MENANTU

162 19 0
                                    

Setelah sarapan, sepasang suami istri itu mulai bersiap untuk kembali ketempat asalnya.

Riana kali ini memakai gaun putih selutut, dengan rambut yang digelong keatas, dan jangan lupa sepatu ket putih serta tas selempang mungil yang menambah kesan imutnya. Serta riasan wajah tipis yang terkesan sangat natural.

Sementara itu Regha seperti biasa memakai jas formal berwarna hitam dan juga rambut yang disisir rapi kebelakang.

" Apa kau habis berpidato dulu dan menghadiri sidang didalam kamar mandi. Butuh waktu satu jam kau didalam sana," ucap Regha kesal.

Riana tidak membalas dan hanya mengangkat bahunya tidak perduli kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan Regha.

Namun tepat saat ia berada didepan pintu lift, langkahnya terhenti. Masih ada sedikit keraguan ketika dia harus menaiki benda kotak itu.

" Ayo," ucap Regha yang tiba-tiba muncul dengan menggandeng tangan Riana.
Hanya ada senyuman manis diwajah Riana ketika melihat sikap Regha ini.

***

" Hohhhhhhhh welcome againnnn," teriak Riana setelah turun dari pesawat pribadi Regha.

" Aku fikir hanya olahragamu saja yang buruk tapi bahasa inggrismu itu juga benar-benar sangat buruk," berhenti sebentar didekat Riana kemudian berjalan mendahuluinya dengan sangat angkuh.

" Wahhh benar-benar orang yang sangat sombong sekali," melayangkan pukulannya di udara yang tepat mengarah kearah Regha yang sudah berjalan jauh didepan.

Dengan berlari kecil Riana mengejar langkah besar Regha yang tanpa rasa iba itu meninggalkannya sendiri disana.

***

Harapan untuk berbaring dikasur setelah seharian melakukan perjalanan pupus sudah bagi Riana, pasalnya kini dihadapannya sudah ada dua orang asing yang menanti Riana.

" Regha," ucap seorang wanita dengan berpenampilan begitu anggun.

" Mama, papa untuk apa kalian datang kemari," ucap Regha yang ternyata juga sangat terkejut akan kedatangan kedua orang tuanya itu.

Bukannya menjawab semua kebingungan yang ditunjukkan putranya, kini orang tua Regha mulai melihat sosok gadis yang masih berdiri diambang pintu masuk itu.

" Kau..," ucap mama Regha ketika mengenali sosok dihadapannya itu.

Apa semua ini, mama dan papa. Jadi benar Regha ternyata putra dari nyonya dan tuan Tanjung. Kenapa aku tidak pernah menyadari ini jika Regha memiliki nama belakang Tanjung, kenapa aku bisa tidak sadar jika aku masuk kedalam lubang yang sama dengan kakakku. Ucap Riana dalam hati.

Riana hanya bisa tersenyum kikuk ketika wanita paruh baya itu mulai mendekatinya, dia takut jika wanita ini akan segera menendangnya dari sini. Dan lebih parahnya lagi jika mereka akan menghancurkan keluarganya tanpa ampun sedikitpun.

Mata Riana membulat sempurna karena perlakuan yang dia dapatkan tidak seperti yang dia bayangkan, padahal dia sudah bersiap jika akan mendapatkan tamparan atau hinaan, tapi ini dia malah mendapatkan sebuah pelukan hangat. Untuk inikan Riana belum siap.

" Bagaimana kabarmu nak, dan bagaimana juga kabar dari orang tua dan juga para saudarimu," tanya wanita itu ramah.
Ohhh Tuhan apakah aku sedang melihat sosok malaikat, bahkan rasanya ada cahaya yang keluar dari tubuh wanita ini. Lagi-lagi bicara dalam hati.

" Tante sama om," ucapannya terpotong.

" Ehh kenapa manggilnya masih Tante Sam om sih kan kamu juga udah jadi Putri kami," tersenyum hangat kepada Riana.

" Mama sama papa," kali ini ucapan Regha lah yang terpotong.

" Memangnya apa yang kau harapkan hah, meskipun kau berusaha merahasiakan ini tetap saja pasti kami akan mengetahuinya. Hanya saja kami selama ini ingin menikmati rahasia kalian ini, tapi mendengar kalian pergi berbulan madu membuat mamamu ingin segera bertemu dengan menantu dan juga calon cucuknya," ucap papa Regha.

" Apa bulan madu," ucap Regha dan Riana secara bersamaan.

" Iya mata-mata papa kamu bilang jika kalian pergi berbulan madu dan dipastikan mama akan segera mendapatkan cucu," ucap wanita itu semangat.

Regha dan Riana hanya bisa terperangah tidak percaya.

Apanya yang cucu, sedangkan orangnya saja baru disentuh sekali saja sudah ingin bunuh diri. Itupun karna dia sedang mabuk. Gumam Regha dalam hati.

Sandiwara baru jenis apa lagi ini Tuhan, apakah aku harus berpura-pura lagi sekarang. Fikir Riana.

" Emhh sepertinya mereka butuh istrahat mah, pasti mereka sangat lelah setelah seharian perjalanan," ucap papa Regha karena merasa jika suasana disana sudah mulai sedikit canggung terutama bagi Regha dan juga Riana.

" Ahh benar, Regha sebaiknya bawa istrimu ini istirahat lebih dulu. kita akan berbincang lagi setelah makan malam nanti," menyuruh Regha membawa Riana kekamar untuk beristirahat.

***

Regha dan Riana hanya bisa saling menatap, mereka sama-sama bingung bagaimana mungkin orang tua Regha sampai mengetahui pernikahan mereka ini.

" Om apa yang harus kita lakukan sekarang, mereka pasti sedang salah faham sekarang. Dan kita tidak boleh membiarkan kesalahpahaman mereka semakin berlarut-larut karena takut menyakiti mereka. Mereka harus tau jika kita melaksanakan pernikahan ini hanya karena sebuah kontrak belaka," ucap Riana panjang lebar.

" Tidak, kita tidak boleh mengatakan apapun untuk saat ini. Biarkan saja ini berjalan sesuai alurnya, biarkan mama dan papa berfikir sesuai dengan yang ada difikirkan mereka,"

" Tapi om," ucapannya terpotong karena sebuah ketukan dipintu kamar.

Riana segera membuka pintu tersebut dan menampakkan sosok mama Regha.

" Tante, ehh maksudnya mama," panik sendiri berharap percakapannya dengan Regha tadi tidak sampai keluar dan didengar oleh wanita itu.

" Sayang apa mama mengganggu kalian, mama hanya ingin memberikan ini kepadamu. Ini adalah obat yang bagus untuk kesehatan wanita, mama tau kau masih sangat muda jadi kau harus selalu bisa menjaga fisikmu itu," memberikan sebuah botol obat kepada Riana.

Saat Riana ingin mengambil botol obat itu dengan segera Regha mendahuluinya.

" Maaf ma, tapi Riana tidak boleh mengonsumsi sembarang obat," ucap Regha setelah mengambil obat itu.

" Tapi kenapa," tanya mama Regha bingung dengan perkataan putranya tersebut.

"Maaf ma, itu benar karena Riana memiliki jantung yang lemah. Jadi dokter menyarankan agar Riana tidak mengonsumsi sembarang obat tanpa konsultasi lebih dulu kepada dokter," ucap Riana menunduk karena merasa sedih dengan penyakitnya itu.

" Sudah sayang jangan sedih seperti itu, lagi pula kau masih sangat muda kau pasti bisa sembuh. Dan juga kau memiliki super Hero yang akan selalu melindungi dirimu," menepuk bahu Riana lembut.

" Super Hero," tidak mengerti dengan maksud mama mertuanya.

" Iya super Hero, Suamimu ini adalah super Hero terhebat yang pernah ada asal kau tau saja," menatap Regha yang juga tampak bingung dengan maksud mamanya itu.

" Hemm baiklah terserah mama saja, jadi sekarang mama pergi beristirahatlah yah, karena Regha juga pengen istirahat sekarang,"

" Iya baiklah, tapi mama ingin mengatakan jika mama lebih ingin cucu perempuan lebih dulu dari pada cucu laki-laki," berbicara dengan nada yang sedikit pelan.

















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang