SEBUAH RAHASIA

66 5 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Riana sudah bangun dari tidurnya sejak tadi, tapi rasa malas kini menyelimuti dirinya. Jangankan untuk bangun dan merapikan dirinya, untuk membuka mata saja dia malas sekarang. Rasanya masih sangat nyaman berada didalam dekapan suaminya, aroma Regha yang menenangkan mampu membuat Riana betah berlama-lama disana.

" Ina apa yang kau lakukan dipagi hari seperti ini hemm," mengecup kening istrinya yang masih sibuk bermain didada polosnya.

Riana memberikan tanda yang sama yang sering bahkan selalu diberikan oleh Regha padanya.

" Memberikanmu label kepemilikan," masih sibuk dengan kegiatannya disana.

" Ina aku sarankan untuk tidak membangunkan yang tidur sekarang," ucap Regha lagi menahan rasa geli didadanya.

" Baiklah aku berhenti, tapi aku pengen dipeluk lagi," kembali memeluk Regha erat.

" Kenapa kau menjadi manja seperti ini, biasanya kau tidak mau dipeluk terus," merapikan Surai hitam Riana yang kini di potong lebih pendek dari biasanya.

"Emhhh tidak tau, aku ingin seperti ini saja terus rasanya,"

Regha tersenyum tentu dengan sangat senang hati dia akan menerima perlakuan seperti ini dari istri kecilnya ini.

" Sayang aku lapar,"

" Kita mandi dulu lalu turun kebawah, sarapan pasti sudah siap,"

Riana menggeleng cepat.
" Tidak mau, aku masih ingin seperti ini," memeluk Regha lagi

" Tadi katanya lapar, ayo kasian babyku kelaparan,"

Riana lagi-lagi menggeleng, sepertinya sifatnya sudah berputar sebanyak 360 derajat sekarang.

Regha akhirnya mengambil telpon kamar lalu menelpon seseorang.

" Bawakan sarapan kekamar, nona ingin sarapan dikamar," berbicara kepada kepada pelayan yang menerima panggilan telfon itu.

" Baik tuan muda,"

Setelah menelfon, Regha kembali memperbaiki posisinya agar Riana yang masih setia memeluknya merasa nyaman.

" Ina apakah tidak merasa mual lagi,"

" Emhhh tidak juga jika kau ada didekatku dan bisa menghirup aroma tubuhmu,"

Regha tersenyum bangga, tentu saja dia senang bukan kepayang saat mendengar kata-kata itu.

" Tidurlah lagi sampai sarapannya datang," Berbicara sambil memperlihatkan senyum sejuta wattnya.

***
Dan disinilah asisten Sam dipagi hari, dirinya sudah harus datang kerumah sakit karena tiba-tiba mendapatkan kabar yang masih samar-samar entah itu kabar baik atau justru sebuah kabar buruk.

" Ada apa dokter, kenapa kau memanggilku pagi-pagi sekali," nafasnya masih memburu karena berlari tadi.

" Maafkan saya Tuan, tapi bukan saya yang meminta anda kemari melainkan nyonya yang ada disana," menunjuk kearah seoarang wanita uang kini sedang mendampingi putrinya yang hingga sekarang masih belum sadar.

" Selamat pagi nyonya, apakah kau membutuhkan ku untuk menjaga putrimu lagi hari ini," tanya pria itu.

" nak Sam, bisakah saya bicara satu hal penting," wajahnya tampak sembab seperti biasa karena terlalu sering menangis.

Asisten Sam mengangguk tanda setuju.

" Saya ingin mengatakan jika saya sudah rela melepas putri saya. Sudah sebulan lebih dan masih tidak ada perubahan apapun dari kondisinya, dia masih berada disana tersiksa dengan semua alat bantu itu," kembali meneteskan air matanya.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang