KOTAK TUA

133 10 0
                                    

Happy reading all, like komen dan juga votenya dlu yah sebelum baca. Enjoyy.

" Jaga putri kalian yang satu lagi, karena kalian tau sendiri hanya dialah yang menjadi jembatan penghubung antara kalian dan nona Riana. Jadi manfaatkan lah sebaik mungkin atau kalian akan terima sendiri, bukan dari saya ataupun tuan Regha tapi dari nona Riana sendiri," langsung pergi begitu saja, tanpa ingin mendengarkan tanggapan dua orang itu.

***
Setelah kepergian asisten Sam, orang tua Riana masih diam dan saling menatap satu sama lain. Dalam hati dan cikiran mereka hanya ada kekalutan serta saling menyalakan satu sama lain.

" Kita melakukan kesalahan dengan percaya bahwa Riana tidak akan mendapatkan cinta dari tuan Regha," ucap sang ibu dengan wajah kesalnya.

" Tidak, bukan hanya itu kesalahan kita. Tapi kesalahan terbesarnya adalah kenapa bisa kita membuat perjanjian dengan keluarga Tanjung, padahal kita tau sendiri bahwa rahasi dimasa lalu bisa saja terbuka sekarang," menatap kearah luar jendela.

***
Sementara itu Riana dan Regha masih saling bungkam hingga mereka memasuki kamar.

" Sayang, bolehkah aku bertanya tentang satu hal kepadamu," ucap Riana ragu.

" Hemm katakan ada apa," jawabnya santai, bahkan tanpa melihat kearah Riana.

" Apakah yang terjadi sebenarnya, kenapa kau bisa datang kesana dan semua wartawan dan polisi itu," ucapannya terpotong karena wajah Regha yang mengukirkan senyum lebar.

Biasanya jika Regha sudah tersenyum lebar seperti itu, maka pasti ada sesuatu di otak liciknya itu.

" Mereka semua palsu, apa kau berfikir jika aku akan membuat keributan dan mempermalukan diriku sendiri," tertawa geli, mengingat rencananya.

" Hah?," masih bingung.

" Mereka semua adalah adalah suruhan Sam," masih menampakkan senyum diwajah menyebalkannya itu.

" Tapi untuk apa kau melakukannya,"

" Tidak ada hanya untuk bersenang-senang saja, apa kau lihat wajah takut mereka tadi. Sungguh sangat menggemaskan," lagi-lagi tertawa sangat keras.

Orang ini sungguh tidak waras, apakah dirinya menganggap hal ini seperti sebuah permainan yang menyenangkan. Gerutu Riana dalam hati.

" Pergi bersihkan dirimu, bukankah masih ada hal yang seharusnya kau lakukan setelah sampai dirumah,"
kali ini bicara dengan menatap lawan bicaranya.

" Apa?," memutar otaknya keras.

" Dasar gadis bodoh, kau masih memiliki satu janji menangis tadi. Bukankah aku menyuruhmu untuk menunda tangismu, jadi sekarang keluarkan saja tidak akan ada yang mendengarnya," ucapnya santai.

" Apa," dia aja bingung apa lagi kita yang baca.

" Aku memberikanmu suatu kehormatan menangis didekatmu sekarang, jadi cepat lakukan sebelum kau kehilangan kesempatan itu," membanting tubuhnya dikasur.

Tangan ini sudah sangat gatal untuk segera memukul wajahnya itu, kehormatan macam apa yang aku dapatkan dengan menangis didekatnya. Setelah itu dia pasti akan mengejek atau mengerjaiku. Menatap sinis kearah Regha.

" Ada apa, apa kau merasa malu. Sudahlah kau juga sudah sering menangis bukan," ucapan yang begitu singkat namun menusuk hingga ke ujung.

" Tidak sayang,caku hanya tidak ingin menangis lagi, kita tidak boleh bukan terus menangisi sesutau tidak baik," tersenyum kaku.

Dibibir Riana mengucapkan hal yang lain, begitupun di hatinya yang lain lagi. Sungguh hidup dengan Regha menguras energi dan kesabaran.

" Kalau begitu kemarilah dulu," menepuk ruang kosong di sampingnya.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang