Chap 75

83 17 3
                                    

Acara penyambutan ajaran tahun baru di selenggarakan, anggota kerajaan yang akan mengisi penyambutan di sekolah tersebut, kali ini yang datang adalah Kano dan juga Giovani. Zora sempat terkejut melihat mereka berdua, ia tidak tau dan tidak pernah di beritaukan bahwa akan ada penyambutan dari kerajaan. Di dalam hati, Zora berharap smoga mereka tidak menyinggung tentang dirinya. Aah atau lebih tepatnya lagi Giovani tidak menyinggung tentangnya, karena Kano jelas tidak akan pernah menyinggung tentang dirinya kan.

Zora hanya menundukkan kepalanya, ia tidak ingin terlihat oleh Giovani. Aoi yang berada di sampingnya, tentu menyadari apa yang di lakukan oleh Zora. Namun ada sepasang mata dari belakang Zora, yang menatap Zora tak suka.
Akhirnya, acara penyambutan berakhir sesuai keinginan Zora. Tidak ada yang tau tentang dirinya yang merupakan seorang pangeran. Berteman hanya dengan Aoi tidak masalah bagi Zora, justru itu sangat menyenangkan.

Setelah acara penyambutan, semua siswa kembali ke kelasnya masing masing. Zora beruntung karena ia satu kelas dan satu bangku dengan Aoi, jadi dia tidak akan merasa kesepian di kelas ini. Tak lama setelah para siswa masuk ke kelas, seorang guru pria tampan memasuki kelas tersebut. Dan betapa kesalnya Zora ketika melihat siapa guru yang datang itu.

"Semuanya harap tenang dan duduk di bangku kalian masing masing." Ujar sang guru tersebut, namun para siswi masih saja berbisik bisik membicarakan ketampanan guru tersebut.

"Apa pak guru, guru baru disini? Kami baru ini melihat pak guru." Saut salah seorang siswi.

Guru tersebut hanya tersenyum menanggapi ucapan siswi tersebut. "Kalian semua tenanglah, dan kita akan memulai acara perkenalan diri." Mendengar hal itu, kini para siswi di kelas Zora mulai diam dengan senyuman yang tak sabar.

"Baiklah, karena kalian semua sudah bisa tenang, maka acara perkenalan diri siap di mulai. Pertama saya yang akan melakukannya. Nama saya Tanuma Suichi, usia saya akan memasuki 25 tahun. Saya guru baru disini yang akan menjadi wali kelas kalian semua, dan saya merupakan seorang bangsawan dari kerajaan Quart. Saya berada disini, atas permintaan pribadi raja Farel. Jika kalian bertanya alasannya apa, maka saya hanya akan menjawab, kalau itu rahasia. Baiklah perkenalan diri saya cukup sampai disisni, selanjutnya kita akan mulai dari siswa yang duduk di depan dekat jendela."

Satu persatu para murid memperkenalkan dirinya, bahkan mereka juga menyebutkan hobi mereka masing masing. Kini tiba sudah giliran Zora setelah Aoi.

"Aku siswa pindahan disini, nama ku Kazuma Zora, aku tidak memiliki hobi yang khusus, dan hal yang ku suka adalah kedamaian dalam hidup ku. Hal yang tidak ku suka adalah, segala hal yang mengganggu kedamaian hidup ku." Ujar Zora yang memperkenalkan dirinya dengan berdiri, lalu saat ia kembali duduk ada seorang siswa yang bertanya kepada Zora.

"Di kerajaan ini tidak ada bangsawan yang memiliki nama keluarga Kazuma. Apa kau benar benar seorang bangsawan?" Celetuk siswa tersebut, membuat siswa lainnya ikut penasaran.

"Aku bukan bangsawan." Jawab singkat Zora, dan itu hal yang benar bukan? Zora memang bukan dari keluarga bangsawan, melainkan dari keluarga kerajaan.

"Kau bukan bangsawan tapi masuk kelas para bangsawan, apa kau ingin mempermalukan diri mu sendiri?" Ledeknya kembali membuat yang lainnya tertawa.

"Kalau tidak salah nama mu tadi adalah Zueduth Vero, benar?" Zora menjeda ucapannya sembari menatap Vero dengan enggan. "Hal yang tidak ku sukai adalah segala hal yang mengganggu kedamaian hidup ku, dan saat ini, kau merupakan hal yang tidak ku sukai." Lanjut Zora dan ia kembali duduk, membuat Vero kesal dan ingin mengerjainya.

"Kau tidak seharusnya melakukan itu. Vero memiliki nilai sempurna, bahkan spiritualnya juga tinggi. Dalam pelajaran praktek, dia juga sangat bagus bahkan slalu mendapatkan sanjungan dari seluruh guru bahkan ketua yayasan." Bisik Aoi.

"Aku tidak perduli."

Acara perkenalan diri sudah selesai, jadwal pelajaran sudah di bagikan. Kini waktunya para siswa dan siswi kembali pulang ke rumah masing masing, dan besok mereka sudah melakukan kegiatan belajar full hingga sore hari.

Di dalam istana, Zora yang baru saja berganti pakaian, sedang berjalan menghampiri pamannya yang tengah asik berbincang dengan Suichi.
"Kenapa kak Suichi berada disini? Menjadi wali kelas ku pula." Ketus Zora.
"Ayah yang memintanya, kata ayah Suichi di tugaskan disana untuk mengawasi mu." Ujar Giovani.

"Aku tidak perlu di awasi."

"Kau perlu! Ingat, kau sekarang ini merupakan pangeran, dan sudah ada yang mengenali mu. Kau tidak mau di kawal prajurit, jadi setidaknya biarkan Suichi yang akan menjaga mu saat berada di sekolah. Bagaimana jika ada yang berniat jahat pada mu karena tidak menyukai mu yang memiliki darah yokai?" Giovani mencoba menjelaskan keadaannya Zora saat ini, dan ia berusaha agar Zora dapat menerimanya kali ini.

"Seperti kakek buyut maksud paman?" Sindir telak Zora ketika Kano sedang berjalan melewati mereka.

"Apa maksud mu bicara seperti itu? Kenapa kau membawa bawa nama ku di dalam pembicaraan tak penting kalian ini?!" Bentah Kano kepada Zora yang sedang tersenyum senang.

"Tidak ada maksud apa pun kok kakek buyut, aku hanya membicarakan kenyataan. Karena memang benar kalau kakek buyut sudah dua kali merencanakan untuk menyingkirkan ku."

"Zora hentikan ucapan mu! Kakek saat ini sedang berusaha untuk merubah sikap nya pada mu dan menerima mu sebagai keturunannya." Ucap Giovani menengahkan keributan kecil Zora dan Kano.

"Jika bukan karena cucu ku, aku tidak sudi melakukan itu." Bantah Kano.

"Aku pun tidak perduli." Saut Zora dengan smirknya yang membuat Kano semakin kesal, lalu ia meninggalkan tempat tersebut agar ia tidak memusnahkan Zora dalam sekali serang, bisa bisa Giovani akan membencinya seumur hidup. Tentu Kano tidak ingin hal itu terjadi.

Setelah Kano pergi, Zora juga ikut pergi menuju halaman belakang istana. "Ngomong ngomong Giovani, apa maksud Zora tadi kalau kakek sudah dua kali berusaha menyingkirkannya?" Tanya Suichi penasaran.

"Jadi, kasus pertama yang kakek lakukan adalah penculikan Zora yang membuat Zora tidak bisa bicara. Lalu kasus keduanya, malam setelah Zora pindah kesini, kakek mencekiknya. Beruntung ayah datang ke kamar Zora, sehingga Zora dapat hidup sampai saat ini. Jika tidak, paman Kazuma bisa murka dan membuat perang antar manusia dan yokai untuk ke dua kalinya. Jika itu terjadi, kemungkinan besar yokai lah yang akan menang. Mengingat kekuatan paman Kazuma hampir setingkat dengan para dewa, kita yang manusia tidak akan pernah bisa untuk menang."

"Jadi kakek pelakunya? Pantas saja kita tidak pernah bisa mendapatkan jejak apa pun untuk kasus itu, kakek melakukan itu dengan sangat baik. Dan untuk soal perang, aku sungguh tidak bisa membayangkannya."

"Kita semua takut jika di luar sana ada bangsawan yang memiliki pemikiran yang sama seperti kakek dan berusaha untuk menyingkirkan Zora. Apa lagi Zora tidak pernah mau di kawal, maka dari itu kau berada disini untuk menjaga Zora saat berada di sekolah."

"Serahkan itu pada ku, aku pasti akan berusaha semampu ku untuk menjaganya." Tegas Suichi.

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang