Riana menghembuskan nafasnya dengan semangat, perjalanan panjang mereka terbayar ketika sampai di villa milik keluarga Tanjung.
Kekayaan keluarga Regha memang tidak bisa dipertanyakan lagi, apa lagi dibandingkan dengan milik keluarga Riana.
" Selamat datang kembali tuan dan nona muda," para pelayan villa itu sudah berderet menyambut kedatangan mereka.
Riana sepertinya akan sedikit sulit berkomunikasi dengan pelayan disini, mereka semua menggunakan bahasa asing. Sungguh Riana tidak bisa mencerna satu katapun yang mereka ucapkan.
Namun berbeda dengan Regha serta asistennya, mereka tampak sangat fasi.
" Ina ayo kita istirahat dulu, kau lelah bukan setelah perjalanan panjang. Mereka sudah menyiapkan sauna untuk kita," Regha tiba-tiba menarik tangan istrinya yang masih celingak-celinguk tidak tahu menahu, entah berapa lama Riana mampu bertahan ditempat ini.
Rasa panas dari sauna merasuk ke kulit kedua insan ini, Regha dan Riana asik berendam air hangat melepas rasa lelah mereka bersamaan dengan air yang menguap.
Regha memeluk Riana dari belakang, membantu menggosok tubuh indah Riana, serta sesekali mengelus perut istrinya.
" Apakah nyaman," bisik Regha.
Riana hanya memberikan respon dengan mengangguk pelan. Entah cukup atau tidak bagi Regha.
Sementara tuan dan nona mudanya menikmati sauna mereka, asisten Sam dan Selly berbincang diluar membahas soal agenda yang akan Regha dan Riana jalani selama di sini.
" Apakah nyonya besar sudah dihubungi," tanya asisten Sam.
" Sudah beliau akan datang akhir pekan bersama dengan adik nona Riana, jadi nona muda dan tuan muda bisa menikmati waktu mereka berdua dulu sekarang,"
" Sepertinya akan sulit, agenda tuan muda sudah sangat banyak sekali. Jadi kemungkinan tuan muda hanya akan membawa nona Riana untuk bekerja saja bukan untuk liburan dan semacamnya,"
Selly hanya mengangguk paham, ia tau Riana pasti dapat mengerti hal ini. Memiliki suami yang memiliki pengaruh besar memang sangatlah sulit, jadi Riana harus bisa beradaptasi dengan semua itu.
Riana tanpa sadar tertidur, sehingga Regha harus mengeringkan tubuh serta membawa Riana kekamar.
" Apakah kau kelelahan, sepertinya aku tidak bisa membawamu terus menerus disisiku," mengecup kening Riana lalu memperbaiki selimut tebal yang menghangatkan tubuh polos gadisnya.
Bukannya ikut tidur dan beristirahat, Regha justru sibuk dengan tumpukan pekerjaannya yang tidak bisa dianggap enteng itu.
" Sayang," Riana bangun dan menggosok matanya gusar.
" Kau bangun, apakah aku berisik dan mengganggumu," menahan tubuh Riana yang kini sudah ada di pangkuannya. Apa gadis itu tidak sadar jika ia masih tidak memakai apapun sekarang, membuat sesuatu tegang dibawah sana.
" Ina apa kau tidak kedinginan, aku akan mengambilkan bajumu yah,"
Riana menggeleng cepat lalu memeluk Regha lebih erat lagi.
" Tidak, aku ingin begini. Aku tidak bisa tidur jika tidak memelukmu,"
Riana dengan tenangnya kembali tidur dipangkuan Regha, lain halnya dengan Regha yang sudah merasa sangat tidak nyaman saat ini.
Kalian tau bagaimana rasanya disaat harus menahan meski sudah sangat menginginkannya sekarang, seperti itu lah yang dirasakan oleh Regha kita ini.
***
Riana menggeliat kecil, ternyata ia sudah kembali pada posisi awalnya berbaring diatas kasur. Gadis itu mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok Regha, kemana pria itu pergi pagi-pagi begini. Biasanya Ria a selalu melihat wajah Regha saat ia terbangun." Selamat pagi nona," Selly masuk kedalam kamar dan menyingkap sebuah horden besar yang otomatis membuat sinar mentari masuk begitu saja keruangan itu.
Riana memperbaiki posisi selimutnya, karena memang ia belum memakai apapun selain selimut tebal ini.
" Selly apakah kau tau dimana tuan mudamu pergi sekarang,"
Selly meletakkan nampan berisikan sarapan dimeja dekat jendela.
" Tuan muda sudah pergi sejak pagi tadi, ada rapat penting dengan salah satu anak perusahaan. Beliau tidak ingin membangunkan anda jadi ia hanya menitipkan pesan memerintahkan anda untuk makan dan menjaga diri dengan baik,"
Riana mengangguk, ia mulai memakai jubah handuk setelah Selly memberikannya.
Riana duduk didekat jendela, namun melihat makanannya pagi ini gadis ini merasa kehilangan seleranya. Biasanya akan ada Regha yang menemani dirinya sarapan bersama.
" Selly duduk dan temani aku makan juga, aku tidak terbiasa makan sendiri dan itu membuatku tidak nyaman sekarang," dulu memang Riana sering makan sendiri, namun sekarang Regha selalu saja menemaninya untuk makan entah itu sarapan, makan siang ataupun makan malam.
" Tapi nona akan lancang bagi saya jika melakukannya," menolak dengan halus.
" Setidaknya kau duduk saja, aku benar-benar tidak bisa makan sendirian seperti ini. Dan yah kau bisa mengajakku mengobrol apapun,"
Selly duduk dihadapan Riana, wanita itu memperhatikan Riana yang tampak tidak semangat pagi ini.
Bagaimana Riana tidak kehilangan semangatnya, sejak semalam Regha sudah sangat sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa mengucapkan selamat tidur untuknya. Dan parahnya lagi pagi ini pria itu pergi begitu saja tanpa pamit sekalipun.
" Nona tuan muda bilang, anda boleh berkeliling sebentar nanti. Saya dengar ada tempat karoeke dekat sini, jadi anda bisa menghabiskan waktu disana nanti,"
" Kau tidak tau jika Regha melarangku untuk bernyanyi lagi sekarang, ia melarang keras aku terjun kedunia musik,"
" Maaf nona tapi tuan muda sendiri yang menyarankan agar anda bisa pergi kesana. Bersenang-senang, selama para pengawal serta pelayan masih senantiasa ada disekitar anda,"
" Baiklah aku akan bersiap dulu, kau siapkan saja semuanya, hari ini aku akan benar-benar menghabiskan suaraku,"
Riana masuk keruang ganti dan mencari pakaian yang akan ia kenakan hari ini.
***
Regha selalu memegang ponselnya, matanya tidak pernah berpaling sedikitpun dari ponsel itu. Waspada jika saja ada pesan masuk tentang kabar terkini dari Inanya.
Seharusnya Ina sudah sarapan bukan sekarang, ia akan pergi karoeke. Setidaknya akan ada Selly dan para penjaga lain yang akan menjaganya, jadi Ina akan baik-baik saja. Regha terus saja melayangkan fikirannya kepada Riana istrinya seorang yang entah sedang melakukan apa sekarang.
" Tuan muda bagaimana dengan rancangan yang kami buat," semua perhatian langsung tertuju kepada Regha yang tertegun sejak tadi, raganya ada disini tapi jiwanya berkelana mencari sosok Ina.
" Tuan muda," asisten Sam menepuk bahu Regha membuat pria itu sadar dari lamunannya.
" Yahhh aku butuh memikirkannya lagi," Regha bisa gila jika seperti ini terus, fikirannya hanya akan tertuju pada Riana terus jika seperti ini. Belum lagi saat ia mengingat sosok Jenie yang sempat berniat buruk pada Riana.
" Sam siapkan mobil, aku akan bertemu Ina sekarang," Regha tidak bisa tenang jika ia tidak menatap wajah Riana dalam lima menit saja.
" Tuan muda rapat belum selesai, dan saya juga yakin nona muda baik-baik saja sekarang. Selly baru mengirimkan foto nona sedang berbelanja beberapa camilan di pasar oleh-oleh. Semua penjaga juga sudah disebar keseluruh sudut agar jika terjadi sesuatu mereka bisa langsung bergerak, jadi anda tidak perlu lagi menghawatirkan nona. Tolong fokuslah pada pekerjaan sekarang," yang dikatakan asistennya ini memang benar. Regha tidak bisa terus mengekang istrinya, membuat gadis itu tidak bisa bergerak sedikitpun.
Jangan lupa vote&comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomanceSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...