WANITA ITU

103 9 0
                                    

Riana menatap malas kearah Regha yang pagi-pagi sudah menyuruhnya kesana kemari melayani semua keperluannya.

"Sayang apakah aku boleh bertanya satu hal," duduk dihadapan Regha yang terlihat sibuk.

" Hemm,"

Hanya hemm saja lagi, pria ini benar-benar susah ditebak. Kadang dia sangat kejam kadang dia bersikap manis dan kadang bersikap masa bodoh seperti ini.

" Berapa lama otakmu itu butuh waktu untuk memproses data,"

" Hah," malah tambah bengong.

" Apa yang kau mau tanyakan,"

" Apa yang ingin kutanyakan," malah jadi bingung sendiri kan.

Regha menatap Riana malas, kemudian mengetuk kening Riana pelan.

" Bagaimana sudah normal lagi sekarang," tanya Regha.

" Ahh iya aku baru ingat, aku ingin bertanya padamu apakah aku bisa pulang kerumahku lagi Minggu ini,"

Tatapan Regha langsung berubah, menatap Riana tanpa bisa diartikan maksudnya itu.

" Ayah dan ibuku sudah berubah sayang, mereka tidak lagi seperti dulu. Dan Minggu depan adalah hari ulang tahun ibuku jadi aku rasa aku harus datang bukan," tidak berani menatap mata Regha secara langsung.

Terlihat Regha hanya menghembuskan nafasnya perlahan seperti berusaha menahan perasaan yang ingin keluar.

" Kau boleh pergi, hanya jika aku bersamamu,"

" Tapi sayang,"

Regha hanya menatap Riana, namun membuat gadis itu tidak melanjutkan perkataannya lagi

" Baiklah," menunduk takut.

" Gadis Baik," mengacak rambut Riana gemas.

Masalahnya jika kau juga datang, kau pasti akan membuat situasi menjadi semakin canggung nantinya.

***
Riana turun kelantai dasar mencari buah-buahan yang bisa dia nikmati diwaktu luangnya sekarang.

" Nona muda," Asisten Sam yang berada didapur pun otomatis menunduk hormat kepada Riana.

" *Kenapa pria menyebalkan setelah Regha ini ada disini juga," bergumam sangat pelan

" Ada apa nona, apakah anda membutuhkan sesuatu," bertanya sopan.

" Ahahaha tidak terimakasih banyak," mengambil sekeranjang penuh buah yang ada dimeja.

" Apakah anda membutuhkan bantuan untuk mengupas kulit buah itu,"

" Tidak, kau pergilah sana aku bisa melakukannya sendiri,"

" Saya sudah memperingatkan anda di awal nona, bahwa sikap anda akan berdampak pada keamanan rumah ini dan seisinya," berbicara sambil menuangkan minuman digelasnya.

" Apa maksudmu sebenarnya," Riana meletakkan pisau dan buah lagi diatas meja, lalu menatap serius kearah asisten Sam*.

" Anda sudah tau nona, bahwa sikap tuan Regha hanya tergantung dengan kondisi anda. Jadi berhati-hatilah, karena bisa saja anda membuat badai yang tenang kembali mengamuk lagi,"

Riana hanya membuka mulutnya sedikit, kemudian mengangkat bahunya. Mengambil buahnya dan segera pergi dari sana.

" Nona muda sepertinya anda belum sadar juga, jika sekarang anda adalah hidup dan mati bagi tuan muda," berbicara sendiri, sambil menatap punggung Riana yang semakin menjauh.

Riana memotong buahnya sambil terus memikirkan kata-kata asisten Sam tadi.

" Apa yang kau fikirkan hah," Regha datang dan membuat Riana terkejut, sehingga tanpa sengaja dia melukai tangannya sendiri.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang