Happy reading semua 💐💐
Setelah kondisi Riana kembali pulih seperti biasanya, Regha mengadakan pesta besar-besaran untuk menyambut kehadiran sang buah hati.
" Lihatlah apakah itu nona Riana, sungguh dia wanita paling cantik yang pernah aku lihat," salah satu pelayan, yang sedang bekerja teralihlan perhatiannya oleh kedatangan Riana bersama dengan Regha.
" Yah benar apa lagi semenjak menjadi nona muda Tanjung dan istri dari tuan Regha, sungguh karisma yang dikeluarkan sangat luar biasa," timpal pelayan lain dengan semangatnya.
" Apakah kalian digaji besar untuk menggosipkan nona muda kalian, cepat kerjakan tugas kalian sekarang juga," seorang wanita yang berpakaian lebih rapi serta kacamata bulat yang menghiasi wajahnya menambah kesan menakutkan.
Kedua pelayan itu langsung melarikan diri begitu mengetahui jika sang kepala pelayan yang tidak lain adalah jelmaan dari asisten Sam yang kejam.
***
Regha membantu Riana untuk duduk manis, tidak membiarkan istrinya berdiri terlalu lama untuk menyapa para tamu yang ada disana.
" Kak Ina," Vivi ingin berlari dan memeluk Riana, namun Regha segera menghalangi dan justru menggendong Vivi terlebih dahulu.
" Ahhh lepas aku ingin bertemu dengan kakakku," berontak gadis kecil itu didalam gendongan Regha.
" Diam bocah, sudah berapa kali aku bilang jika Ina hanya untukku kau harus menjaga jarak darinya," berbisik agar Riana tidak dapat mendengarnya.
" Dasar pria tua menyebalkan," Gerutu Vivi kesal lalu berlari kearah ibunya.
Regha hanya memberikan tatapan kesalnya, anak jaman sekarang sama sekali tidak mau menurut apa kata orang tua." Sayang," Mendengar suara Riana Regha langsung bergegas menemui istrinya.
" Ada apa hemm, kau butuh sesuatu," berjongkok dihadapan Riana.
Semau orang yang melihat perhatian Regha yang terang-terangan untuk Riana pasti merasa sangat iri dengan gadis itu. Mendapatkan suami yang tampan kaya dan sangat perhatian nikmat Tuhan mana lagi kah yang bisa didustakan.
" tetaplah disini, jangan tinggalkan aku sendirian. Bagaimana jika ada yang menyapaku nantinya," memasang wajah menggemaskannya.
" Ina jangan buat aku gemas karena aku jadi ingin memakanmu sekarang juga," mencubit kedua pipi Riana yang terlihat lebih berisi sekarang.
" Riana, " seorang wanita dan pria paruh baya menghampiri Riana dan Regha.
" Ayah ibu, ada apa. Apakah kalian butuh sesuatu," tanya Riana.
" Tidak kami hanya ingin mengucapkan selamat atas kehamilanmu," tersenyum ala kadarnya.
Riana kembali menunjukkan senyumnya. Hubungannya dengan kedua orang itu memang sudah sangat renggang, seperti orang asing yang pertama kali bertemu.
" Evan," lirih Riana saat melihat sebuah siluet seorang pria yang berjalan mendekatinya.
Regha langsung menggenggam tangan Riana kuat, takut jika wanita itu akan pergi dari sisinya.
" Di gue kesini cuma mau ngucapin selamat dan maaf, selamat atas kehamilan Lo dan maaf atas perbuatan gue yang lalu. Gue udah dapat ganjarannya sekarang tolong maafin gue," bersimpuh dihadapan Riana dan Regha.
" Evan bangun, apa yang sebenarnya kamu lakukan," Riana mencoba menyuruh pria itu untuk bangun karena etensi para tamu sudah mengarah kearahnya.
" Sam," teriak Regha memanggil asistennya.
" Baik tuan muda," tanpa Regha katakanpun asisten Sam langsung membawa pria itu pergi dari sana, awalnya ia hanya menarik tangannya saja tapi setelah berada diluar dia langsung melayangkan pukulannya kewajah pria yang terlihat tidak bisa melawan sedikitpun.
" Sudah saya peringatkan jangan pernah mendekati nona Riana, kau bahkan tidak diizinkan untuk menghirup udara yang sama lagi dengan nona muda. Namun aku berbaik hati karena membiarkanmu hidup jika tidak aku sudah pasti akan menghabisimu sejak dulu," ingin melayangkan pukulannya lagi.
" Sayang kita harus hentikan asisten Sam, bagaiamana jika dia justru malah menyakiti Evan," Riana terlihat gusar sendiri.
" Ina tenang ingat kata dokter kau tidak boleh banyak fikirankan," mengelus kepala Riana perlahan guna memenangkan fikiran istrinya itu.
Para tamu kembali fokus dengan kegiatan mereka, saling mengobrol seperti awalnya. Bersikap seolah kejadian barusan tidak pernah terjadi karena kalian tau sendiri bukan apa yang akan Regha lakukan saat mendapati ada yang ikut campur dalam urusannya.
" Tapi sayang bagaimana jika asisten Sam," ucapannya terpotong saat melihat asisten Sam datang dengan tampilan seperti awal tadi, tidak ada tanda-tanda ia habis berkelahi dengan orang lain.
" Lihat sudah yah, jangan difikirkan lagi. Pria itu sudah gila sayang, jadi jangan difikirkan yah," kembali mendudukkan Riana disebuah sofa.
Pestapun berjalan sebagaimana mestinya, para tamu yang terdiri dari keluarga dan juga kerabat Tanjung serta beberapa kolega bisnis Regha tampak sangat menikmati acaranya. Jangan lupakan para pengusaha penjilat yang berusaha mencari peluang bisnis besar dengan mendekati Regha.
Namun tampaknya Regha hanya berfokus pada istrinya saja, sejak tadi pria itu selalu berada disisi Riana melengkapi apa yang dibutuhkan oleh gadis itu, bahkan Regha sempat terlihat memijat bahu Riana.
"Apa kau sudah lelah Ina, jika Iya kita akan istirahat sekarang,"
Riana menggeleng kecil, dia masih ingin menikmati pesta ini. Lagi pula dia menjadi bintangnya malam ini, lebih tepatnya sih Regha junior yang sedang dia kandung sekarang.
" Regha sapalah beberapa tamumu juga, jangan hanya sibuk dengan istrimu itu," sang nenek datang dan melihat kelakuan cucunya itu.
" Nek Ina sendirian aku tidak bisa meninggalkannya, bagaimana jika ada yang menculiknya nanti,"
" Jaga ucapanmu Regha, sana pergilah sapa para tamumu, biar nenek yang menjaga Riana,"
" Tapi masalahnya mata nenek itu sudah tidak bisa dipercaya lagi," gumam Regha, kata-kata Regha itu telah berhasil menciptakan sebuah perdebatan antara cucuk dan neneknya.
" Sayang pergilah yah, aku akan bersama nenek disini, lagi pula siapa yang akan mencari masalah dengan nona Regha Riana Tanjung,"
Akhirnya Regha mengangguk, kemudian mengecup kening Riana.
" Riana dengarkan kata-kata nenek, jangan sampai cicitku itu bersifat sama keras kepalanya seperti ayahnya itu. Sungguh anak itu sangatlah menyebalkan," duduk disamping Riana guna mengistirahatkan tubuhnya yang sudah renta itu.
Riana hanya tersenyum kecil menanggapi kata-kata sang nenek mertuanya itu.
" Ibu sudah aku bilangkan jangan banyak bergerak sekarang, ibu sudah tua jadi beristirahat lah saja yah," mama Regha datang.
" Lihatlah ibu dan anak ini, sungguh sama-sama suka memaksa kehendaknya,"
Riana tertawa geli, ternyata sang nenek memang sangat suka sekali berdebat.Regha membawa Riana masuk kedalam kamar sebelum acara selesai, pria itu mengatur jadwal untuk Riana dengan sebaik mungkin, mulai dari bangun tidur dipagi hari hingga waktu tidur dimalam hari semuanya sudah diatur oleh Regha, bahkan pria itu juga sudah memindahkan kantornya dirumah karena tidak ingin meninggalkan Riana sendiri, hanya asisten Sam yang mondar-mandir setiap harinya karena mengurus pekerjaan Regha.
"Sayang aku tidak bisa tidur," keluh Riana.
" Kemari aku akan menyanyikanmu sebuah lagu,"
" Tidak mau, kau lah yang harus mendengarkanku bernyanyi sekarang,"
Regha hanya mengangguk tidak mau berdebat dengan Riana. Akhirnya Regha dan Riana tidur dengan suara nyanyian lagi selamat tidur dari Riana.
Jangan lupa vote&comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomanceSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...