Chap 63

103 17 2
                                    

Setelah kenyang memakan daging, kini Zora tengah mengantar kedua anak tersebut untuk pulang ke rumahnya dengan membawa beberapa kantong belanjaan yang berisikan makanan untuk sang ibu dan bahan masakan agar si kakak memasak makanan untuk ibu dan adiknya.

'Kalau aku punya kakak, pasti senang sekali punya kakak yang sangat perduli dan bertanggung jawab seperti anak ini. Oh ya, kita belum berkenalan. Siapa nama mereka.' Batin Zora.

"Kita sudah sampai kak, ini rumah kami." Ujar si adik yang merupakan gadis yang sangat cantik.

"Oh."
'Rumahnya cukup besar juga.'

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah, dan mereka segera menemui si ibu dari kedua anak tersebut.

"Kami pulang bu, maaf sudah membuat ibu menunggu lama. Ayo bu makan dulu. Tadi kita ketemu..." Si kakak menjeda ucapannya dan melirik ke arah Zora.

"Nama ku Zora." Ujar Zora yang mengerti dengan apa yang di maksud oleh si kakak itu.

"Kak Zora ini membelikan kita makanan yang banyak, tadi kita sudah makan di kedainya dan ini bagian untuk ibu, makan dulu ya bu." Ucap si kakak.

"Terima kasih banyak nak karena sudah sangat baik kepada kami. Tapi tak apa kamu belum pulang ke rumah? Ini sudah melewati jam malam untuk anak di bawah umur kan." Ujar si ibu dengan suaranya yang sangat lemah.

"Kak Zora masih di bawah umur?" Tanya si adik.

"Ku kira kau sudah dewasa karna berkeliaran di malam hari, orang dewasa yang memiliki wajah awet muda." Sambung si kakak.

"Aku baru enam belas tahun. Dan bibi tidak perlu mencemaskan ku, aku sudah tidak punya orang tua. Aku hanya tinggal bersama kakek dan seorang kenalan. Bibi tidak perlu mencemaskan ku, mereka juga sedang pergi jadi tidak akan ada yang mencari ku."

"Tapi bagaimana kamu pulang nanti? Jika sampai prajurit kerajaan menemui mu, itu akan jadi masalah kan." Nampaknya si ibu masih sangat mengkhawatirkan Zora.

"Bibi tenang saja. Bibi sedang sakit kan? Lebih baik bibi makan sekarang dan jangan banyak pikiran." Zora mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku akan siapkan sebentar bu."

"Lily akan bantu kak Xeno untuk merapikan belanjaan."

Kakak beradik itu pun pergi menuju dapur, sementara Zora duduk pada bangku di sebelah ranjang si ibu tersebut.

'Jadi nama si kakak Xeno dan si adik Lily.' Batin Zora memandangi keduanya hingga hilang di balik tembok.

"Dimana suami bibi?" Tanya Zora berpura pura seakan tak tau menau.

"Dia pergi meninggalkan kami karena aku sakit sakitan sudah setengah tahun lamanya. Dan dia tidak mampu lagi untuk membayar biaya pengobatan ke tabib." Zora memerhatikan tubuh si ibu, nampaknya ini hanyalah sakit biasa yang mampu di sembuhkan oleh para tabib dan bukan karena mushi.

"Bu, duduklah, ayo makan dulu." Ujar Xeno.

"Ku rasa aku harus pulang." Zora beranjak dari bangkunya.

"Tidak menginap saja kak? Kau bisa tidur bersama ku." Seru Xeno.

"Besok aku harus sekolah, jadi lebih baik aku pulang saja karena aku tidak membawa seragam bahkan tas. Bi, aku pulang dulu ya. Xeno, Lily, besok aku akan datang lagi kesini."

"Bawakan kami makanan yang enak lagi ya kak." Seru Lily dengan wajah polosnya yang sangat cantik.

"Lily, itu tidak sopan! Kak Zora sudah membelikan kita makan dan bahan masakan." Komplain Xeno pada adiknya.

The Blood (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang