RENCANA JENIE

51 3 0
                                    

Selly membuka matanya lebar, apakah wanita ini kini berencana untuk membunuh nona Riana. Tapi bukankah asisten Sam mengatakan jika mereka tidak akan menyakiti Nona namun apa ini apakah nona Jenie menghianati partnernya sekarang.

Aku harus segera memberitahukan masalah ini kepada tuan muda, sebelum wanita ini racun ini menjalankan rencananya. Selly pergi dari sana dan kembali kedalam kamar tamu.

***
Regha memijat punggung istrinya dengan lembut, sejak beberapa hari Riana sering merasa seluruh tubuhnya sakit semua mungkin bawaan si baby Tanjung yang terus tumbuh didalam sana.

" Sayang tolong lebih kuat lagi, aku benar-benar sangat lelah belakangan ini meski aku tak melakukan apapun juga," keluh Riana yang tak merasakan pijatan Regha di punggungnya.

" Benar, dokter bilang ini karena baby Tanjung. Apa aku harus memarahinya karena membuat Inaku menjadi seperti ini," melingkarkan tangannya di perut Riana.

" Kau berani memarahi anakku hah, awas saja jika kau berani aku tidak akan mau menurut lagi padamu,"

" Ohhh jadi Inaku ini juga sudah mulai membantah dan mengancam ku yah. Baik kita lihat siapa yang akan bertahan malam ini," Regha menarik Riana hingga jatuh berbaring lagi dikasur.

Dasar Regha gak ada akhlak, tubuh Riana sampai remuk rasanya karena pria itu.

" Bagaimana sudah jera hemm, sudah kubilang bukan kau dilarang keras untuk membantah suamimu," Regha memainkan hidung Riana dengan jari telunjuknya.

" Kenapa kau selalu curang sayang, kau tidak pernah adil tau," gerutu Riana kesal.

" Ahhh begitukah, curang kau bilang masih sanggup yah makanya memandangku seperti itu," Riana kini mengibarkan bendera putih tanda kekalahannya, tidak sanggup lagi menghadapi pria bengis diranjang satu ini.

" Ina," bisik Regha saat Inanya masih tampak kelelahan dan sedang menikmati mimpi indahnya.

Tentu saja mimpi indah Riana hanya boleh tentang Regha yang lainnya tidak boleh pria itu seperti mendikte setiap hal tentang dirinya bahkan tentang mimpi saja Regha harus turut campur didalamnya.

" Ina bangun, apakah kau akan tidur seharian ini," Regha dengan jahilnya memencet hidung istrinya hingga wajah Riana memerah kehabisan oksigen.

Gadis itu bangun dengan terengah-engah, ulah jahil Regha ini membuatnya sulit mengontrol detak jantungnya.

Riana langsung berlari kecil masuk kedalam kamar mandi, dan tentu saja itu membuat Regha yang melihatnya sangat panik.

" Ina ada apa," Regha menggedor pintu kamar mandi dengan nada cemas.

Sementara itu didalam kamar mandi Riana sedang berusaha mengontrol nafasnya sendiri.

Tenang Riana jangan sampai Regha tahu apapun tentang hal ini. Jangan sampai dia tau jika aku sudah tidak mengonsumsi obat-obatan itu lagi sekarang. Riana mengatur nafasnya, memejamkan kedua kelopak matanya dan mengelus perutnya lembut, mengingat wajah Regha yang begitu bahagia mengetahui kehamilannya dan tentang anak yang akan membuat hidupnya lengkap nantinya, tidak Riana tidak boleh lemah sedikitpun.

" Inaaaaaaaaaa,"Pria yang memang dasarnya tidak memiliki kesabaran itu sudah berhasil membuka pintu dan menghambur memeluk istrinya.

" Kenapa kau tidak menjawab hah, apa aku melakukan kesalahan. Maaf Ina aku tidak tau jika kau akan...," ucapan Regha terhenti ketika Riana mendaratkan sebuah kecupan singkat dibibirnya.

" Aku baik-baik saja sayang, aku hanya kebelet saja tadi," tersenyum tanpa dosa.

" Apa itu tadi, siapa yang mengajarimu seperti itu hah," Wah bapak Regha mau anda apa sih.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang