DRAMA ALA REGHA

133 12 0
                                    

Happy reading all, always enjoy.

" Apa kau lupa apa kata dokter, buat aku selalu merasa puas dan bahagia," bisik Regha.

Riana menatap kesal Regha, jadi ini semua rencana pria yang satu ini seharusnya Riana sudah bisa menduga sebelumnya.

" Om kau menyebalkan," memukuli Regha dengan kepalan tangan kecilnya.

" Itu sungguh sakit jadi hentikan sebelum aku menghukummu disini dipagi hari seperti ini," menangkap kedua tangan Riana yang menyerang tubuhnya dengan pukulan kecil.

***
Riana keluar dari kamar mandi dengan menghentakkan kakinya kesal. Apa lagi jika bukan karena pria yang bernama Regha itu.

" Sepertinya kau sangat menikmatinya yah," goda Regha lagi sambil terus tertawa mengikuti Riana masuk kedalam ruang ganti.

Apakah boleh aku memukul kepalanya itu, ingin sekali aku memukulnya agar keangkuhan dan kesombongannya itu jatuh. Gerutu Riana yang masih kesal karena merasa dipermainkan terus oleh Regha.

" Hei, bukankah kau suka melihat tubuhku ini. Karena aku baik maka aku akan membiarkanmu memakaikanku pakaian," ucap Regha santai.

Riana membulatkan matanya lebar, benar-benar ingin melayangkan satu pukulan besar kekepala pria ini.

Regha memanfaatkan dengan sangat baik situasi ini, sungguh alergi yang menguntungkan, Regha rela jika dia harus memakan banyak jamur dan alerginya kambuh agar bisa melihat wajah kesal dari Riana.

" Apa yang kau tunggu, dengar aku hanya memberimu satu kehormatan ini jika tidak kau pasti akan menyesal nantinya,"

Aku tidak akan menyesal melainkan aku akan bersujud syukur nantinya. jerit Riana.

Namun semuanya tentu semua sumpah serapah itu hanya bisa di ucapkan oleh fikiran, lisan masih tetap diam dan bibir tersenyum merekah serta tubuh yang mulai mengerjakan apa yang diperintahkan.

Riana menahan senyum diwajahnya kemudian mulai mengancingkan satu-persatu kemeja putih ditubuh kekar Regha.

" Hati-hati air liurmu sudah hampir menetes tuh," Ucapan Regha membuat Riana dengan segera menyelesaikan pekerjaannya.

" Sudah kan," tersenyum paksa kemudian mulai mencari pakaiannya juga.

" Apakah perlu aku memberikanmu kehormatan yang lebih besar lagi," tiba-tiba memeluk Riana dari belakang dan menenggelamkan kepalanya dicekukan leher istrinya.

Kehormatan apa lagi yang ingin kau berikan, sudah cukup aku tidak mau mendapatkan terlalu banyak kehormatan agar tidak sombong seperti dirimu nantinya.

" Apa itu om," lain dihati lain dimulut.

" Aku akan memakaikan ini juga," membantu Riana memasang bajunya.

Tidak menyingkirlah, menjauhlah, enyahlah. Jangan ganggu ketenangan hidupku lagi.

" Terimakasih om tapi tidak perlu aku bisa melakukannya sendiri," ingin mengambil alih namun Regha dengan cepat menggigit lehernya.

" Diamlah jika kau tidak ingin aku makan sekarang,"

Akhirnya lagi-lagi Riana hanya bisa pasrah, membiarkan Regha melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Acara memakai baju yang biasanya hanya berlangsung selama dua menit kini berkepanjangan menjadi dua jam lebih, bahkan ditubuh Riana kini sudah penuh dengan hiasan indah yang merupakan karya seni milik Regha.

" Om karenamu aku harus memakai turtleneck dihari sepanas ini," gerutu Riana kesal.

" Kenapa kau menyalahkan ku, kau sendirilah yang memilih memakai baju seperti itu," tidak merasa bersalah sedikitpun.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang