Riana kembali duduk ditambah karena merasa lelah, teriknya matahari membuatnya merasa sangat lemah. Regha tidak menyuruhnya berlari, tapi tetap saja semua otot ditubuhnya sangat susah diajak bekerja sama sekarang.
" Nona apakah anda baik-baik saja," tanya Selly yang memberikan botol air kepada Riana yang masih duduk direrumputan tebal.
" Cuacanya sangat terik dan lihatlah suamiku itu bahkan tidak sadar jika istrinya sudah tersungkur lemas begini," menunjuk kearah Regha yang masih terus berlari hingga saat ini memutari lapangan yang ada disana.
Tuan Regha pasti masih sangat tertekan saat ini. Gumam Selly dalam hati.
" Nona apakah anda ingin kembali sekarang atau nanti. Saya akan menyiapkan sarapan serta air mandi anda," salah seorang pelayan datang dan memecahkan fokus kedua gadis itu.
" Aku akan menunggu Regha saja, pergilah dan bawakan aku beberapa potong mangga muda,"
" Tapi nona ini masih sangat pagi, anda setidaknya harus memakan sarapan yang benar pagi ini," ucap Selly menyela.
" Bukan aku yang ingin tapi babyku," bela Riana.
" Membantah lagi Ina, kau hanya boleh memakan mangga itu saat kau sudah makan sarapanmu mengerti," Regha datang dan menjadi penengah diantara perdebatan mangga muda.
Riana hanya mengangguk lalu, berjalan masuk dengan Regha.
" Sayang apakah Mama tidak datang kesini hari ini, aku rasa baby kita sudah merindukan neneknya sekarang," mengelus perutnya.
" Ina apakah kau tau jika Vivi akan segera menghadapi ujian sekolah, bagaimana jika kita mengirimkan guru lest untuknya," mengalihkan perhatian Riana sekarang.
" Benar juga sayang, aku biasanya akan memberikannya hadiah jika dia berhasil lolos ujian sekolah," Gadis ini bahkan sudah lupa soal pertanyaannya tadi.
***
Asisten Sam datang kerumah sakit sebelum bekerja, hari ini dia akan mencoba bicara dengan Riana soal perawatan dokter terkenal tempo hari. Ia tau jika saat ini mungkin bukanlah hal yang tepat untuk mengurus masalah ini karena ada yang lebih penting lagi sekarang, tapi mengingat janjinya pada sang ibu dari wanita itu akhirnya asisten Sam mau tidak mau memikirkan masalah ini juga. (Sungguh berat beban hidupmu Asisten Sam:) )" Nona Riana bisakah kita bicara sebentar," tanpa membuang-buang waktu pria itu mengirimkan sebuah pesan ke ponsel Riana.
Apa aku sedang sibuk sekarang, awas saja jika itu bukanlah hal yang penting!!!. Balasan Riana sungguh mencekam, gadis ini benar-benar sudah ketularan sikap Regha yang menyebalkan.
***
Riana masih asyik dengan kegiatan barunya sekarang, membuat kamarnya yang baru saja dirapihkan kembali berantakan lagi. Rasa bosan yang merasuk hingga keseluruh sarafnya membuat Riana melakukan apapun yang bisa dia lakukan di dalam kamar ini.
Mulai dari mengeluarkan semua baju-baju hingga mencoba beberapa setelan ala Regha sudah dia lakukan semuanya, saat ponselnya berbunyi secara tiba-tiba yang membuat gadis itu terperanjak kaget.
" Aku akan benar-benar akan meremas kepala pria itu, dia selalu saja membuatku terkejut," mengutuki asisten Sam yang tiba-tiba saja menelfon.
" nona apakah kita bisa bertemu di rumah sakit nanti sore," asisten Sam langsung bicara saat panggilan itu sudah terhubung kepada Riana.
" Kau ingin Regha membunuhku yah, aku masih sayang dengan nyawa yang hanya satu ini," jika dia keluar tanpa sepengetahuan Regha apa lagi jika bertemu dengan seoarang pria, meskipun pria itu adalah asisten pribadinya sendiri.
" Ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan anda nona, bukan hanya anda saja yang pergi tapi ajak lah juga tuan Regha kerumah sakit nanti sore dengan alasan check up rutin untuk kandungan anda," bahkan dia sudah menyiapkan alasan yang tepat untuk hal seperti ini sunggu luar biasa diri mu asisten Sam.
" Kau menyuruhku berbohong pada suamiku, aku tidak mau kau suruh saja Regha kerumah sakit kenapa kau harus minta tolong padaku," jawab Riana ketus.
" Nona ini sangat mendesak, masalah ini berhubungan dengan gadis pendonor jantung tempo hari itu,"
Riana tentu saja akan langsung setuju, dia mendengarkan dengan sangat baik setiap instruksi yang diberikan oleh asisten Sam.
Setelah menutup panggilannya Riana menatap sekelilingnya.
" Sekarang aku dalam masalah, kenapa kamar ini sangat berantakan sekali. pasti aku akan dimarahi jika Regha tau aku membuat kamarnya berantakan seperti ini,"Riana memanggil Selaly yang berada dilantai bawah dengan sedikit berteriak dari atas.
Selly yang tangkap dengan suara teriakan Riana segera berlari menyusul gadis itu dilantai atas.
" Ada apa nona muda, apakah anda baik-baik saja," memeriksa seluruh tubuh Riana.
" Aku baik-baik saja tapi kamarku yang tidak baik-baik saja," menunjuk kearah pintu kamarnya yang terbuka dan menampilkan bagian dalam kamar yang begitu berantakan.
" Nona apakah anda habis kerasukan sesuatu, ini bahkan baru dibersihkan beberapa jam yang lalu dan sekarang sudah menjadi kapal pecah seperti ini," menatap Riana serius.
Riana menggigit bibir bawahnya merasa bersalah dengan sikap kekanakan yang entah muncul dari mana itu.
" Saya akan memanggil pelayan lain untuk membereskan ini nona, sementara itu anda bisa turun menikmati beberapa camilan atau bisa juga beristirahat dikamar yang lain,"
" Aku ingin tidur saja sekarang, kau biasakan mengurus ini semua. Dan yah jika Regha datang katakan saja jika aku tidur dikamar tamu dilantai bawah,"
Selly hanya mengangguk paham lalu menemani Riana yang pergi kelantai bawah.
***
Regha masuk kedalam rumah dengan keadaan seperti biasanya, moodnya langsung berubah 100 persen saat tiba dirumah." Apakah Ina dikamar Selly," tanya Regha semangat.
" Nona Riana beristirahat di kamar tamu bawah tuan Regha karena kamar anda dan nona saat ini masih dalam proses pembersihan,"
" Sejak kapan kalian membersihkan kamarku dijam segini,"
" Maaf atas kelalain kami tuan muda," padahal kan Riana yang salah karena sudah membuat kamar yang semua sudah bersih menjadi kepal pecah.
" Kembalilah kepada pekerjaanmu, aku akan menyusul Ina saja," berjalan kearah kamar tamu.
Regha masuk kedalam kamar dan mendapati Riana yang tertidur lelap diatas ranjangnya.
" Ina bangunlah aku sudah pulang," bisik Riana pelan ditelinga istrinya.
Riana otomatis membuka matanya kaget.
" Jam berapa sekarang saya," tanya Riana langsung bangun duduk.
" sekarang pukul lima sore sayang ada apa?"
"Aku harus pergi ke dokter sore ini, kau mau kan menemaniku,"
Bagus Riana sekarang kau menipu suamimu sendiri, tapi aku sangat penasaran apa yang maju dibicarakan asisten Sam tentang gadis itu.
" Apakah sudah waktunya check up, setauku itu masih ada waktu seminggu lagi,"
" dokternya memajukannya atas alasan pribadi sayang, jadi kau akan menemaniku atau tidak,"
Regha mengangguk semangat, itu tandanya dia bisa melihat anaknya nantinya. Sayang sekali khayalan Regha saat ini belum bisa terwujud karen usia kandungan Riana masih terlalu muda tentu saja, hingga bayinya bisa berbentuk anak manusia secara langsung dan instant.
Jangan lupa vote&comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomansaSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...