Happy reading all 💐💐
Perlahan sepatu hitam mengkilat menapak dilantai keramik ruang sakit.
Pria dengan setelan jas formalnya itu berjalan semakin masuk kedalam sebuah lorong panjang yang ada dirumah sakit.
Tampak beberapa mata memperhatikan kedatangan pria itu.
" Selamat datang tuan Sam," seorang pria yang telah lanjut usia menyapa asisten Sam begitu pria itu sampai didepan sebuah ruangan.
" Bagaimana kabarnya apakah ada perkembangan," menatap kedalam ruangan.
" Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, jika kemungkinan untuk wanita itu sembuh total hanya ada 6 persen bukan,"
" Lalukan lah semaksimal mungkin, nona Riana sudah memutuskan jika gadis itu harus sembuh. Dan kau tau bagaimana tuan Regha kepada nona muda,"
"Saya mengerti tuan, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhannya," membungkuk hormat lalu berlalu pergi dari sana.
Asisten Sam perlahan memasuki ruangan itu, langkah kakinya terdengar menggema diruangan itu.
" Beruntung sekali kau, jika bukan karena nona muda pasti kau sudah akan kehilangan nyawamu sejak lama," menatap wanita yang masih tidak sadarkan diri itu.
Asisten Sam hanya duduk disebuah sofa sambil terus menatap layar komputernya, entah kenapa dia ada disana dan menemani gadis itu.
Bahkan kenal saja tidak, tapi pria itu rela menunggu dirumah sakit.
Mungkin karena merasa itu adalah tanggung jawabnya, keinginan Riana adalah perintah dari Regha dan perintah dari Regha adalah kewajiban terbesar dalam hidupnya saat ini.
Jadi memastikan gadis itu selamat dan terus bernafas adalah tanggung jawab asisten Sam sekarang, setidaknya dirinya sendirilah yang mengecap hal itu.
Satu jam, hingga 10 jam sudah pria itu menunggu seorang wanita yang meskipun ditunggu seumur hidup pun belum tentu sadar.
Pandangan asisten Sam tiba-tiba tertuju kepada sebuah iklan dilayar komputernya. Pengobatan paling ampuh, pasien matu otakpun dapat sembuh dengan terapi khusus dari dokter itu.
Seorang dokter yang hanya akan merawat satu pasien dalam satu tahun. seorang dokter yang terkenal dengan ketepatan dan kesempurnaan pengobatannya.
" Sebuah peluang baru, sepertinya wanita ini benar-benar ditakdirkan untuk hidup," tersenyum sekilas lalu kembali fokus pada pekerjaan nya.
***
Riana sedang duduk diruang tengah sambil menikmati serial kesayangannya disebuah televisi besar dihadapannya." Apa yang kau lakukan sepanjang hari hanya bersantai dan bersantai saja," Regha datang dan langsung mengacaukan ketenangan.
"Yah memangnya apa lagi yang bisa aku lakukan dirumah ini seharian,"
Regha tiba-tiba baring dipaha Riana.
" Sayang ada apa," terkejut dengan sikap Regha yang bisa dibilang tiba-tiba itu.
" Kau bisa melayani suamimu ini kan," mengedipkan sebelah matanya.
Bahkan hanya untuk sekedar berada di dekat mu selama sejam saja sudah membuat darahku naik turun. Bergumam dalam hati sambil tangannya memainkan rambut hitam nan tebal Regha yang masih berbaring di pangkuannya itu.
" Apakah kau lapar," mengalihkan pembicaraan.
" kita baru saja makan,"
Hah benar juga, bahkan rasa pahit sayuran tadi masih ada ditenggorakanku saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomansaSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...