

Namun sayang, semua itu tidak dapat berjalan sesuai dengan kehendaknya. Ia terus di pandang meski Zora bersusah payah untuk menyuap sedikit demi sedikit makanan tersebut. Zora pun merasa jengah dengan tatapan mata seperti itu. Ia kembali tak merasakan kenikmatan saat makan. Akhirnya Zora menaruh sumpit di atas meja dengan kasar.

"Apa? Jangan terus memandang ku seperti itu! Jika ada yang ingin kalian katakan, maka katakan! Membuat ku hilang selera makan saja." Cicit Zora.

"Kau sudah bisa bicara? Apa karena hari ini kau merasa kekesalan berkali kali, jadinya kau bisa bicara?" Tanya Suichi.

"Eh? Kekesalan berkali kali?" Tsukasa nampak bingung, sedangkan Kazuma nampak tertarik dengan apa yang di katakan oleh Suichi, membuat atensi Kazuma beralih pada Suichi.

"Tadi saat di kerajaan dia bertemu dengan Geb, dia wanita yang sangat cantik. Saat Zora bertanya tanya padanya, Geb mengatakan kalau dia sudah bertunangan. Lalu tak lama kemudian, kak Leorgio datang dan mengatakan dengan jelas kalau mereka akan menikah satu bulan lagi. Itu pasti membuatnya patah hati kan dan juga kesal. Lalu saat makan malam, paman Kazuma terus saja bergelayutan dan bermanja manja kepada Zora, hal itu membuat emosinya cepat naik dan 'duaar' akhirnya Zora bisa bicara lagi."

"Jika Geb akan menikah itu berarti usianya sudah dua puluh tahun kan, ternyata tipe cewek Zora itu yang jauh lebih tua darinya ya." Ledek Tsukasa.

"Tidak!!! Aku menentang Zora untuk menyukai siapa pun di usianya saat ini!" Seru Kazuma.

"Kenapa paman? Zora sudah akan tujuh belas tahun kan, apa salahnya? Paman sendiri bahkan menikah dengan bibi Rachel saat usianya masih sangat muda." Cicit Suichi.

"Itu dan ini berbeda! Zora masih bayi dan tidak boleh menyukai siapa pun! Tunggu hingga berpuluh puluh tahun lagi kalau kau ingin menyukai seseorang."

"Begini ya... Aku ini manusia bukan yokai seperti mu kek. Aku sudah remaja dan hendak dewasa, bukan bayi seperti yang kau katakan." Zora menjeda ucapannya dan nemandang Suichi. "Dan soal wanita itu, tolong jangan salah paham. Memang bibi Geb itu cantik, tapi aku tak menyukainya. Aku berniat ingin menjodohkannya dengan paman Tsukasa. Tapi berhubung dia calon istri paman Leo jadinya lupakan saja soal itu."

Setelah Zora bicara, Kazuma dan Tsukasa berbicara di waktu yang bersamaan. Kazuma dengan nadanya yang sedikit tinggi dan Tsukasa dengan nadanya yang rendah.

"Kau itu memiliki darah yokai, dan aku sangat yakin kalau darah yokai mu lebih kuat dari manusia. Kau akan berumur panjang sama seperti ku!"

"Kenapa kau ingin menjodohkan ku? Kesannya aku seperti tak akan laku saja."

"Apa salahnya kan? Kalau paman tak suka tak apa. Toh bibi Geb akan menjadi milik orang lain." Ujar Zora.

"Hei bocah, kau mendengar ucapan ku kan? Jangan abaikan kakek mu ini!" Kazuma masih kesal karena di abaikan oleh Zora.

"Lain kali jangan lakukan itu lagi Zora, aku bisa mencari pasangan hidup ku sendiri."

"Zora!!! Zora!!! Zora!!!"
Ucap Tsukasa dan Kazuma bersamaan kembali. Kazuma kini tengah merajuk dan berseru memanggil nama cucu kesayangannya tersebut meski tak di indahkan sama sekali.

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang