Hari ini kelas Zora mendapatkan tugas dari salah satu pelajarannya, dan tugas itu merupakan tugas kelompok yang berisikan tiga orang. Vero pun bergegas menghampiri Zora dan juga Aoi untuk membuat kelompok, dengan mengabaikan tiga teman dekatnya yang sedang memanggil namanya.
"Apa tidak masalah?" Tanya Zora sambil menunjuk ke belakang Vero, rupanya ketiga teman Vero itu membuntutinya."Mau apa kalian? Aku akan bergabung dengan Zora dan juga Aoi." Jelas Vero.
"Jangan begitulah, dari dulu kita kan selalu bersama sama. Kalau kau tidak satu kelompok dengan kami, nanti yang mengajari kami siapa?" Ujar salah seorang temannya Vero.
"Kalau begitu kalian semua harus membelah diri dengan bergabung anak lainnya, jadi nanti akan ada yang mengajari kalian. Lagi pula ini kelompok tiga orang, kalau aku gabung dengan kalian, kita jadinya berempat dong."
"Salah satu dari kita akan keluar dan mencari kelompok lainnya, kita akan lakukan suit."
"Meski pun begitu aku tetap tidak mau, sejak dulu kita selalu satu kelompok, kali ini aku ingin satu kelompok dengan Zora." Tegas Vero.
Zora tersenyum setelah mendapatkan ide. "Bagaimana kalau salah satu dari kita bertukar? Aku akan masuk di kelompok kalian, dan salah seorang dari kalian akan masuk ke kelompok Vero. Adil bukan?" Seru Zora.
"Tidak bisa seperti itu, aku ingin belajar bersama dengan mu juga." Ucap Vero tak terima.
"Ya udah, bagaimana jika kita belajar bersama saja sepulang sekolah nanti. Bagaimana kalau belajar di rumah Vero? Aku ingin tau di mana rumah mu."
"Rumah ku?" Vero nampak memikirkannya sejenak, pasalnya, ketiga temannya ini kalau datang ke rumahnya slalu minta makan yang banyak. Meski pun ibunya Vero senang karena masakannya di sukai oleh teman anaknya, tapi Vero yang sangat tidak senang karena mereka membuat ibunya lelah memasak. Apa lagi kalau di dadak seperti ini, sang ibu pasti akan panik dan akan ceroboh saat masak.
"Dari pada di rumah Vero, bagaimana kalau di rumah mu saja Zora? Di sekolah ini, mungkin hanya Aoi saja yang tau di mana rumah mu, kita kan juga ingin tau." Ucap salah seorang temannya Vero.
'Kerja bagus.' Batin Vero bangga dan tersenyum senang melihat temannya. Tentu saja si temannya itu tau keinginan Vero yang belum kesampaian ini.
"Ok, sepulang sekolah nanti mari kita belajar bersama di rumah ku. Tapi sebelum itu, apa kalian tidak masalah dengan ku dan juga Aoi? Karena kan sebelumnya kalian sama seperti Juana." Tanya Zora.
"Yaaah maaf soal itu... Kita tidak ada niat jahat kok."
"Iya benar, kita hanya mengikuti Vero."
"Vero kesal dengan sikap mu yang mengacuhkan pidato raja, dan ingin memberi mu pelajaran agar tidak mengulanginya lagi."
"Jadi, kita bertiga hanya ikut menemani Vero. Dan secara pribadi untuk sekarang, kita juga tertarik dengan mu yang setengah yokai."
"Aku dan ketiga teman ku ini, sangat mengagumi pangeran Eru. Kita sendiri juga ingin bisa hidup berdampingan bersama dengan yokai, mengetahui kenyataan kalau kau setengah yokai, membuat kita semua ingin berteman dengan mu dan ingin mewujudkan impian pangeran Eru yang belum bisa terwujud hingga sekarang." Jelas Vero.
"Jadi Zora, bisakah kau memaafkan kami bertiga juga seperti hal nya Vero? Dan mengizinkan kita berteman?"
"Tentu saja! Teman Vero teman ku juga. Aku hanya ingin berteman dengan yang benar benar tulus, jika ada yang ketahuan oleh ku kalau kalian berkhianat, aku akan membalas kalian lebih kejam." Ujar Zora dengan tersenyum manis.
"Kami tidak akan berkhianat." Ucap kompak ketiga teman baru Zora.
Disaat mereka berenam bersendau gurau, banyak pasang mata yang menatapnya dengan pandangan yang berbeda beda. Dan para murid di dalam kelas itu berbisik bisik membicarakannya dengan teman mereka.
"Padahal mereka sebelumnya bermusuhan, bagaimana bisa sekarang mereka menjadi akrab?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasiCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...