BULAN MADU PART 7

62 6 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Riana terkesima, mendapati kata-kata Regha yang barusan. Telinganya tidak salah dengarkan, apa pendengarannya sudah tidak beres sekarang.

" Apa lagi yang kau fikirkan sampai lupa bernafas Hem," menunjuk kening Riana dengan telunjuknya.

Wajah Regha benar-benar dekat sekarang, bahkan Riana bisa merasakan nafas pria itu. Dan tatapan mata yang tajam dan wajah yang terbilang sempurna itu sungguh dapat membuat Riana meleleh sekarang juga.

" Bernafas Ina, bernafas," tekan Regha sekali lagi saat Riana masih menahan nafasnya.

Kini sepertinya gadis itu sudah lupa bagaimana caranya untuk bernafas. Bahkan tubuhnya saja kaku tidak bisa digerakkan, jika bisa sudah pasti Riana akan mendorong pria ini untuk menjauh. Karena semakin pria ini mendekat semakin Riana lupa akan dirinya.

"Wajahmu merah Ina, apakah kau demam sekarang," entah karena kelamaan menahan nafas atau karena gelora didalam tubuhnya yang ingin meledak sekarang.

" Sayang apa yang kau katakan tadi," baru sadar dia guys.

" Aku mengatakan jika wajahmu sangat jelek sekarang," menahan tawanya karena melihat Riana yang salah tingkah begitu.

Ohhh jadi ini rasanya ketika ada yang mengatakan cinta pada kita, rasanya jantungku mau meledak saja. Bergumam didalam hatinya.

" Sebaiknya kita masuk sekarang, tidak baik jika kau berada diluar terlalu lama," langsung menggendong kembali tubuh Riana namun Regha tidak membawanya kedalam villa dan kembali kedalam kamar, melainkan kedalam tenda yang disiapkan Riana.

" Sayang kenapa kita disini,"

" Bukankah kau bilang ingin merasakan berkemah," kini kepalanya sudah mendarat dipangkuan Riana.

Riana tersenyum kemudian memainkan rambut tebal dan ikal milik suaminya.

" Rambutmu semakin panjang saja," gumam Riana memperlihatkan rambut Regha.

" Sedangkan otakmu semakin bodoh saja," menjangkau dagu Riana sambil terus menatap wanitanya bak menatap rembulan yang indah ditengah kegelapan malam.

" Cih meski aku bodoh, setidaknya aku lah wanita yang pergi berbulan madu denganmu," sepertinya gadis ini sudah tertular dengan kesombongan Regha.

" Aku juga akan membawa gadis lain berbulan madu setelah ini,"

" Kau berani melakukannya," menatap tajam kearah Regha.

" Hemm, setidaknya mereka tidak akan menyamakan bulan madu dengan berkemah seperti ini. Seharusnya kita menghabiskan waktu berbulan madu di hotel bintang lima sekarang dan menghangatkan diri diatas kasur yang empuk,"

" Kalau begitu pergi saja sana, cari wanita yang mau menurutimu kau bilang aku pembangkang bukan,"

" Tidak mau, pangkuanmu lebih nyaman dari kasur dan bantal manapun, dan pelukanmu lebih hangat dari apapun," apa pria ini baru saja memuji, atau itu adalah kata-kata awal sebelum kata menghina Riana lagi.

" Tidurlah aku mengantuk," stay cool tapi senyum sudah terukir diwajahnya.

" Ucapkan sesuatu dulu," apa lagi yang dia inginkan sekarang.

" Selamat malam sayang,"

Regha menggeleng cepat bukan itu yang dia dengar.

" Katakan yang lain,"

Riana memutar otaknya, menyusun rangkaian kata yang tepat untuk diucapkan kepada pria aneh satu ini.

" Salamat malam sayang, aku mencintaimu,"

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang