SADAR

53 4 0
                                    

Dengan perlahan Riana turun dari ranjang tidurnya, disana Regha masih terlelap dengan balutan selimut tebal guna menghangatkan tubuhnya.

Riana pergi ke balkon kamar dengan membawa ponselnya.
" Halo dokter, bisakah kau membantuku satu hal lagi," Riana mulai berbicara pada seseorang disebrang telfon.

" Ya tentu nona Riana, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu anda,"

" Begini bisakah kau melakukan kebohongan kecil lagi, sepertinya Regha sudah mulai curiga lagi tentang obat yang aku konsumsi belakangan ini, ia sangat peka dengan setiap perubahannya. Dan aku yakin sebentar lagi asisten Sam ataupun Selly akan segera menghubungimu dan menanyakan hal itu, jadi bisakah kau mengatakan sesuatu yang bisa membuat suasana hati Regha tetap baik," Riana berbicara sedikit pelan, dengan pandangan matanya yang sesekali menengok Regha yang masih tertidur.

" Saya mengerti nona, sebelum anda katakan saya sudah melaksanakannya. Tadi Selly menelfon saya dan menanyakan tentang banyak hal, tapi saran saya ada baiknya anda berdiskusi dengan tuan Regha. Resiko yang anda ambil ini tidak bisa dianggap enteng nona,"

" Aku tau itu, tapi aku akan tetap bertahan sampai akhir. Dan aku berharap dokter masih mau membantuku merahisiakan semuanya, tentang resiko dan apapun itu kepada Regha. Katakan jika tidak ada masalah dengan jantungku. Dengan begitu aku tidak akan merasa bersalah karena sudah berbohong kepadanya,"

" Saya mengerti nona,"

" Apa yang kau lakukan malam-malam begini diluar Ina, ini dingin kau tau," Regha tiba-tiba saja muncul dan berhasil mengejutkan Riana.

Dia tidak mendengarkan apapun bukan, aku harap begitu.

Riana berusaha bersikap normal saat ini meskipun jantungnya sedang berpacu kencang. Berharap Regha tidak mendengar apapun juga tadi.

" Sayang kau bangun, aku hanya mencari udara segar sebentar. Ayo masuk hawanya sangat dingin," mendorong tubuh Regha pelan.

" Ina kau terlihat pucat, apakah kau kedinginan. Kau pasti tidak terbiasa dengan suhu disini bukan, aku akan menyelesaikan pekerjaanku disini secepat mungkin dan kita bisa pulang secepatnya,"

Riana hanya mengangguk, memang udara dingin disini sepertinya kurang cocok dengan tubuhnya.

Regha kembali menarik selimut dan menutupi tubuh Riana.

" Tidurlah, aku disini bersamamu. Jangan takut,"

" Sayang ucapkan selamat malam juga untuknya," menunjuk perutnya.

" Selamat malam anak Daddy, mimpi indah sayang dan jangan rewel yah,"

Merekapun tertidur dalam bungkusan tebal selimut.

***
"Bagaimana kondisi putri saya dokter," sang ibu yang baru saja mendapatkan kabar dari rumah sakit segera bergegas tanpa membuang waktu lebih lama lagi.

" Putri ibu sudah sadar, dia sudah selamat dari komanya,"

Terasa begitu membahagiakan, seolah tidak percaya kesempatan seperti ini datang kedalam hidupnya. Putrinya telah kembali, doa seorang ibu telah terkabulkan.

Sang ibu langsung masuk kedalam ruangan putrinya, dan menghambur kedalam pelukan gadis yang tengah tersenyum menatapnya.

" Ibu ada apa, kau bersikap seperti tidak pernah bertemu denganku dalam waktu yang lama,"

" Kau tidur dalam waktu yang lama nak, ohhhh akhirnya Tuhan mau berbaik hati dan memberikanmu kesempatan untuk hidup kembali,"

" Hidup, memangnya apa yang terjadi padaku,"
masih cukup bingung dengan situasi dan kondisi sekarang.

" Ceritanya cukup panjang, tapi kau harus banyak berterimakasih pada nona Riana dan juga tuan Regha Tanjung. Berkat mereka kau masih bisa bertahan hidup seperti sekarang ini,"

"Siapa mereka, apa yang terjadi sebenarnya," masih tidak bisa mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan yang berputar diotaknya.

" Anda tidak perlu memikirkan apapun dulu untuk sekarang. Fokuslah dengan perawatan itu saran saya," dokter yang tidak lain adalah orang yang berjuang cukup keras menyelematkan nyawanya masuk kedalam ruangan sambil tersenyum lebar.

Satu lagi nyawa yang ia selamatkan, Akhirnya setelah berbulan-bulan lamanya. Ia bisa mengembalikan kesadaran dari pasien mati otak ini.

Malam semakin larut, tapi kedua pasang mata itu masih tidak ingin menutup kembali. Mungkin sudah terlalu lama ia terpejam dan sekarang ia tidak ingin terpejam lagi.

" Nak kenapa kau belum istirahat, bukankah dokter sudah mengatakan untuk tidak memikirkan apapun sekarang,"

" Ibu jawab saja pertanyaanku, apa yang terjadi padaku. Aku tidak bisa mengingat apapun sekarang, semuanya begitu samar aku bahkan tidak bisa mengingat apa yang terjadi padaku hingga bisa ada disini," menatap serius kearah ibunya itu.

"Carly, karena suatu tekanan akhirnya kau tidak sadarkan diri dan mengalami kelumpuhan otak. Awalnya dokter sudah menyerah dan jantungmu ingin didonorkan kepada nona muda dari keluarga Tanjung. Tapi beliau menolak dengan keras karena merasa yakin jika kau masih bisa diselamatkan, ia memohon pada suaminya agar mau menyelamatkanmu. Selama beberapa bulan tidak ada perubahan apapun yang terjadi, tapi setelah itu mereka memindahkanmu kesini. Dan lihatlah kau bisa pulih kembali sekarang,"

" Apakah yang ibu maksud adalah keluarga Tanjung yang terkenal itu, aku salah menilai orang kaya kebanyakan ternyata. Keluarga Tanjung memiliki kemurahan hati,"

" Benar seumur hidup kau berhutan pada keluarga mereka nak, terkhususnya kepada nona dan tuan muda Tanjung," mengelus pucuk kepala anaknya.

***
Asisten Sam mendengar kabar, senyumnya yang langkah kini mengembang begitu lebar. Akhirnya tujuannya sudah tercapai, keinginan nona mudanya juga sudah ia laksanakan dengan baik. Berita baik ini harus segera diberitahukan kepada Riana bukan, tapi tentu saja bukan sekarang, jika tidak bukannya Riana tapi Regha yang akan keluar kamar lebih dulu dan menghabisi asisten Sam.

" Asisten Sam ada apa, mengapa kau terlihat begitu bahagia sekarang," Selly datang dengan segelas air ditangannya.

" Kenapa kau disini malam-malam begini," malah bertanya balik pada wanita itu.

" Aku mengambil air didapur, tapi ada apa kenapa wajahmu terlihat begitu bahagia sepertinya,"

" Wanita itu sudah sadar sekarang, dan kondisinya berangsur pulih sepenuhnya,"

Selly tersenyum senang, terlebih lagi mengingat bahwa suaminya sendiri lah yang telah berjuang sangat keras untuk membuat sesuatu yang mustahil menjadi nyata.

Suamiku memang yang terbaik, aku harus memberikan hadiah untuknya nanti. Selly berargumen sendiri dan sibuk menjelajahi dunianya.

" Bisa kau membantuku lagi Selly,"

Selly mengangguk dengan penuh semangat sekaligus kebingungan.

" Apakah kau bisa pergi sebagai perwakilan tuan muda dan nona Riana untuk menyampaikan rasa turut bahagia, tuan muda tidak bisa pergi karena masih sangat sibuk saat ini. Sedangkan nona Riana tidak mungkin diizinkan untuk pergi sendiri, aku juga tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku sekarang. Biar urusan penjagaan nona muda aku yang ambil alih untuk sementara,"

Selly hanya mengangguk, kenapa ia harus menolak. Ia akan bertemu dengan suaminya nanti disana.

" Aku akan pergi besok pagi-pagi sekali,"

Asisten Sam mengangguk lalu meninggalkan Selly kekamarnya.

***
Riana membuka matanya, namun lagi-lagi Regha tidak ada disampingnya. Sepertinya pria itu benar-benar sangat sibuk sekarang.

Hanya ada sebuah nampan berisikan sarapan pagi dan secarik kertas kecil dimeja.

" Ina makanlah sarapanmu yah, maaf tidak bisa menunggumu bangun. Kau tetaplah di villa, Selly sedang pergi keluar karena ada urusan, sampaikan salam ku juga untuk baby kita. Ingat jaga diri baik-baik jangan sampai terluka sedikitpun," Kira-kira itu pesan yang ditulis langsung oleh Regha.

" Apakah ia bocah SD, tulisan tangannya jelek sakali,"


















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang