IKUT KE KANTOR

60 1 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Asisten Sam kembali kekediaman Regha, disana Regha sudah menunggu sambil menikmati tes sorenya dan menghabiskan waktu bersama dengan sang istri.

" Sam, siapkan semua keperluan Riana dikantor, ubah ruanganku semayaman mungkin untuknya. Karena mulai besok ia akan ikut denganku kekantor. Siapkan pakaian dan peralatan lain di kamar pribadi diruanganku," Regha langsung memberikan arahannya sambil memainkan dagu Riana dengan jari lentiknya.

" Baik tuan muda sesuai dengan perintah anda,"

" Bagaimana dengan Jenie, kau tidak berbuat kasar kepadanya bukan. Walaupun ku akui dia itu jahat tapi tetap saja kita tidak boleh main hakim sendiri bukan," Riana tiba-tiba saja angkat bicara.

"Anda tidak perlu khawatir nona Riana, karena saya tidak melakukan apapun pada wanita itu. Saya menyerahkan semuanya pada hukum," Yah tentu saja atas dasar keinginan Riana, jika Regha dan asisten sendirimah pengennya wanita itu binasa dihadapan mereka saat ini juga.

" Ehemm.... Sam pergilah jika kau sudah selesai. Kau mengganggu ketenangan kami saja," Wah luar biasa tuan Regha, padahal dirinya sendirilah yang memanggil pria itu kerumahnya dan segera bertemu.

Asisten Sam mengangguk setuju, lalu pergi keluar rumah. Berniat melaksanakan tugas Regha yaitu merenovasi ruangan pria itu menjadi sebuah ruangan yang nyaman untuk ibu hamil.

" Sayang aku rasa aku tidak perlu sampai ikut kekantor denganmu, aku baik-baik saja dirumah lagi pula kau sudah menugaskan Selly bukan untuk menjagaku terus jadi aku rasa tidak masalah sayang," Riana merasa Regha sudah cukup tenang jadi dia sudah bisa menolak secara halus titah Regha yang kadang tidak bisa dibantah terutama saat pria itu berada dipuncak kekesalannya.

" Ina apa kau mengerti seberapa besarnya aku menghawatirkan mu sekarang, semenjak ada orang yang berniat buruk padamu bahkan disaaat dia mengetahui jika kau adalah istri dari seorang Regha Tanjung,"

Oke baik, Regha sekarang sudah mulai mencemaskan Riana. Dan Riana harus mengerti akan hal itu, ia tidak boleh terus membangkang yang berakhir bisa membahayakan dirinya sendiri dan juga sekitarnya.

***

Regha membawa Riana kekantor seperti yang sudah ia tetapkan kemarin, pria itu bahkan tidak melepaskan sedikitpun genggaman tangannya dari Riana.

Semua karyawan memperhatikan presedir utama mereka dengan istrinya, terlihat sekali cinta yang besar diantara mereka.

" Sayang aku ingin minum teh," Riana menghentikan langkahnya karena melihat kearah dapur perusahaan dilantai satu.

" Sam bawakan Ina teh, kami akan menunggu diruanganku diatas," Regha memberikan perintah kemudian menarik tangan Inanya lagi seolah tidak rela jika tatapan seluruh karyawannya mengarah pada sang istri tercinta.

***
Entah posisi macam apakah ini, Regha masih saja tidak melepaskan tangan Riana disaat pria itu sibuk membolak-balik dokumen dengan tangan satunya.

Riana disuruh duduk dipangkuan Regha, sedangkan pria itu mulai sibuk dengan layar laptop dihadapannya.

" Sayang aku akan menunggumu disofa atau dikamar saja yah, tidak akan nyaman jika ada yang masuk dan melihat kita nanti,"

" Tidak Ina, selama kita tidak dirumah kau tidak boleh berjarak lebih dari 1 cm dariku," berbicara tanpa mengalihkan fokusnya.

Masalahnya kan ini dikantor, terlebih lagi diruangan presedir yang tentu saja sudah dilengkapi oleh penjagaan yang super ketat. Bahkan seekor nyamuk pun tidak akan berani hinggap dan menghisap darah Riana sekarang, karena bisa-bisa dibantai habis oleh semua penjaga Regha yang senantiasa berada didepan pintu ruangannya.

Riana merasa cukup pegal dengan posisi itu, ia beberapa kali memegang pinggangnya.

" Kenapa apa kau pegal lagi, ayo beristirahat dulu," menggendong Riana kedalam kamar khusus diruangan itu.

Regha membaringkan tubuh istrinya secara perlahan, kemudian mulai mendaratkan tangannya dengan lembut dan mulai memijat pinggang Riana.

" Apakah pegal, maaf aku lupa jika kau mudah lelah sekarang. Tidurlah sampai jam makan siang diantar, aku akan menemani dan menjagamu disini,"

" Kau kerjakan saja pekerjaanmu sayang, kau bilang itu sangat banyak bukan," menggeleng pelan.

Regha meletakkan tangannya dan menuntun mata Riana untuk terpejam.

" Shuttt..... tidurlah, bagiku tidak ada yang lebih penting dari pada dirimu sekarang. Maka dari itulah tidur dan jangan sampai kau kelelahan apa lagi sakit," ikut berbaring dan memeluk Riana.

" Aku ingin mengisi dayaku dulu sebelum kembali bekerja nanti," lanjut Regha yang langsung dibalas senyum semringah Riana, malu sendiri rasanya. kenapa Regha semakin lama semakin suka menggombal seperti ini.

***
Setelah mendapatkan kabar tentang msalah Jenie yang berniat jahat dan bahkan berniat menghabisi Riana dan juga calon bayinya membuat mama Regha menjadi syok. Ia kembali menyalahkan dirinya sendiri karena dengan gampangnya menerima kehadiran gadis asing kedalam keluarganya.

" Apa yang aku lakukan sebenarnya, aku bahkan hampir saja membuat menantu dan juga calon cucuku celaka,"

" Sayang itu bukan salahmu, berhentilah menyalahkan dirimu dalam setiap hal yang terjadi. Sudah aku bilang jika semua ini adalah kesalahanku, jika dulu aku tidak melakukan itu maka gadis iblis itu tidak akan pernah lahir, kau tidak akan pernah merasakan sakit seperti ini dan hubungan kita akan baik-baik saja," timpal sang suami yang kini sudah menatap istrinya lekat.

" Menantu, yang dikatakan suamimu itu benar sekali. Dia ini memang pria breng*ek tapi percayalah jika dia hanya mencintai dirimu seorang, aku hanya diam beberapa waktu kemarin dan berharap kalian menyelesaikan semuanya dengan baik. Tapi setelah mendapatkan kabar jika cucu menantuku hampir celaka aku tidak bisa tinggal diam lagi. Jadi berbaikanlah atau Regha dan Riana anak kalian akan merasa sangat sedih dan terpukul,"

" Ibu sudah kubilang bukan, jangan sampai kau banyak fikiran. Atau Regha akan memarahiku nanti karena tidak menjaga nenek gaulnya ini dengan baik," membantu sang nenek duduk.

" Kalau begitu berbaikan lah, memangnya apa susahnya hal itu, semuanya sudah selesai bukan jadi ada masalah apa lagi sekarang,"

" Kami baik-baik saja Bu, jadi tidak usah difikirkan lagi yah. Ayo ibu harus kekamar dan minum obat lagi,"

" Tunggu dulu aku kesini ingin mengatakan untuk menaikan jabatan asisten Regha juga Selly . Berkat mereka berdua semua masalah ini terselesaikan dengan baik,"

Regha tidak akan pernah membiarkan asistennya itu pergi dari sisinya, tidak akan sedikitpun. Lagi pula mana mau asisten Sam naik jabatan ia hanya ingin melayani tuan mudanya itu saja cukup baginya.

***
Sementara itu Selly pergi ketempat suaminya lagi, dengan dalih untuk menjenguk wanita yang diistimewakan oleh asisten Sam.

" Bagaimana kabarnya," tanya Selly antusias saat melihat suaminya dihadapannya.

" Perkembangannya cukup pesat, kami pihak medis hanya membantu tapi kesembuhan dan keberhasilan dari perawatan semuanya berada ditangan pasien, jika ada kemauan dan keinginan untuk sembuh maka pasti akan sembuh kembali,"

" Dari mana kau belajar kata-kata bijak seperti itu, sepertinya aku harus sering meninggalkanmu agar saat aku kembali kau penuh dengan seribu kejutan baru seperti ini,"

Wajah pria itu kembali datar, memang istrinya yang satu ini cukup menyebalkan dan kadang sangat dingin dan cuek tapi terkadang juga kalau sifat manjanya sudah datang yah begitu deh.

Perawatan gadis itu semakin membaik semakin hari, dokter suami Selly ini berhasil membuat 6 persen menjadi 60 persen, tinggal menunggu waktu saja sekarang untuk fase sadar serta pemulihannya.


















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang