Riana yang mendapatkan kabar, tentang kesadaran Carly yang tidak lain merupakan nama dari gadis yang ia bergantung hidup pada alat bantu dokter. Dirinya begitu antusiasnya, bahkan sudah mengabari Regha dengan begitu berapi-api.
" Sayang lihat, firasatku benar jika gadis itu pasti akan bisa sembuh. Aku akan menemuinya segera,"
Regha mendengarkan semangat istrinya itu, namun entah mengapa kali ini pria itu tidak sejalan dengan suasana hati Riana. Dirinya lebih mengharapkan yang terjadi adalah sebaliknya, agar Riana bisa mendapatkan jantung itu.
" Sayang kau dengar aku kan," Riana memastikan jika panggilan telfonnya terhubung dengan Regha atau tidak.
" Ina mari bicara nanti, aku sedang sibuk sekarang," dari tekanan suaranya saja sudah dapat ditebak jika Regha benar-benar tidak tertarik dengan topik ini, gadis itu sama sekali tidak memiliki hubungan dengan mereka. Lantas kenapa Riana begitu memperhatikannya.
Riana terkejut karena Regha memutuskan panggilan telfon sepihak, pria itu bahkan tidak mendengarkan kata-katanya lagi sebelum menutup hubungan panggilan itu.
" Apakah Regha masih tidak bisa menerimanya, bagaimana jika ia tau tentang resiko ini," mengelus perutnya yang kini sudah mulai membuncit itu.
Semangat Riana langsung redup seketika, kini gadis itu merasa begitu bimbang. Apakah keputusannya menyembunyikan masalah ini benar adanya, bukankah Regha berhak tau kondisi dirinya yang sebenarnya.
Regha paling membenci yang namanya kebohongan didunia ini, dan Riana tau betul akan hal itu. Namun keberaniannya masih belum cukup besar untuk melihat reaksi suaminya itu ketika mengetahui kondisi kandungannya yang beresiko ini.
" Apakah ayahmu akan kecewa padaku nanti, tapi aku yakin setelah melihatmu lahir dengan selamat nantinya ia akan mengerti alasanku untuk mempertahankan dirimu," berdialog dengan gumpalan kecil yang bersembunyi di dalam hangatnya rahimnya, menyembunyikannya dari suhu dingin negara Paman Sam itu.
***
Selly sudah tiba ditempat tujuannya, menyusuri kodiror dengan lantai marmer putih. Dengan membawa kotak kecil ditangannya, menjaga benda itu seperti disitulah ia menyimpan jiwanya." Kau datang kesini, apakah asisten Sam tuan dan nona Tanjung ikut denganmu," dokter dengan perawakan tinggi semampai itu menghampiri Selly dengan wajah semringah, secara tidak langsung memperlihatkan prestasi besar yang telah ia raih saat ini.
" Mereka tidak bisa ikut karena tuan muda masih memiliki banyak pekerjaan disana, nona Riana secara khusus mengucapkan terimakasih padamu. Dan jika ada kesempatan ia ingin bertemu denganmu dan berbincang tentang banyak hal nantinya," Selly berbicara dengan senyum yang tak kalah lebarnya.
" Sepertinya tidak nyaman bicara disini, karena banyak sekali serangga tidak dibutuhkan dibelakangmu," membicarakan para bawahan yang dibawa oleh Selly, yang tentu saja kesetiaannya pada Regha dan keluarga Tanjung tidak perlu diragukan lagi.
Begitu sampai diruangan pribadi sang suami Selly langsung merengkuh tubuh yang lebih kekar itu.
" Aku begitu merindukanmu,"
" Aku juga sayang, tapi kau sendiri yang bilang bukan. Sebelum hutangmu pada keluarga Tanjung dan asisten Sam terlunasi maka kita akan tetap bertahan seperti ini, "
" Itu kata-kataku, kenapa kau mengikutinya hah," Selly sedikit mencubit pelan perut bidang sang suami tercinta yang benar-benar sangat ia rindukan.
" Kau kesini ingin bertemu denganku saja, atau ingin bertemu dengan piala kemenanganku,"
" Kenapa kau begitu terlihat sombong sekarang, aku akan menghancurkan kesombonganmu nanti malam lihat saja. Tapi sekarang aku akan melihat seberapa baiklah kerja suami yang aku besarkan dengan tanganku sendiri ini," menepuk pelan pipi suaminya lalu berlalu pergi meninggalkan sang pria yang kini tersenyum begitu lebarnya.
***
" Selamat pagi nona, bagaimana kondisi anda. Syaa Selly asisten pribadi nona muda Tanjung, beliau menyampaikan rasa senangnya sekaligus permintaan maaf karena tidak bisa menjenguk anda secara langsung sekarang," Selly menyapa gadis yang sedang menikmati sarapan pertamanya selama beberapa bulan lamanya." Halo, senang bertemu dengan anda. Sampaikan juga ucapan terimakasihku pada nona Riana, aku akan menantikan dimana kami bertemu secara langsung sehingga aku bisa mengucapkan terimakasih secara langsung padanya nanti,"
Dan sepertinya hal itu akan sangat sulit, karena kesembuhanmu bukanlah hal yang diharapkan oleh tuan muda. Selly bergumam didalam hatinya.
atensi Selly teralihkan ketikan melihat penampilan dari Carly yang jika ditelisik lebih jauh sedikit mirip dengan watak Riana.
Pribadi yang ringan, dan begitu hangat. Senyum yang memikat serta rambut hitam tebal yang sedikit menggelombang diujungnya, tapi tentu saja ia tetap tidak bisa dibandingkan dengan nona mudanya. Tidak dengan wanita ini, dirinya maupun seluruh wanita didunia ini. Riana hanyalah satu, dan itu adalah milik Regha Tanjung seorang.
***
Regha kembali kevillanya dengan membawa beberapa hadiah kecil untuk Riana, karena ia mendapat kabar dari kepala pelayan yang bertugas menjaga Riana bahwa mood gadis itu sepertinya sedang tidak baik, makan siang saja dia sampai tidak fokus sehingga menuang begitu banyak sambel kemakanannya." Ina, ada apa hemm. Apakah sesuatu mengusikmu lagi, apakah anak kita berperilaku nakal lagi didalam sana sehingga membuat mood buruk. Kau mual lagi, atau tubuhmu lemas, ingin makan sesuatu, katakan padaku," Regha langsung memberikan kepalanya untuk tenggelam di ceruk leher istrinya.
" Tidak sayang, aku hanya sedikit lemas saja hari ini. Bagaimana dengan pekerjaanmu, aku dengar jika diluar sedang turun hujan deras. Apakah kau kedinginan," Riana malah balik bertanya pada Regha, agar pria itu tidak berfokus pada dirinya sepenuhnya.
" Tadi iya, tapi sekarang aku sudah kembali hangat lagi. Lupakan tentang diriku, kenapa kau malah memakai pakaian tipis begini. Kenapa baju ini bisa masuk kedalam barangmu,"
" Aku merasa gerah sayang, aku membaca beberapa artikel tadi. Jadi aku rasa jadi segerah ini,"
Regha mengerutkan kening peripurnanya, menciptakan tiga kerutan yang tergores jelas disana.
" Ina, suhunya mencapai minus 25 derajat sekarang," Regha menekan setiap katanya, apakah gadis ini terbuat dari batu hingga tubuhnya bisa begitu kebal dengan udara dingin seperti ini.
Tanpa menunggu lama lagi Regha mengambil jaket tebal serta syal membalut Riana dengan itu lalu ditambah lagi dengan selimut tebal.
" Bagaimana jika kau terserang flu nanti, dan memangnya artikel apa yang kau baca hingga kau bisa merasa gerah hah,"
Riana tanpa menunggu dipaksa oleh Regha langsung mengambil ponsel yang ada didekatnya dan memperlihatkan apa yang ia baca tadi.
Regha membulatkan matanya selebar mungkin, hingga kedua bola matanya ingin meloncat keluar dari tempatnya. Sejak kapan istri lugu dan polosnya ini menjadi seperti ini.
" Ina siapa yang mengajarimu hah, ini artikel dewasa. Wah kau terus mengelak dulu saat aku mengatakan jika kau mesum, sekarang terbukti bukan jika kau itu memang mesum,"
" Aku tidak sengaja membukanya sayang, dan aku ketagihan membacanya,"
Regha menyatukan kedua alis tebalnya sehingga membentu satu garis lurus.
" Ina kau tidak boleh melakukan hal ini lagi, bagaimana bisa kau mengajari anakku hal seperti ini hah," tidak sadar dengan kemesuman dirinya yang akut itu.Akhirnya Regha melupakan topik utamanya tadi, seharusnya ia bertanya pada Riana apa yang terjadi pada gadis itu tadi siang, kenapa ia mendapatkan laporan jika ia sedang kacau. Sudahlah hadiahnya disimpan untuk besok saja, sekarang Regha harus memberikan peringatan dulu kepada istrinya ini.
Jangan lupa vote&comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomansaSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...