HOME AGAIN

51 4 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Asisten Sam kembali kekantor, memasang wajah datarnya seperti biasa saat bertemu dengan Jenie, membuat wanita itu tidak curiga dengan rencana apapun kedepannya.

***
Regha masuk kedalam ruangannya, pria itu baru bisa duduk tenang setelah mendapat kabar dari Selly jika Riana baik-baik saja sekarang.

Setiap 15 menit sekali Selly wajib melaporkan setiap kegiatan dan kondisi Riana, mengingat ini merupakan kali pertama gadis itu pergi keluar rumah sendiri, terlebih lagi kerumah orang tuanya.

" Sam apakah aku harus pergi saja menyusul Ina, aku tidak tenang jika dia tetap disana," gumam Regha lagi, padahal baru lima menit lalu Selly memberi kabar jika Riana baik-baik saja sekarang dan sedang berada dikamar Vivi adiknya.

" Tuan muda menurut saya itu tidak dibutuhkan, karena saya sudah menempatkan penjagaan ketat untuk nona muda. Jadi anda tidak perlu khawatir, tuan dan nyonya Mahesa juga sudah berubah sekarang jadi anda tidak perlu khawatir lagi sekarang,"

Tapi tetap saja Regha merasa gelisah, semenjak menikah Riana sangat jarang bahkan tidak pernah pergi kerumah orang tuanya sendiri tanpa pengawasan dari Regha langsung.

***
Lain halnya dengan Regha yang menghawatirkan dirinya, Riana kini justru sedang asyik bermain bersama Vivi adiknya didalam kamar, bersenda gurau serta bercerita banyak hal layaknya seperti adik dan kakak pada umumnya. (Author yang anak tunggal hanya bisa memantau:()

" Nona Vivi tolong agar menjaga sikap anda, nona Riana tidak boleh berlarian seperti ini," Selly masuk kedalam kamar dan mendapati Riana yang berlari mengejar Vivi didalam kamar.

Tapi kenapa, kami biasa melakukannya benar kan kakak," protes Vivi kepada wanita yang hampir seumuran dengan kakaknya itu.

" Nona Vivi mengertilah jika nona itu," ucapannya terpotong oleh Riana yang memberikan tatapan tidak sukanya.

" Selly tidak apa, aku akan berhati-hati lagi. Jadi jangan coba-coba melaporkannya pada tuan mu itu," mengangkat jari telunjuknya dan memberikan isyarat tertentu yang langsung diangguki oleh Selly.

" Kalau begitu saya akan menunggu diluar nona, jika ada yang anda butuhkan silahkan panggil saya saja. Dan yah lima belas menit lagi saya akan kembali untuk mengecek kondisi nona,"

Riana hanya mengangguk paham, lalu duduk diatas sofa didalam kamar itu.

" Kakak siapa dia sebenarnya, dia terus saja mondar-mandir sejak tadi apakah gadis itu tidak bosan," Vivi duduk disamping Riana dan menanti jawaban dari kakaknya itu.

" Dia adalah temannya kakak Regha, kau bisa memanggilnya kakak Selly. Bersikap baiklah padanya dia orang baik Vivi oke,"

Vivi hanya mengangguk tanda mengerti, lalu kembali asyik dengan mainannya.

Riana mendengar ponselnya berbunyi beberapa kali, beberapa adalah pesan dari Regha sekedar menanyakan kabar dan basa-basi lainnya. Pria itu sedang rapat makanya hanya bisa mengirimkan pesan saja. Namun ada satu pesan yang Riana tidak tahu siapa pengirimnya bukan pesan bisnis dan semacamnya namun sebuah pesan yang membuat Riana bertanya-tanya siapakah sang pengirim pesan itu.
kau terlihat semakin cantik saja jika memakai gaun putih itu, aku semakin menyukaimu. Isi pesan itu membuat Riana terpaku, apakah Regha mengerjainya, tapi pria itu tidak akan pernah melakukan hal kekanakan semacam ini.

" Mungkin orang salah kirim pesan," Riana berusaha berfikiran positif dan mengabaikan pesan itu.

***
Mama Regha tertegun di balkon kamarnya, setiap makanan dan minuman yang masuk ke mulutnya terasa sangat hambar, mungkinkah itu sebuah teguran karena mulut itu selalu berkata dusta bahwa dirinya baik-baik saja saat ini. Terluka, dirinya benar-benar sangat terluka kesalahan suaminya dimasa lalu harus dia rasakan saat ini disaat semuanya terasa begitu bahagia, disaat dirinya sudah mulai melepaskan putra pertamanya, serta disaat menantu kesayangannya memberikan kabar gembira tentang kehamilannya, kenapa baru saat ini ia harus tau tentang sayatan luka lama dan baru merasakan sakitnya.

" Sayang," tangan lembut menyapa pinggangnya yang tak seramping dulu disaat muda.

" Aku tidak apa, kau harus pergi keluar kota bukan. Aku akan segera menyiapkan semua keperluanmu," melepas secara lembut tangan lelaki yang sudah berbagi suka duka dengannya berpuluh-puluh tahun lamanya.

" Kau memang pantas marah, kau memang seharusnya sangat membenciku tapi kumohon jangan bersikap seperti ini. Aku benar-benar tidak sanggup lagi, lebih baik kau memukuli atau sekalian saja membunuhku tapi jangan seperti ini kumohon," tampak pria itu kini mulai meneteskan buliran bening dari pelupuk matanya.

"Tanpa sadar kau membunuhku lebih dulu suamiku, aku tau saat itu kau kecewa kepadaku karena tidak bisa menganduk seorang anak. Aku terus berjuang siang dan malam berharap bisa membuatmu bahagia, tapi tanpa kusadari ternyata kau menusukku dari belakang. Kau tau wanita bisa menahan sakit apapun kecuali mengetahui suaminya berselingkuh apa lagi memiliki seorang anak dari wanita lain. Sudahlah tidak perlu membicarakan ini, aku akan menyiapkan pakaianmu dulu,"

" Maaf, aku mohon maafkan aku. Kenapa kau tidak bisa memaafkan kesalahan ku seperti yang dulu-dulu. Saat itu aku tidak sadar melakukannya aku benar-benar minta maaf padamu," bertekuk lutut di dekat istrinya.

" Aku sudah bilang jika aku sudah memaafkan mu bukan, tidak baik jika ibu sampai tau hal ini,"

" Kenapa kau melakukan semua ini, berpura-pura semuanya baik-baik saja. Kau bisa saja pergi dan meninggalkanku bukan kenapa kau tetap disini dan membuatku merasa semakin bersalah padamu,"

" Harus kau tau satu hal suamiku, aku disini bukan karena dirimu lagi. Hubungan kita sudah tidak berarti lagi saat kau merusak kepercayaanku, aku disini hanya untuk ibu mertuaku untuk keluargaku serta putraku. Jadi mari jalani hidup seperti biasa, jangan membuka tirai yang tidak perlu lagi," berbalik dan meninggalkan suaminya itu.

Pria itu menangis, mungkin saat ini dia benar-benar berada dititik terlemahnya. Putus asa karena perbuatannya sendiri, kehilangan arah dan tujuannya karena pendukung utamanya perlahan mulai meninggalkan dirinya sendiri.

***
Regha bergegas menyelesaikan pekerjaannya, sangat tidak sabar melihat wajah lugu gadisnya lagi.

" Sam cepatlah sedikit, apakah kau baru belajar berkendara hah," Regha dibelakang terus saja protes bahkan pria itu seperti ingin mengambil alih setir saja dari asisten Sam.

Tuan muda anda benar-benar tidak terkendali jika sudah jatuh cinta seperti ini.

Regha masuk kedalam rumah orang tua Riana, pria itu mencari dimana keberay istrinya sekarang. Namun disaaat Regha ingin masuk kedalam kamar Vivi ia melihat Selly menghampiri dirinya dengan wajah gusar dan sedikit panik.

" Ada apa dengan wajahmu itu Selly, dimana Inaku," tanya Regha dengan tatapan dinginnya.

" Maaf tuan muda, tapi nona muda muntah-muntah sejak tadi. Ia masih ada didalam kamar mandi dan melarang siapapun untuk masuk,"

Tanpa menunggu lagi Regha berlari masuk kedalam kamar dan mencari keberadaan istrinya itu.

" Ina kau didalam, buka pintunya sekarang," ucap Regha dengan nada paniknya.

" Tunggu sebentar sayang, owekkkkhhhhhh," Terdengar Riana memuntahkan semuanya.

" Ina buka sekarang atau aku akan menghancurkan pintu ini," menggedor pintunya kasar.

" mama kakak Riana kenapa, sejak tadi dia muntah-muntah terus apa karena susu yang diminumnya tadi," ucap Vivi bertanya kepada sang ibu.


















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang