KEKANTOR

71 6 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Satu pekan ini tidak ada yang berbeda, semuanya berjalan seperti biasanya. Regha juga sudah kembali rutin pergi kekantor dan Riana juga sibuk dengan kegiatannya dirumah.

" Nona muda apa ada lagi yang anda butuhkan," seorang wanita muda yang kini kembali ditugaskan untuk menjaga Riana. Namun kali ini wanita itu berbeda, dirinya bukan berasal dari salah satu pelayan yang ada dirumah bahkan Riana saja baru melihatnya kali ini.

" Tidak kau pergilah, aku ingin istirahat saja sekarang," menutup buku yang baru selesai ia baca. Riana kini tidak berada didalam kamarnya melainkan diperpustakaan yang dibuat khusus oleh Regha.

Setelah mendapatkan perintah dari nonanya itu, pelayan yang berparas muda dan berambut ikal itu segera pergi dari ruangan itu.

Baru beberapa saat Riana ingin kembali fokus pada bukunya, telfonnya membuyarkan fokusnya dan memaksa Riana segera menjawab panggilan dadakan itu.

" Halo Ina," suara yang sangat tidak asing bagi Riana terdengar disebrang telfon. Siapa lagi jika buka si bapak Egha yang baru sepuluh menit lalu menelfon juga.

" Ada apa sayang, apa kau tertinggal sesuatu," tanya Riana santai.

" Aku merindukanmu, kantor serasa neraka saja bagiku. Tidak ada yang menarik disini,"

" Kau kan bisa melihat para pegawai cantikmu disana, sudah dulu yah aku sedang membaca buku sekarang," ingin memutus panggilan telfon namun Regha dengan cepat menghentikannya dengan suara melengkingnya.

" Ina, bagiku wanita didunia ini hanya kau dan mama saja. Yang lainnya hanyalah angin lewat, katakan apa kau sudah makan, bagaimana baby-nya apakah dia merindukan daddy-nya, apakah mommynya juga merindukan Daddy," ribuan pertanyaan kini terlontar dari bibir sexsi Regha.

" Sayang kau membuatku semakin pusing saja sekarang,"

" Kau pusing apa perlu aku panggilkan dokter, apakah kau butuh sesuatu sayang. Atau aku pulang sekarang sial aku tidak bisa pulang karena mitting sialan ini," Regha begitu banyak bicara sekarang, kemana Regha yang dingin kaku dan menghemat bicaranya itu.

" Sayang sudah yah, kah tidak perlu khawatir. Kau sudah menugaskan orang-orang disini untuk menjagaku dengan taruhan nyawa mereka bukan jadi kau tenang saja yah,"

Regha mengangguk paham, tapi kan dia rindu dengan istrinya itu. Mau bagaimana lagi Riana selalu dapat membuatnya merasakan rindu yang teramat sangat.

" Ina bisakah kau membawakan makan siangku, aku ingin makan dengan babyku," Riana mengangguk.

" Jawab Ina jika ditanya," kesal Regha karena merasa tidak mendapatkan respon.

" Aku sudah mengangguk tadi sayang, kau ingin makan apa biar aku kesana nanti,"

" Apa saja, tunggu dirumah aku akan menyuruh Sam untuk mengantarmu. Pergilah bersama dengan Nancy jangan sampai kau berpisah dengannya dia akan menjagamu selama aku tidak ada disisimu,"

" Iya sayang iya," ingin keluar dan berlari kecil kearah lift.

" Jangan berlari Ina, ingatlah kecerobohanmu yang tiada habisnya itu,"

Rianapun memelankan kembali langkahnya, kemudian naik keatas dan bersiap-siap.

Setelah Riana turun, semua sudah disiapkan. Asisten Sam dan Nancy juga sudah ada disana menunggu dirinya.

" Nona muda silahkan," Nancy dengan ramahnya menuntun Riana keluar.

" Nancy kau mau kemana," Riana menahan tangan pelayan pribadinya itu karena bingung kemanakah wanita yang satu itu akan pergi sekarang.

" Saya akan ikut dengan mobil satunya nona,"

" Naiklah, kau didepan temani pria aneh itu. Kau tau pria itu sangat menyebalkan sekali. Jadi temani aku yah," kembali memegang tangan wanita itu.

Nancy dengan segera mengangguk dan mempersilahkan Riana masuk kedalam mobil, sementara dirinya sendiri juga menyusul disamping kemudi depan.

" Nona muda, tuan muda berpesan agar anda memakai pengaman bantal ini agar nyaman, jangan lupa memakai sabuk pengaman juga,"

" Kau fikir aku ini anak kecil yah, aku tidak butuh itu semua tau,"

" Bukan anda tapi babby Tanjung yang ada dikandungan andalah yang harus dilindungi ekstra," bilang saja jika karena ibunya itu sangat lah ceroboh.

Riana tidak menanggapi kata-kata pria itu dan hanya memutar bola matanya malas.

" Nancy apakah kau sudah membawakan dokumen yang diminta eh tuan muda," tanya asisten Sam lagi namun kali ini berbicara kepada wanita yang duduk disampingnya.

" Sudah, aku juga sudah menyuruh anak buahku untuk mengawasi pergerakannya,"

" Jangan bicarakan hal yang sensitif di depan umum," asisten Sam menyela pembicaraan Nancy.

Apa maksudnya itu, didepan umum. Apakah pria ini fikir dirinya tertarik dan akan membocorkan rahasia negara mereka itu. Pria ini membuat darah Riana mendidih, meski hanya berada didekatnya selama beberapa menit saja.

Riana turun dari mobil dengan pengawalan dan pengawasan yang ketat, seolah takut jika ada ******* yang mengancam ibu kepala negara saja. Author beserta seluruh jajaran pembaca cerita ini sudah tau betapa berlebihan dan menyebalkannya tuan Regha itu.

Tidak cukup sampai situ saja, bahkan para staf yang ada disana juga menyambut kedatangan Riana seperti biasanya. Namun kali ini ada yang berbeda, pandangan Riana fokus kepada seorang wanita asing yang kini juga tersenyum padanya. Wajah yang tidak asing dimana Riana pernah bertemu dengan wajah itu.

" Ina," Regha segera berjalan kearah istrinya itu.(Berjalan yah bukan berlari, karena jika itu terjadi sudah dapat kita semua pastikan bagaimana norak dan menjijikkannya hal itu).

" Bukankah kau ada rapat sayang, kenapa kau justru malah ada disini,"

" Aku mengistirahatkan rapat itu sebentar," jawab Regha santai seolah tiada beban sama sekali hidupnya itu.

" Kalian pergilah aku ingin bersama dengan istriku sebelum waktu istirahatnya habis," perintah Regha kepada dua orang insan manusia yang sejak tadi senantiasa mengikuti mereka hingga keruangan Regha.

" Bagaimana kabar babynya Daddy," mengelus perut Riana.

" Dia sudah sangat menyusahkanku sejak pagi sayang, aku terus saja mual dan sakit kepala dibuatnya,"

" Kau butuh istirahat?, apa perlu aku panggilkan dokter juga,"

Riana menggeleng, lalu segera duduk disalah satu sofa yang ada diruangan tuan Regha itu.

" Sayang mau cium," Apa ini kenapa lagi makhluk astral satu ini.

" Masih dikantor sayang, kau juga harus kembali rapat bukan,"

Regha tidak mendengarkan dan mengambil apa yang dia inginkan.

Namun suasana berubah menjadi canggung ketika tiba-tiba saja asisten Sam masuk kedalam ruangan tanpa mengetuk pintu lebih dulu, atau karena terlalu asiknya dua orang itu sampai tidak sadar jika asisten Sam sudah mengetuk pintu sejak tadi.

" Sam," Regha melempar sebuah bantal yang tepat mengenai wajah pria yang tidak kalah terkejutnya dengan mereka berdua.

" Ma..maaf tuan muda, tapi saya sudah mengetuk pintu sejak tadi. Saya ingin memberi tahu jika rapat sudah harus dimulai lagi sekarang," membungkuk hormat lalu segera pergi dari ruangan itu.

" Kau sudah berani pergi tanpa izinku, awas kau Sam," kesal Regha.

" Sayang, selesaikan duku rapatmu itu. Aku akan menunggu disini saja,"

" Kau tunggu dikamar saja yah sayang," membawa Riana kesebuah ruangan lain didalam ruang kerja Regha.

" Istirahatlah dulu Disini, tunggu aku selesai dan kita makan siang bersama oke," mengecup kenin istrinya lalu segera melenggang pergi.

Regha sudah pasti akan memberikan asistennya yang satu itu pelajaran, dia terus saja mengganggu waktu dirinya dan Imannya. Awas saja kau Sam.


















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang