LIBURAN PART 5

151 18 0
                                    

Nafas Riana kini sudah kembali teratur, Reghapun melepaskan tautan bibir mereka.
Ahhh sial sepertinya jantungku juga bermasalah sekarang, aku harus memeriksakannya ketika dokter datang nanti. Ucap Regha dalam hati.

Tidak lama berselang pun seorang dokter dengan jas putih dan juga tas hitam besar yang berisikan alat-alat dokternya masuk kedalam kamar berasama dengan asisten Sam.

" Tuan muda dokter Bram sudah datang," ucap asisten Sam.

" Bagaimana kondisinya," tanya dokter itu kepada Regha sambil melihat Riana yang kini tengah berbaring dikasur dalam keadaan tidak sadarkan diri.

" Sepertinya dia tertidur, setelah merasa lebih baik," ucap Regha yang duduk dikasur didekat Riana.

Tanpa banyak bicara lagi dokter tersebut mulai memeriksa kondisi tubuh pasiennya yang kini terlihat sangat lemah.

" Tuan sepertinya penyakit jantungnya kambuh lagi karena pengaruh alkohol atau semacamnya. Dengan kondisi jantung yang lemah ini tidak memungkinkan bagi nona Riana meminum minuman seperti itu, dan yah pastikan obatnya selalu ada, jangan sampai hal ini terjadi lagi atau bisa saja kita kehilangan dia," jelas dokter itu.

" Aku tidak tau kenapa bisa dia sampai kehabisan stok obatnya, gadis ini benar-benar sangat bodoh, dia terus membuat masalah dan membuat orang lain susah," ucap Regha sambil mengelus kening Riana tepat setelah dokter itu pergi.

" Tuan muda apa perlu saya batalkan jadwal kepulangan anda untuk hari ini, mengingat kondisi nona Riana yang kurang baik," asisten Sam yang tiba-tiba angkat bicara setelah mengantar dokter tadi.

" Apa perlu kau menanyakan hal seperti itu Sam, lakukan lah yang terbaik," berbicara tanpa menatap asisten Sam dan sibuk memperbaiki selimut milik Riana.

***

Riana meregangkan tubuhnya yang terasa berat, kini jantungnya sudah lebih baik dibandingkan tadi mungkin efek dari suntikan yang diberikan dokter tadi.

" Kau sudah bangun," ucap Regha tiba-tiba.
Riana yang sibuk berguling-guling diatas kasur itu dibuat terkejut karena kehadiran Regha yang tiba-tiba.

" astaga om kau membuatku kaget," langsung memperbaiki tubuhnya dengan duduk manis dikasur.

" makanlah dulu, setelah itu minum obatmu," memberikan nampan berisikan makanan dan juga obat milik Riana.

" om apakah aku merepotkan mu lagi," berbicara dengan mulut yang penuh dengan makanan.

" Habiskan dulu makananmu itu baru bicara," ucapnya gemushhh melihat tingkah Riana.

" om hari ini kita jadikan pulang, aku besok harus masuk sekolah lagi untuk mempersiapkan kelulusanku yang sebentar lagi," tidak mau berhenti bicara saat mulutnya penuh dengan makanan.

" Dasar gadis bodoh, cepat habiskan makananmu dulu, dan yah hari ini kita tidak jadi pulang. Aku juga sudah menyuruh Sam untuk mengurus semua tentang perpisahan bodohmu itu," menjitak kening Riana pelan.

Riana yang diperlakukan seperti itu hanya memanyunkan bibirnya kesal.

***

Setelah beristirahat total selama dua hari penuh Riana yang merasa jenuh diatas kasur hanya mampu berguling-guling dikasur king size.

" Hahahahahahahahahahahahahaha," gelak tawa Riana bergema memenuhi isi kamar hotel itu.

" Hei apa perlu aku panggilkan psikiater untukmu," ucap Regha yang baru keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah, sungguh maha karya Tuhan yang sempurna.

" Om lihatlah ini, bukankah ini terlihat sangat lucu," menunjukkan layar ponselnya yang menampakkan sebuah vidio yang entah apakah itu.

Riana sibuk berguling dikasur sambil sesekali tertawa terbahak-bahak menonton vidio diponselnya.

" minum obatmu dulu," memberikan obat kepada Riana yang masih asik berguling diatas kasur.

" Tidak mau obatnya rasanya begitu pahit,"
" Ayo minum obatmu sekarang Riana," perintah Regha lagi.

" Dasar om om sinting," gumam Riana kesal karena menganggap Regha sebagai pengganggu yang akut.

" Om kapan kita akan kembali ke Negera XX, disini aku sangat bosan tidak bisa melakukan apapun," ucap Riana mengeluh.

" Besok," singkat padat dan jelas.

" Kemaren lusa dan kemarin kau juga bilang besok tapi sampai hari ini belum juga, dan sekarang kau bilang besok lagi. Pasti saat aku bertanya besok kau juga akan menjawab besok," gerutunya tidak jelas.

" diam dan turuti saja perintahku jika kau ingin pulang dengan selamat," lagi-lagi menjitak kening Riana pelan.

" Lama-lama jantungku akan berhenti berdetak jika terus berada dikasur tanpa bisa kemanapun," keluh Riana lagi.

Mendengar ucapan Riana yang keluar dari mulut ceplas cepolosnya itu Regha menjadi kesal dan segera mengecup bibir Riana lagi.
Umuachhh. mengecup bibir Riana sekilas.

" Om apa yang kau lakukan," ucap gadis itu terkejut.

" Jangan pernah berani kau mengucapkan kata-kata sembarangan seperti itu lagi, kau mengerti," tekan Regha.

" memangnya aku bicara apa," ucapannya terpotong karena Regha lagi-lagi mengecup bibirnya.

Riana yang masih terkejut tidak merespon apapun, tidak membalas ataupun menolaknya. Bahkan matanya masih membulat sempurna.

Regha yang sadar jika Riana tidak menutup matanya segera meletakkan tangannya Dimata gadis itu agar menutup matanya juga dan menikmati ciuman mereka ini.

Mereka mulai terbawa oleh suasana, terutama Regha yang kini mulai merasakan suatu gejolak didalam dirinya.

" Maafkan aku," ucap Regha yang tersadar dengan perbuatannya barusan.

Riana yang ikut tersadarpun segera mengalihkan pandangannya kearah yang lain.

" Dasar om om mesum," gerut Riana pelan namun dapat didengar dengan sangat jelas oleh Regha yang berada didekatnya.

" Apa kau bilang, aku mesum. Kaulah yang mesum, lihat usiamu sangat tidak sopan bicara kepada orang yang lebih tua," tidak terima dikatai mesum.

Riana hanya memutar bola matanya malas kemudian kembali lagi fokus dengan benda pipih tipisnya.

***

Riana baru mau membuka matanya ketika menghirup aroma sedap dari makanan yang dibawa oleh seorang pelayan.

" Bangunlah dan habiskan sarapanmu dulu, setelah itu kita akan bersiap-siap untuk kembali," ucap Regha yang duduk disofa ditemani secangkir teh pagi yang hangat

" Apa kau berusaha menggodaku pagi-pagi begini Hem," ucap Regha yang melihat Riana yang menyantap sarapannya dengan lahap.

" Aku tidak bermaksud seperti itu om, sungguh kau saja yang mesumnya akut," lagi-lagi berbicara dengan mulut yang penuh.

" Hei setidaknya biasakan dirimu untuk menjaga tata Krama disaat makan, kau tau kau itu seperti seekor B*b* saat sedang makan," kata-kata yang pedas dipagi hari terucap oleh Regha.

" Yah anggap saja begitu, anggap saja aku ini b*b* peliharaan kesayanganmu aku tidak perduli asalakan aku merasa nyaman dengan ini semua," masih mengunyah dengan mulut mungilnya.

Regha hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah kekanakan dari istri mudanya ini.

" Ehhh jika kita kembali hari ini bukannya kita harus membawa sesuatu untuk jadi oleh-oleh. Aku bahkan tidak sempat membelikan sesuatu untuk Vivi," mengingat jika dirinya sama sekali belum membeli apapun untuk dijadikan sebagai buah tangan.
" Aku tau kau pasti akan mengeluh seperti itu, jadi aku sudah menyuruh asistenku untuk membeli berbagai macam buah tangan untuk dibawa pulang nanti," sambil meminum teh hangatnya lagi.

Riana tersenyum lebar mendapati jawaban Regha tersebut. Memang suaminya yang satu ini bisa sangat diandalkan.

















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang