Beberapa hari tlah berlalu, sekolah Zora mengadakan camping di hutan besar milik kerajaan, dimana letaknya ada di desa sebelah.
Karena tidak memiliki seorang pun teman, Zora berakhir seorang diri untuk membangun tenda untuknya tidur malam nanti.
Meski para guru sudah menyuruh murid murid lain untuk tidak bersikap seperti itu, namun tidak ada seorang pun yang mendengarkannya.
Mereka semua tetap mengabaikan keberadaan Zora dan membiarkannya seorang diri tanpa kawan.Para guru hanya bisa menghela nafas melihat sikap para murid, sementara Zora hanya tersenyum kepada para guru dan mengatakan, "Tidak apa, saya bisa sendiri."
Meski di mata orang orang Zora membangun tendanya seorang diri, tapi pada kenyataannya beberapa yokai membantu dalam membangunnya hingga tenda milik Zora selesai lebih dahulu di bandingkan murid lainnya.
Beberapa saat kemudian, di bagilah tugas untuk para siswa. Dan Zora mendapatkan tugas dengan siswa lainnya untuk mencari ranting pohon.
Tentu saja dan sudah bisa di tebak, siswa lainnya meninggalkan Zora seorang diri.
Dalam langkah kakinya, Zora menatap kanan dan kiri isi hutan tersebut. Tentu saja banyak yokai berada disana yang sedang bersembunyi untuk melihat Zora.
Bahkan ada yang berbisik bisik, "Jadi anak itu yang bernama Zora-sama?"
"Tidak ku sangka Zora-sama akan mengunjungi hutan ini."
"Itu Zora-sama, beliau sangat tampan sekali."
"Itu tuan kita, Zora-sama. Kita harus membantunya ketika Zora-sama membutuhkan bantuan kita."
Dan banyak hal lainnya yang mereka bisikan yang tentu saja terdengar oleh Zora.
Zora hanya tersenyum menanggapi itu semua dan tetap berfokus untuk mencari ranting ranting pohon.
Ia tidak mau melibatkan yokai dalam tugasnya ini, tapi siapa yang sangka, beberapa yokai kecil menghampirinya dengan membawa ranting pohon penuh di kedua tangannya.
"Zora-sama ini silahkan di ambil." Seru salah satu yokai tersebut dengan menaruh ranting bawaannya di hadapan Zora.
"Apa anda masih membutuhkan lebih banyak lagi Zora-sama?" Tanya yokai lainnya yang ikut serta dalam membantu.
"Hmm... Tidak perlu, ku rasa ini cukup. Ini sudah sangat banyak, terima kasih semuanya." Ujar Zora dengan tersenyum.
Dalam langkah kakinya, Zora melihat ada sebuah rawa dan seorang anak laki laki yang sedang keluar dari rawa tersebut, anak itu memiliki rambut yang berwarna hijau sama seperti air rawa itu.
Zora berhenti sejenak untuk melihat rawa dan anak laki laki itu, ia tersenyum sesaat dan kembali melangkahkan kakinya.
"Aku tidak tau kalau di hutan ini memiliki rawa." Gumam Zora.
Saat malam hari, semua murid berkumpul mengelilingi api unggun dan para guru memberi arahan.
Dan tiba waktu luang untuk para murid setelah makan malam.
Zora yang tidak memiliki teman, memutuskan untuk datang ke rawa yang tadi ia lihat.
"Seingat ku tadi disini rawanya." Ucap Zora ketika ia tidak menemukan rawanya.
Sesaat Zora mendengar suara air dan ia berlari ke arah air tersebut.
Sesampainya pada sumber suara itu, Zora mengatur nafasnya dan melihat rawa yang sebelumnya ia lihat.
"Seingat ku, tadi aku tidak melewati jalan ini. Apa aku salah mengingat ya?" Gumam Zora.
"Siapa kau?" Tanya seorang anak laki laki yang berambut hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood (Ended)
FantasyCerita ini terinspirasi dari anime "Natsume Yuujinchou" dan juga "Mushishi.". Sebuah kerajaan yang sudah modern, dimana bagi kalangan rakyat biasa yokai merupakan dongeng belaka. Namun, bagi para bangsawan dan kerajaan yokai merupakan hal nyata. Tug...