KESAL

105 9 0
                                    

Riana duduk dengan canggung di sofa, sambil menunggu pembicaraan kedua orang itu selesai.

" Dasar gadis bodoh, kau baru saja pulang dan kau sudah ingin kembali lagi," baru kali ini Riana melihat Regha bicara dengan semangat seperti itu, terutama kepada seorang wanita selain mamanya.

" Baiklah bearku sayang, aku pergi dulu yah babay," melambaikan tangan kearah Regha sebelum menghilang dibalik pintu.

Bear, sayang. *Apa dia benar-benar kekasih Regha yang baru.

" Apa yang kau fikirkan hah," duduk dihadapan Riana dan berhasil membuyarkan fikiran gadis itu.

" Tidak aku hanya," ucapannya terpotong.

" Apakah kau habis bertemu dengan mama, lalu apa katanya," ucap Regha tidak sadar.

" Apakah aku datang diwaktu yang salah tadi,"

Percakapan mereka sama sekali tidak masuk, saling bertanya satu sama lain tanpa ada yang ingin menjawab.

" Jawab dulu pertanyaanku," perintah Regha tegas.

" Tadi kami hanya bertemu sebentar sambil berbincang dan makan siang,"

" Kalau begitu sekramg aku akan menjawab pertanyaanmi tadi, pertama kau tidak menggangguku kedua gadis tadi adalah..," ucapannya terpotong.

" Sudahlah apa pentingnya aku mengetahui siapa gadis itu iyakan," lebih baik dia tidak mendengar pengakuan Regha yang justru akan mbuat hatinya akan semakin sakit nantinya.

" Apakah kau sudah makan siang, bagaimana jika kita pesan beberapa makanan," usul Regha lagi.

" Sebaiknya aku langsung pulang saja, kau juga pasti sibuk sekarang bukan,"

Riana merasa obrolan mereka siang ini benar-benar tidak masuk dan canggung.

***
Riana berfikir sepanjang perjalanan tentang wanita yang dekat dengan Regha dikantor tadi.

Jika dia kekasih Regha, kenapa pria itu masih saja meminta anak denganku. Kenapa dia tidak memintanya saja pada wanita itu atau pada kekasihnya yang lain, kenapa harus aku yang memberikannya anak. Apakah setelah melahirkan anaknya aku akan dicampakkan begitu saja. Fikiran Riana kini sudah menjelajah jauh sekali.

" Nona Riana ada apa dengan anda, apakah anda memimirkan tentang donor jantung yang tidak ditemukan," tanya supir Riana.

" Aku bahkan sudah tidak ingat lagi masalah jantungku, dokter bilang juga kondisiku lebih baik sekarang," membentuk seuntai senyuman di wajahnya.

" Tapi saya melihat ada keraguan disana," ucap supir itu lagi.

Riana memang cukup dekat dengan para pelayan serta pengawal yang ada dirumah Regha, apa lagi dengan supir kepercayaan Regha yang sudah lanjut usia namun sangat humoris ini.

" Sudahlah pak Lam aku tidak apa, hanya sedikit lelah saja mungkin," menyenderkan tubuhnya di sandaran mobil.

Hufthhh kapankah masalahku selesai, kenapa aku terus memikirkan wanita yang tidak penting itu. Sadar Riana sadarlah. Menepuk pipinya pelan.

***
Malam harinya Regha pulang bersama dengan asisten kesayangannya, siapa lagi jika bukan pria menyebalkan kedua setelah Regha.

" Tuan muda anda sudah pulang," menyambut kedatangan Regha.

" Dimana nona muda kalian," mengederkan pandangannya kedalam rumah.

" Nona muda ada di kamarnya,"

" Apakah dia sudah makan malam," tanya Regha lagi sambil memberikan jasnya kepada pelayan itu.

" Nona muda bahkan tidak memakan makanan siangnya, dia bilang tidak ingin makan apapun ataupun diganggu sekarang," jelasnya lagi.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang