TEMPAT KECIL DI TENGAH KOTA

202 25 0
                                    

Happy reading all 💐

Riana kini sudah tidak terlalu memperdulikan masalahnya, seolah dia sudah terbiasa dengan semua ini.
Dia bahkan masih bisa bergumam sendiri saat keluar dari ruangan itu sambil sesekali tersenyum lega.

Dia merasa lega karena dia tetap bisa melanjutkan sekolahnya yang hanya tinggal menghitung bulan saja sebelum kelulusan, dan yang terpentingnya lagi dia masih bisa bermain musik dan mengejar mimpinya.

Tanpa Riana sadari seorang pria menatap dirinya dari kejauhan. Pria itu terlihat heran sendiri bagaimana mungkin gadis itu bisa terlihat setenang itu setelah bertemu dengan seorang Regha.

" Apakah otak gadis itu bermasalah," gumam asisten Sam sebelum masuk kedalam ruangan Regha.

Didalam ruangan itu, Asisten Sam juga sangat terkejut karena untuk pertama kalinya dia melihat tuan mudanya tersenyum begitu lebar.

Apakah ada yang salah, kenapa tuan muda tersenyum sendiri seperti itu. Gumamnya dalam hati.

" Dasar gadis bodoh padahal jelas sekali jika dia sangat ketakutan tadi, tapi dia masih bisa memaksakan senyum yang kikuk itu," gumam Regha kemudian kembali tertawa kecil.

" Tuan muda," menyadarkan Regha dari lamunannya mengenai gadis yang baru saja ia temui.

Wajah Regha kini kembali mengeras dan dingin tanpa ekspresi seperti semula.

" Tuan muda saya sudah mengurus segalanya, saya sudah memastikan jika pernikahan ini tidak akan ada satupun yang mengetahuinya," ucap Sekertaris Sam lagi.

" Baiklah bagus Sam," ucapnya singkat kemudian berjalan keluar dari ruangan itu.

***
Sementara itu Riana berjalan sambil bersenandung kecil mencari angkutan umum untuk membawanya kembali kerumah.

Mobil Regha melewati Riana begitu saja, pria itu bahkan sempat melirik gadis yang masih sibuk menghentakkan kakinya sambil terus tersenyum dan bersenandung kecil.

Tanpa disadari ada sebuah senyuman yang tidak pernah Regha tunjukkan, senyum tulus yang bukan seperti senyumnya yang biasanya dan terkesan sangat kaku itu.

Asisten Sam juga melirik kearah spion dan mendapati lagi-lagi tuannya tersenyum tanpa sebab yang jelas.

***
Riana kini berada disebuah bus sambil memasang earphonenya.

Riana mendengarkan lagu yang dia rekam sendiri, lagu yang biasanya dia nyanyikan saat dia merasa memiliki beban yang sangat berat.

Bukannya kembali kerumahnya, Riana justru pergi kesebuah kafe tempat dia bekerja sampingan.

" Eh Riri kenapa datang kamari bukankah hari ini seharusnya kau tidak bekerja yah," tanya pemilik kafe itu.

" Iya Van tapi aku lagi pengen main musik aja, jadi boleh gak kalau aku pinjam sebentar gitar milik kafe," tanya Riana kepada Efan yang tidak lain adalah temannya itu.

" Yaudah pakai aja, Lo pasti mau kesana lagikan," tanya Evan.

" Iya Van, makasih yah," segera meninggalkan Evan kemudian mengambil sebuah gitar dan membawanya keluar dari kafe.

Riana berjalan menyusuri gang kecil sambil membawa gitarnya.

" Kak Riri," seorang bocah laki-laki berlari kearahnya.

" Hai Tino apa kabar," Tanya Riana tersenyum kepada bocah itu.

" Baik kak, kakak kok lama banget sih baru dateng kesini kitakan kangen pengen dengar musik dari kakak," Ucap Tino semangat sambil mengikuti langkah Riana yang menuju kesebuah tempat kumuh.

Riana mendatangi sebuah pemukiman yang terletak ditengah perkotaan. Tempat itu tersembunyi dibalik gedung-gedung yang menjulang tinggi disekitarnya.

Tempat orang-orang yang kurang beruntung dalam hidupnya. Biasanya Riana akan datang kesana untuk menghibur anak-anak disana, guna menyemangati mereka untuk terus meneruskan kehidupan mereka dan tidak menyerah akan keadaan.

Kini anak-anak dengan pakaian yang lusuh sudah mengerumuni Riana ketika gadis itu mulai melantunkan lagu yang ia ciptakan sendiri.

Anak-anak itu menikmati setiap nada yang dibawakan oleh Riana dengan petikan gitarnya.

" Wah kak Riana hebat, aku pengen deh jadi kak Riana kalau sudah besar nanti," ucap salah satu anak ketika Riana selesai membawakan satu lagu.

" Jadi dirimu sendiri, kau harus bisa menciptakan jati dirimu sendiri tanpa mengikuti orang lain apalagi berngantung kepada orang lain," ucap Riana sambil tersenyum.

" Kak Riana itu yang terbaik, selain cantik kak Riana juga orang yang baik," ucap Tino bersemangat.

Riana hanya tersenyum.

" Apa kalian sudah belajar apakah buku yang kakak bawakan sudah pada dibaca dengan baik," tanya Riana mengalihkan pembicaraan.

" Sudah kak, bukunya sangat seru," ucap mereka hampir bersamaan.

" Baiklah bagus, nanti kalau kakak datang kesini lagi kakak akan membawakan kalian semua hadiah yah,"

Setelah merasa sudah cukup lama berada disana, Riana akhirnya pamit kepada anak-anak itu.

***
Riana kembali kerumahnya, dan begitu dia memasuki rumah itu dua wajah yang terlihat dengan ekspresi penasaran sudah menyambut Riana.

" Bagaimana apa semua berjalan lancar, kau tidak melakukan kesalahan apapun bukan," tanya ibu Riana dengan nada mengintrogasi.

" Aku rasa bisa dibilang berjalan baik, karena aku sudah menandatangani kontrak pernikahan jadi kalian bisa tenang karena rencana kalian berjalan lancar sekarang," ucap Riana dengan nada dingin kemudian segera bergegas kekamarnya.

" Gadis itu semakin lama semakin berani saja," ucap wanita itu lagi dengan tatapan matanya terus mengekor kepada punggung Riana yang kini perlahan menghilang dibalik tembok.

***
Sementara itu Regha sedang asik berpesta disebuah club pribadi miliknya dengan para wanita dan juga rekan bisnisnya.

Sebenarnya dia sangat benci datang ketempat ini namun kesempatan bisnis banyak berasal dari sini.

Seperti biasa Regha hanya duduk sambil menikmati minuman yang ada digelarnya, dia tidak minum alk*h*l tapi hanya segelas jus biasa.

Dengan dua orang gadis yang hanya duduk disampingnya. Mereka tidak berani untuk menyentuh tubuh Regha sedikitpun. Karena konon pria itu sama sekali tidak suka apabila tubuhnya disentuh terutama dengan seorang wanita.

Walaupun dia terkenal suka bergonta-ganti pasangan dan tidur dengan gadis yang berbeda setiap malamnya namun sebenarnya dia tidak pernah menyentuh semua wanita itu. Mereka hanya akan berada didekat Regha untuk melayani pria itu untuk mengambilkan makanan ataupun minuman untuk Regha tidak ada hal lain yang bisa mereka lakukan selain itu.

" Tuan Regha, ini adalah pemilik dari perusahaan anak cabang di bidang kontruksi bangunan," ucap asisten Sam kepada Regha.

Regha sama sekali tidak perduli dengan pria yang ada dihadapannya itu yang kini dengan kikuknya tersenyum kemudian menjulurkan tangannya untuk menjabat tangan Regha.

" Maaf tuan tapi tuan Regha tidak suka disentuh oleh siapapun juga," ucap asisten Sam ketika merasa suasana yang kini berubah menjadi sangat canggung.

" Ahhh baiklah maafkan saya tuan Regha saya tidak mengetahui hal itu," ucap pria yang kini menarik kembali tangannya.

" Tidak usah perdulikan aku, kalian berpesta lah sekarang," ucap Regha dengan nada dinginnya.

malam itu mereka mengadakan pesta hingga dini hari, dengan ditemani dengan wanita-wanita penghibur yang ada disana. Hanya Regha dan asisten pribadinya lah yang terlihat tidak menikmati pesta itu sedikitpun, mereka hanya duduk dimeja bar sambil menikmati minuman digelas mereka yang hanya berupa jus saja.

*
*
*
*
*
*
*
*
*

Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang