" Aku menangis bukan karena aku tidak bisa datang kemakam kakakku, aku hanya sedih bagaimana bisa dua orang yang saling mencintai itu harus saling mengobarkan hidup mereka," membalas tatapan Regha.
Regha terdiam sesaat, kemudian menarik Riana lagi kedalam dekapannya.
" Sudah jangan menangis atau aku akan menghukummu seharian lagi," mengelus kepala Riana lembut.
Memangnya hukuman apa yang bisa Regha berikan untuk Riana, bahkan melihat kuku gadis itu tergores saja dia tidak akan rela. Dan yah kita semua tau hukuman apa yang sudah pasti diberikan oleh pria yang satu ini untuk istrinya.
***
Sinar matahari menusuk hingga ketulang sumsum, namun rasa panas itu tidak dapat menggoyahkan tubuh seorang Riana yang masih setia duduk disamping makam kakaknya.Bahkan pria disampingnya terus saja berusaha memayungi gadisnya agar kulit putih itu tidak tersentuh sengatan matahari.
" Kakak maaf aku baru datang, aku hanya telat sehari saja. Kau tidak marah kan kepadaku," mengelus batu nisan yang bertuliskan nama orang yang dulu selalu tertawa bersama Riana.
Bahkan deraian air mata tak dapat mengobati kerinduan ketika menatap makam itu.
" Ina apakah kau ingin ikut denganku setelah ini, ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu," lirih Regha pelan.
Riana hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Regha yang mulai berjalan semakin menjauh dari makam itu.
" Sayang kita akan pergi kemana," tanya Riana yang merasa asing dengan tempat yang akan mereka tuju.
Langkah Riana berhenti mengikuti Regha begitu mereka sampai disebuah pemakaman lain.
Regha menggenggam tangan Riana lembut, menuntun gadis itu untuk mengikutinya.
"Ini adalah," tidak dapat melanjutkan kata-katanya lagi.
" Iya Ina, merekalah adalah orang tua kandungmu,"
Riana berjalan semakin mendekat, dua batu nisan yang ditumbuhi rerumputan liar itu tidak dapat menutupi nama dari sang pemilik makam.
" Ayah, ibu," Riana terduduk tepat ditengah kedua makam yang berdekatan itu.
Tidak dapat lagi digambarkan bagaimana rasa sakit yang dialami gadis itu. Akan jauh lebih baik untuk kehilangan orang yang ada dalam ingatan kita dari pada orang yang sangat dekat tapi bahkan kenangan tentang mereka satupun tidak ada.
" Ayah, ibu," Riana tidak kuasa lagi menahan air matanya.
Dalam ingatannya memang tidak ada kedua orang tuanya, namun jauh dilubuk hatinya ada sebuah kerinduan yang mendalam.
" Ina tenang lah, jangan menangis yah sudah," memeluk tubuh rapuh Riana dari belakang.
" Mereka adalah orang tuaku, tapi aku bahkan tidak bisa mengenali mereka. Aku adalah putri yang buruk bukan," membalas pelukan Regha.
" Tidak Ina kau adalah putri yang baik, kau mencari mereka selama bertahun-tahunkan,"
" Aku bahkan tidak pernah mengetahui tentang siapa diriku, aku tidak pernah mengenali orang tuaku. Aku bahkan dengan teganya berfikir jika mereka membuang ku begitu saja,"
" Ina sudah yah jangan menangis lagi,"
Inilah yang ditakutkan oleh Regha, hati Riana cukup rapuh untuk membuka luka lamanya lagi. Bagaimana bisa seorang gadis yang menanyakan tentang kedua orang tuanya selama bertahun-tahun kini harus menghadapi kenyataan bahwa mereka telah tiada.
Regha tau jika dia membawa Riana kemari maka gadis itu akan menjadi seperti ini. Tapi menyembunyikan semuanya tidak akan ada gunanya, dia hanya akan terus merasa bersalah karena telah menyembunyikan semua ini kepada Riananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomanceSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...