PENYAKIT RIANA

241 26 3
                                    

Happy reading all 💐

Setelah merasa jika kondisi dari Riana tidak baik-baik saja, dengan cepat Regha menyuruh asistennya untuk segera memanggil dokter pribadinya.

Saat seorang dokter sedang memeriksa Riana, Regha merasakan suatu getaran dihatinya yang dia sendiripun tidak bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang.

" Dokter apakah dia baik-baik saja," tanya Regha memastikan.

" Sekarang kondisinya sudah kembali stabil, tapi saya sarankan jangan membuatnya kelelahan apa lagi melakukan aktivitas yang berat seperti berlari atau semacamnya," jelas dokter itu kepada Regha.

" Memangnya dia sakit apa dok," tanya Regha lagi.

" Nona Riana memiliki penyakit jantung bawaan, kondisinya tidak terlalu parah tapi jantungnya itu sangatlah lemah, jadi akan sangat berbahaya jika sampai dia kelelahan seperti ini,"

" Jantung," Regha terfokus akan satu kata itu, ingatannya berlabu kemasa lalu dimana dia harus kehilangan kakaknya karena serangan jantung.

" Iya benar tuan Regha, saya akan memberikan resep obat dan tolong pastikan jika nona ini meminumnya dengan teratur,"

" Baiklah dok terimakasih," ucap Regha lagi.

***
Setelah asisten Sam mengantar dokter itu keluar tinggalah Riana yang ditemani oleh Regha yang kini terus menatap kearahnya itu.

" Kenapa penyakit seperti itu harus ada didunia ini," gumam Regha pelan sambil terus menatap Riana yang masih belum sadarkan diri.

Apakah pantas jika aku membalaskan dendam ku kepada gadis yang tidak bersalah sepertinya. Tidak apa yang kau fikirkan Regha, karena keluarganyalah kau harus kehilangan kakakmu. Kau tidak boleh gentar sedikitpun. Regha menepis jauh-jauh semua keraguannya untuk membalaskan dendamnya melalui Riana, gadis yang kini telah menjadi istrinya dan berada didalam genggaman dan juga kendalinya sepenuhnya.

***
Sementara itu Asisten Sam yang mengantar dokter menyempatkan menanyakan sesuatu kepadanya.

" Dokter apakah penyakit yang diderita oleh nona Riana sungguh tidak parah," tanya asisten Sam.

" Saya sebenarnya masih ragu apakah itu bisa disebut baik-baik saja atau tidak, diusianya yang sangat muda dia sudah memiliki riwayat penyakit jantung ini. Jadi saya khawatir jika lama-kelamaan penyakitnya akan sangat berdampak buruk," jelas dokter itu dengan wajah yang tidak setenang tadi.

" Lalu apakah ada cara agar membuat jantungnya bisa pulih kembali," tanya asisten Sam lagi.

" Untuk itu mungkin dengan perawatan dan juga obat-obatan dapat mencegah komplikasi yang lebih parah pada jantungnya, tapi untuk menyembuhkan secara total sepertinya itu akan sangat sulit. Karena penyakit jantungnya adalah penyakit jantung bawaan,"

" Kalau begitu tolong lakukanlah yang terbaik untuknya dok," ucap asisten Sam lagi.

" Tapi jika saya boleh tahu apa hubungan gadis itu dengan tuan muda Regha," kini dokter itulah yang balik bertanya.

" Dia hanyalah seorang gadis malang," hanya menjawab seadanya.

Dokter itu menepuk bahu asisten Sam.

" Aku sudah sangat lama menjadi dokter pribadi dileluarga Tanjung. Aku sangat mengetahui semua sifat tuan muda Regha dengan sangat baik, walaupun dia itu terlihat sangat kejam namun dia adalah pria yang baik. Dan aku percaya padamu Sam, kau pasti dapat membantu tuanmu itu untuk menemukan sosok wanita yang dapat mengubah dirinya menjadi lebih baik lagi," ucap dokter itu sebelum berlalu keluar rumah.

Sekertaris Sam hanya diam ditempatnya, terpaku dengan perkataan yang diucapkan dokter itu barusan.

" Apakah wanita yang dimaksud dokter Khan itu nona Riana," bertanya pada dirinya sendiri, kemudian segera kembali lagi pada kerjaannya.

***
Saat Riana membuka matanya dia tidak melihat siapapun disana. Perlahan gadis itu duduk sambil masih memegang dadanya yang masih terasa sedikit sesak.

" Apa yang terjadi kepadaku, apakah penyakitku kambuh lagi," gumamnya pelan sambil berusaha menetralkan nafasnya.

Saat Riana masih berusaha mengingat kejadian terakhir sebelum dia jatuh pingsan, Regha masuk kedalam kamar dengan membawa nampan berisikan makanan dan juga obat-obatan.

" Kau sudah sadar," ucap Regha.

" Ahh iya tapi apa yang terjadi padaku," tanya Riana.

" Kau jatuh pingsan, dan kata dokter kondisi jantungmu sedikit lemah," meletakkan nampan itu di pangkuan Riana.

" Jadi benar yah kambuh lagi," gumam Riana.

Riana terkejut ketika Regha meletakkan nampan itu dipangkuan nya.

" Eh ada apa," tanya Riana yang terkejut.

" Makanlah dulu, setelah itu makan obatmu. Bagaimana mungkin kau melayaniku dengan baik jika kondisi jantungmu saja sangat lemah," ucapnya dengan nada dingin.

Sungguh kata-kata yang sangat menusuk. Lirih Riana dalam hati.

Riana mulai memakan makanan yang diberikan oleh Regha untuknya, kemudian meminum obatnya juga.

" Terimakasih," ucap gadis itu setelah meletakkan nampan itu dimeja dekat kasur.

" Kau jangan merasa senang dulu, aku melakukan hal itu karena aku tidak mau kau mati terlalu cepat bahkan disaat aku belum puas bermain-main denganmu," lagi-lagi perkataan yang dilontarkan sangat kejam hingga terasa menusuk jantung Riana.

Namun sifat Riana yang tidak perduli dengan apa yang orang lain katakan, atau sifat bodoamat nya itu membuat gadis itu tidak terlalu meresapi perkataan dari Regha.

"Kenapa kau menatapku seperti itu, cepat bersihkan dirimu itu, jika wajahmu tidak cantik setidaknya penampilanmu itu harus bersih dan rapih," Sungguh kata-kata nya yang dia lontarkan tidak bisa disaring lebih dulu.

" Tapi semua orang mengatakan jika aku cantik," ucap Riana dengan percaya diri.

" Karena mata mereka semua bermasalah, atau selera mereka semua itu sangat jelek," ucap Regha dengan nada yang mengejek.

" Kau," ingin sekali rasanya Riana memukul wajah kaku itu.

" Apa lagi yang kau tunggu sekarang, apa memerlukan undangan untuk membersihkan dirimu itu,"

Riana memaksakan senyumnya kemudian segera berjalan kearah kamar mandi.

Didalam kamar mandi Riana terus melontarkan sumpah serapah pada Regha.

" Dasar pria dingin, angkuh, sombong. Apa kau fikir kau itu tampan kau itu sangat jelek, jelek sekali bahkan monyet saja lebih baik darimu. Dasar om om tidak waras, mentang-mentang aku jauh lebih muda darinya dia bersikap semenah-menah kepadaku," Omelan Riana didepan sebuah cermin besar.

Lagi-lagi sifat pelupa Riana berdampak buruk padanya, dia lupa mengambil pakaian untuknya sebelum masuk kedalam kamar mandi. Dan semua itu dia anggap gara-gara pria yang mungkin masih berada diluar menunggunya keluar dari kamar mandi.

" Ahhh bagaimana sekarang, apa yang harus aku lakukan. Apakah aku harus keluar dengan baju yang tadi, tapi pasti dia akan mengoceh lagi bukan. Tapi masak iya aku keluar cuma pakai handuk saja," berusaha memikirkan solusi.

Riana telah menunggu setengah jam didalam kamar mandi, berharap Regha sudah keluar dari kamar karena tidak ada suara yang berasal dari luar.

" Baiklah semoga dia sudah keluar," gumam Riana sambil membuka pintu kamar mandi.

Riana melirik sekitarnya, dia tidak melihat keberadaan Regha disana.

" Sepertinya aman," berjalan keluar dari kamar mandi.

Namun tiba-tiba...

" Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh," Riana terkejut bukan main karena melihat Regha duduk disofa sambil menatap dirinya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang