Riana membelalakkan matanya melihat semua pelayan sibuk mondar mandir didalam kamarnya, bahkan disaat dia saja masih asik menggeliat diatas kasur.
" Selamat pagi nona muda," kepala pelayan menyapa Riana dengan sopan.
" Apa yang kalian lakukan pagi-pagi begini dikamarku, dan Regha," melihat kesisi sebelahnya namun ia tidak dapat menemukan sosok pria yang semalam tidur disana.
" Tuan muda sudah berangkat pagi-pagi sekali nona," jawab pelayan itu tanpa ditanya agar Riana tidak bingung lagi.
" Lalu apa yang kalian lakukan dikamarku pagi-pagi begini hah," mengucek matanya yang masih terasa sangat berat.
" Kami semua diperintahkan untuk membantu nona menyiapkan semua keperluan berbulan madu kalian,"
" Tapi kenapa kalian tidak membangunkanku lebih dulu hah, membuatku terkejut saja,"
" Maafkan kami nona muda, tapi tuan muda berpesan agar jangan sampai menggangu waktu istirahat anda,"
" Yayaya baiklah sekarang bisakah kalian pergi dulu, aku harus mandi dan bersiap-siap," membetulkan rambutnya yang sudah tidak berbentuk.
" Tuan muda berpesan jika kami harus membantu anda bersiap-siap juga," balas pelayan itu lagi.
" Jangan coba mendekatiku, pergilah kalian semua atau aku akan berteriak sekarang," melindungi tubuhnya dengan selimut, begitu beberapa pelayan tampak mendekatinya.
"Ini adalah perintah dari tuan muda nona jadi harap kerja sama anda,"
" Memangnya apa yang dikatakan oleh tuanmu itu hah," kesal sendiri karena sejak tadi para pelayan itu berusaha untuk membantu dirinya.
" Selain menyiapkan barang kalian juga harus membuat persiapan untuk Inaku, ingat bantu dia bersiap sebaik mungkin. Dan pastikan tubuhnya tidak lecet sedikitpun, dan dia harus menjadi wanita tercantik sejagat raya. Meski dirinya memang sudah cantik," mengulang kata-kata yang Regha ucapkan tadi.
Luar biasa dia bahkan bisa menghapal setiap dialog yang diucapkan oleh tuannya itu. Riana menggeleng kagum dengan ketelitian wanita dihadapannya itu.
" Kalau begitu mari nona, kami akan membantu anda bersiap,"
" Tidak jangan, aku akan melaporkan kalian semua nantinya. Regha melarang keras orang lain berada didekatku lebih dari lima meter, apa lagi sampai menyentuhku dan melihat tubuhku," tolak Riana lagi.
" Tapi nona muda," ucapan pelayan itu terpotong oleh Riana yang menatapnya tajam.
" Apa kalian ingin aku melaporkan kalian kepada Regha jika kalian sudah berani tidak membuatku senang hah,"
Nyali semua pelayan itu langsung menciut, mereka tidak mau mencari masalah. Karena dengan laporan kecil dari Riana saja nyawa mereka sudah berada diujung tanduk.
" Maafkan kami nona, kami akan pergi," menyuruh agar pelayan lain untuk meninggalkan pekerjaan mereka dan membiarkan Riana merapikan dirinya terlebih dahulu.
Sebenarnya Riana tidak terlalu keberatan jika para pelayan itu membantunya bersiap, namun yang jadi masalah adalah label kepemilikan Regha yang tidak pernah hilang dari tubuhnya. Apa pandangan para pelayan itu nantinya begitu melihat tubuh Riana yang penuh dengan tanda merah. Meskipun mungkin mereka hanya akan diam dan tidak mengomentari tetap saja dimana harga diri Riana nantinya jika dia sampai ketahuan memiliki label sebanyak itu ditubuhnya.
" Ini semua karena Regha sialan itu, ohhhh persetan dengan semua tanda ini," gerutu Riana kesal.
Setelah selesai membersihkan dirinya Riana masuk kedalam ruang ganti dan lagi-lahi dia berhasil dibuat terkejut untuk kesekian kalinya pagi ini.
Satu, dua hingga 7 koper sudah berderet didepan lemari.
" Apa semua ini, apakah kami akan pindah rumah dan bukannya berbulan madu," memperhatikan semua koper itu.
Gila benar-benar gila, apakah para pelayan itu tidak berfikir saat menyiapkan semua ini. Riana bahkan berfikir jika semua pakaiannya dilemari sudah raib.
" Ehhh kenapa tidak ada satupun yang berkurang," mengutak-atik lemarinya, memastikan jika tidak ada satupun pakaiannya yang diangkut kedalam koper.
Riana membuka salah satu koper yang berada didekatnya, sekedar memastikan jika pakaiannya tidak ada satupun yang masuk kedalam koper itu.
Riana dibuat lebih terkejut lagi saat semua isi koper itu ternyata adalah pakaian wanita namun dirinya tidak mengingat bahwa satupun pakaian itu ada dilemarinya sebelumnya.
" nona muda apakah ada yang anda butuhkan," seorang pelayan menghampiri Riana.
" Pakaian siapakah yang kalian masukkan kedalam koper ini hah," ucap Riana penasaran.
" Itu adalah pakaian anda nona muda," entah dari mana munculnya asisten Sam tiba-tiba ada disana.
" Tapi aku tidak pernah memiliki pakaian seperti ini," bantah Riana.
" Semua itu adalah pakaian yang saya pilihkan atas perintah dari tuan Regha," jawabnya santai.
" Kau gila, bahkan pakaian dilemari saja belum semuanya aku coba dan sekaranh pakaian baru lagi,"
" Silahkan tanyakan semua pada tuan muda, nona Riana,"
Duarrrrr.... bagai tersambar petir disiang bolong ucapan asisten Sam tersebut barhasil membuat Riana bungkam. Yang ada jika dirinya bertanya kepada Regha apa lagi sampai menolak keinginannya yang ada bisa-bisa bulan madu ini akan langsung dibatalkan begitu saja.
" Hahahaha tidak, tidak perlu. Lagi pula baju yang ada dilemariku semuanya sudah sangat kuno,"
" Kalau begitu saya akan menyuruh pelayan untuk menyingkirkan mereka semua dan mengisi dengan yang terbaru,"
Belum sempat Riana menjawab pria itu langsung pergi begitu saja.
Dasar pria tidak waras, bagaiamana kau bisa mendapatkan seorang gadis dengan sikapmu yang seperti itu. Ohhh aku prihatin dengan gadis yang akan menikah dengan pria ini nantinya. Terus mengutuki asisten Sam dalam hatinya.
***
Flash back:Regha membuka matanya dan mendapatkan Riana masih berada didalam pelukannya. Bukannya melepaskan Riana Regha justru memeluknya lebih erat lagi dari sebelumnya, bahkan terlihat Riana semakin menenggelamkan tubuhnya didada Regha, mencari kehangatan didalam sana.

" Tidurlah lebih lama lagi, istirahatlah sekarang karena saat berbulan madu nanti aku tidak akan membiarkanmu istirahat seperti ini lagi," gumam Regha pelan sambil terus menutup matanya.
Regha tidak ingin bangun, namun waktu memaksanya untuk segera bersiap dan pergi bekerja lagi.
Ahhh kenapa waktu sangat lambat sekali, dirinya sudah benar-benar tidak sabar menghabiskan waktu bulan madunya nanti bersama dengan Riana.
Membayangkannya saja sudah membuat Regha tersenyum sendiri.
Regha menemui kepala pelayan dibawah.
" Tuan Regha apakah ada sesuatu yang anda butuhkan," tanyanya penuh hormat." Siapkan semuanya, aku berencana untuk mempercepat kepergian kami. Dan yah persiapkan Inaku dengan sangat baik, aku ingin dia menjadi wanita paling cantik sejagat raya meskipun dia memang sudah sangat cantik," tersenyum sendiri mengingat wajah Riana.
" Baik tuan muda,"
***
Regha kini masih tersenyum senang dikantornya, dirinya berharap jika waktu lebih cepat berjalan dan mempertemukan dirinya lagi dengan Inanya." Tuan muda semuanya sudah siap, anda dan nona muda akan berangkat malam ini juga sesuai dengan keinginan anda,"
Regha mengangguk perlahan, berusaha mempertahankan wibawanya padahal didalam dirinya sudah ada semangat dan gelora yang ingin meledak begitu saja.
Jangan lupa vote&comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomanceSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...