LIBURAN PART 3

163 19 0
                                    

Perlahan Riana mulai membuka matanya yang serasa sangat berat itu.

" Ahh kepala ku sangat sakit," memegang kepala nya yang ingin meledak itu.

Riana belum sadar dengan kondisinya sekarang, dimana tubuhnya dan Regha tidak mengenakan sehelai kainpun.

" Apa yang terjadi semalam kepadaku," mulai mengingat potongan demi potongan kejadian semalam.

Ingatan Riana berfokus ketika dia mulai mabuk dan ditarik oleh pria asing semalam. Gadis tiupun baru tersadar jika tubuhnya kini tidak memakai sehelai kainpun. Dengan perlahan Riana mendaratkan tatapannya kepada seorang pria yang tertidur dengan membelakanginya.

Riana memberanikan dirinya untuk membuka perlahan selimut yang menutupi wajah pria itu, kemudian membalikkan tubuhnya secara perlahan.

" Om Regha," ucap Riana terkejut, karena bukannya mendapatkan sosok pria asing yang semalam menariknya paksa justru sosok yang sangat ia kenallah yang tengah terlelap dengan kondisi yang sama sepertinya.

" Omm bangun," mengguncang tubuh Regha kuat.

" Ada apa, kenapa mengamuk sepagi ini," Ucap Regha sambil menutupi wajahnya lagi dengan selimut.

" Om, bangunlah. Apa yang om lakukan semalam kepadaku," melempar bantal ke arah Regha kerana kesal.

" Ohh biarkan aku tidur sebentar saja, aku masih sangat lelah karena mu," memperbaiki posisi tidurnya dengan membelakangi Riana lagi.

Riana yang sudah kelewat kesal itu segera menendang bokong Regha hingga pria itu terjerungkup dilantai dengan selimut yang masih membalut tubuhnya.

" Auhhh... apa kau beralih profesi menjadi ibuku," umpat Regha, karena mengingat sosok ibunya yang sama persis seperti Riana ketika membangunkan dirinya.

" Bangun dan jawab aku apa yang kau lakukan padaku semalam," berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut.

" Memangnya apa yang aku lakukan hah," ucapannya terpotong, Regha seketika menggigit bibir bawahnya mengingat perbuatannya semalam.

" APA," menatap Regha tajam, seakan siap menerkam pria yang kini baru tersadar juga.

" Maafkan aku," ucap Regha menunduk, karena merasa bersalah telah melakukan hal yang seharusnya dia tidak lakukan tanpa izin dari sang pemilik tubuh.

" hiksss... om jahat... hiksss bagaimana nasibku sekarang, aku bahkan belum lulus sekolah dan aku sudah," menangis sesegukan sambil menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

" Maafkan aku," hanya kata maaf saja yang dapat Regha ucapkan sekarang.

" Hiksss," Riana hanya menangis sesegukan didalam selimut yang menutupi tubuh polosnya.

" Jangan menangis lagi, aku berjanji akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu kepadamu," Ucap Regha berusaha menenangkan Riana.

" Om jahat... aku benci padamu, sangat benci hingga aku tidak ingin melihat wajahmu lagi. Aku ingin pulang, bawa aku pulang sekarang," menatap Regha dengan mata dan wajahnya yang sudah basah.

" Baiklah kita akan pulang, tapi kumohon tenangkan dulu dirimu yah," Regha panik sendiri karena melihat Riana tidak henti-hentinya menangis.

" Sekarang pergilah bersihkan tubuhmu itu, aku akan menghubungi asistenku untuk segera mempersiapkan kepulangan kita," Ingin pergi setelah memakai kembali semua pakaiannya yang bertebaran dilantai kamar hotel.

" Tunggu," ucap Riana dengan ragu.

" Ada apa, apa kau butuh sesuatu," tanya Regha lembut.

" Aku tidak bisa berjalan kekamar mandi," bergumam pelan.

" Kenapa, bukankah kamar mandinya hanya tinggal beberapa langkah saja," menata pintu kamar mandi yang hanya berjarak beberapa langkah itu.

Riana menatap kesal kearah Regha yang entah memang tidak tahu atau hanya berpura-pura tidak tahu.

" Kenapa kau memelototi ku seperti itu, bukan berarti aku bersikap baik padamu dan kau seenak jidatmu saja memelototi ku seperti itu yah," ucap Regha ikut kesal ketika mendapati Riana memelototinya.

" Kau itu bodoh atau pura-pura bodoh sih," kecam Riana kesal.

" Wahhh kau semakin berani saja yah nona, kau ingin aku tinggal disini,"

" ITUKU SAKIT BODOH," teriak Riana kesal.

" Apa yang sakit hah, apakah sakitmu itu membuatmu tidak bisa," ucapannya terpotong ketika dia sadar dengan maksud Riana.

" Baiklah kemari aku akan membantumu," menjulurkan tangannya kepada Riana, Regha segera mengalihkan pandangannya kearah lain ketika melihat sesuatu dibalik selimut putih yang membalut tubuh Riana.

" Apa yang kau lihat, awas saja kau berfikiran macam-macam," segera memperbaiki lilitan selimut ditubuhnya yang digendong oleh Regha menuju kekamar mandi.

Setelah meletakkan Riana didalam bak mandi, dengan segera Regha keluar tanpa mebalikkan pandangannya sedikitpun kepada Riana.

Riana kini menunduk sedih, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan sekarang, mengingat aset paling berharganya telah diambil oleh om om yang tidak lain tidak bukan adalah suaminya sendiri, namun tetap saja Riana ingin memberikan kehormatan itu kepada orang yang ia cintai dan tentu saja mencintainya. Bukannya orang yang terlibat kontrak hidup dengannya.

***
Sementara itu disisi lain, Regha kini tengah mengatur nafasnya, fikirannya tengah berlabu kesana kemari mengingat kejadian semalam yang begitu memabukkan baginya.

Berhentilah memikirkan itu Regha, jangan bodoh dia itu adalah senjata untuk menghancurkan musuhmu. Jadi jangan sampai kau terbuai olehnya. Ucap Regha dalam hati.

Dengan langkah tertatih dan dengan perlahan Riana keluar dari ruang ganti dengan pakaian lengkapnya.

Riana tidak memakai riasan sedikitpun diwajahnya namun tidak menghilangkan kecantikan dari gadis itu sedikitpun.

Regha yang baru masuk kedalam kamar itu langsung terkejut ketika mendapati sebuah kejutan manis dihadapannya, bagaimana tidak Riana kini tengah merapikan rambutnya yang tebal bergelombang itu, yang kini dibiarkan tergerai bebas menutupi punggungnya.

" Ada apa kau menatapku seperti itu, apa aku terlihat begitu cantik sekarang," ucap Riana yang menatap Regha dari cermin besar dihadapannya.

Seketika Regha mengalihkan pandangannya itu, terlihat jelas sekali jika wajah pria itu kini memerah menahan malu.

" A... aku sudah menyuruh Sam menyiapkan kepulangan kita. Jadi segera bersiap aku akan menunggu di restoran bawah," berbalik ingin pergi.

" Tunggu," menatap Regha dengan serius.

" ada apa, apa kau masih butuh bantuan," masih berbicara dengan gugup ketika mendapati tatapan Riana yang mengintimidasi tersebut.

" Apa kau melakukan sesuatu," tanya Riana ketika tepat berada dihadapan Regha.

" M...maksudmu," wajahnya semakin merah ketika jarak mereka semakin dekat seperti ini.

" Tolong maafkan saja dia,"
Regha tau betul apa yang sedang dimaksudkan dengan gadis itu. Dia ingin melepaskan begitu saja wanita yang telah membuatnya seperti ini.

" maaf tapi untuk itu, kau tidak perlu ikut campur,"

" Ini tentang dirikukan, bagaimanapun dia hanyalah seorang wanita sama sepertiku. Aku hanya tidak ingin ada wanita yang merasa tersakiti karena diriku," jelas Riana dengan nada sayup.

" Tapi kau tau sendiri bukan apa yang dia lakukan kepadamu, dan kau masih mau memaafkan orang yang hampir saja membuatmu celaka," ucap Regha tidak menyangka dengan isi fikiran wanita yang ada dihadapannya.

" Iya aku tau dengan pasti, tapi kita juga tidak bisa mengenyampingkan jika dia melakukannya karena rasa cintanya kepadamu. Dan toh sekarang aku baik-baik saja,"

" Tapi bagaimana jika dia berulah lagi dan berusaha menyakiti dirimu,"

" Ada kau yang akan melindungi diriku," tersenyum hangat kepada Regha.

















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang