PERSIAPAN

113 10 0
                                    

Riana bangun dengan malasnya karena lagi-lagi Regha mengganggu tidurnya. Memaksa tubuhnya untuk berlari mengelilingi taman kecil di rumah Regha.

" Sayang sudah cukup aku sudah tidak sanggup lagi," mendudukkan dirinya diatas rerumputan tebal disana.

" Satu putaran lagi, ayo bagaimana kau bisa sehat jika satu putaran saja kau sudah menyerah," menarik tangan Riana.

" Sayang sudah yah, sungguh ini sangat melelahkan. Kau bisa menyuruhku melakukan apapun tapi tidak dengan berlari," mengangkat tangan tanda menyerah.

" Baiklah jadi kau lebih memilih untuk berolahraga di atas ranjang setiap pagi," berlari lagi meninggalkan Riana yang masih mencerna.

Riana baru tersadar dengan perkataan Regha.

" Sayang tunggu aku," menyusul Regha yang sudah berlari jauh didepannya.

Jauh lebih baik berlari seperti ini dari pada setiap pagi harus bangun dengan tubuh yang lelah dan lemas.

***
Setelah menyelesaikan olahraga yang melelahkan itu, Riana segera bersiap.

Hari ini dia akan memulai persiapannya untuk acara inti ulang tahun perusahaan yang sudah diserahkan khusus untuknya.

" Apakah aku perlu membantumu bersiap nona, kenapa lama sekali," kesal Regha karena istrinya itu sangat lamban.

" Apa sebaiknya aku tidak usah ikut saja, aku bisa memantau saja bukan dari rumah," mencari alasan lagi agar dirinya tidak perlu bertemu dengan banyak orang.

" Pergi atau aku akan mengurungmu seharian dikamar," lagi-lagi mengancam.

***

Seharian Riana sibuk membuat persiapan, namun anehnya tidak ada yang menganggap dirinya sebagai orang asing yang tiba-tiba saja muncul dan mengatur segalanya. Bahkan sepertinya mereka belum mengetahui jika Riana adalah istri sah dari tuan muda mereka.

" Nona tema apa yang akan digunakan untuk dekorasi nanti," tanya salah satu asisten yang membantu Riana menyiapkan segalanya.

" Entahlah, tema apa yang biasanya digunakan,"

" Bisanya dekorasi ruangan hanya menggunakan beberapa meja serta lampu hias, agar suasana formal terlihat dengan jelas,"

" Pesta membosankan macam apa itu, dengar kali ini kita gunakan bunga mawar sebagai temanya. Itu akan memberikan suasana tenang dan juga bahagia, bunga mawar juga biasanya melambangkan cinta bukan jadi itu akan sangat pas nantinya,"

" Baik bunga mawar apa yang harus kita gunakan nantinya,"

Riana tampak berfikir sebentar, dan Regha lah yang lebih dulu menjawabnya.

" Gunakanlah mawar putih dan merah. Padukan itu sebaik mungkin," Datang-datang langsung merangkul pinggul Riana seenaknya.

" Apa kau lelah, ayo beristirahat diruanganku dulu," menuntun Riana agar mengikutinya.

Tidak aku tidak mau berada di satu ruangan dengan monster gila sepertimu. Jerit Riana dalam hati.

Ingin menolak tapi lisan tak mampu mengucapkan. Itulah Riana yang hanya bisa menuruti semua keinginan dari Regha.

***
Semua persiapan telah dipersiapkan dengan sangat baik, begitupun dengan mental Riana yang sudah siap untuk menghadapi situasi yang akan terjadi pada acara tersebut.

Sementara itu Regha sudah sejak lama menantikan hari ini, hari dimana dia akan melihat sendiri bagaimana kehancuran orang tua Riana.

"Lihatlah Sam, bahkan putri mereka sendirilah yang menyiapkan tempat yang akan menjadi pemakaman mereka," tersenyum bangga ketika melihat ruangan yang berhasil dipersiapkan Riana untuk acara ulang tahun perusahaannya.

" Tuan muda, apakah anda yakin jika nona muda akan baik-baik saja setelah ini," khawatir jika rencana yang dibuat tuan mudanya ini justru malah menyakiti Riana.

" Jangan ikut campur Sam, cukup lakukan apa yang aku perintahkan saja," meninggalkan asistennya sendiri diruangan itu.

" Saya harus ikut campur tuan muda, atau anda bisa saja menyesali tindakan anda ini," bergumam pelan.

***
Riana sudah merasa lelah karena sejak tadi Regha terus saja mengomentari penampilannya. Bahkan gadis itu harus mengganti bajunya sebanyak lima kali karena Regha.

" Sayang gaun biru ini sangat pas dengan tubuhku bukan," berharap Regha kali ini setuju.

" Tidak, itu tidak masuk dengan jasku,"

Lalu kenapa tidak kau saja yang mengganti pakaianmu itu hah. Gerutunya kesal.

Akhirnya Riana justru malah memakai gaun putih polos, yang senada dengan jas milik Regha.

Bagus satu persiapanku kini sudah kacau, padahal aku ingin memakai gaun merah itu. Tapi karena pandangan buruk monster ini yang menganggapnya terlalu terbuka maka aku harus berakhir dengan gaun putih menyebalkan ini. Masih menggerutu kesal dalam hati.

Regha tiba-tiba saja melingkarkan tangannya dileher Riana dan memasangkan sebuah kalung berliontin mawar.

" Kau suka, aku sudah memesannya dari jauh hari," tampak puas dengan kalung pilihannya.

" Tapi bukankah ini terlalu mencolok sayang, akan aneh jika aku mengenakannya," memperhatikan dirinya dicermin.

" Kau cantik," bisik Regha pelan.

" Apa," tidak percaya dengan pendengarannya.

" Tidak, aku mengatakan jika walau bagaimanapun penampilanmu sudah jelek jadi yah tidak akan bisa diubah lagi," salah tingkah sendiri.

Riana hanya mengepalkan tangannya kesal, terserahlah toh memang dirinya tidak secantik kekasih Regha diluar sana.

***
Riana berjalan sedikit lambat dibelakang Regha, takut jika sewaktu-waktu akan ada gadis lain yang akan menggandeng tangan itu.

" Kenapa kau lamban sekali, apa kau ingin membuat semua orang menunggu," kesal Regha.

Riana berlari kecil mendekati Regha kemudian berjalan disisinya dengan anggun.

Didalam ruangan tampak ratusan pasang mata hanya berfokus kepada Regha dan juga Riana membuat gadis itu semakin gugup saja.

Acarapun berjalan dengan baik, mulai dari sambutan hingga keacara pemotongan kue.

Namun saat semua tamu akan kembali, tiba-tiba saja Regha naik kepanggung dan mulai berbicara.

" Kalian sudah pasti tau siapa wanita yang mendampingiku sekarang. Wanita yang membantu kalian mempersiapkan pesta terbaik ini. Dia adalah istriku nona Riana Tanjung,"

Tubuh Riana mematung seketika, untuk pertama kalinya Regha mengakui dirinya sebagai istri dihadapan banyak orang.

Semua matapun tertuju kepada Riana, gadis dengan gaun putih serta rambut yang menjuntai dengan bebas menutupi punggungnya, gadis itu adalah istri dari seorang Regha.

Regha menarik tangan Riana dan naik kepanggung, ada rasa haru disaat Regha akhirnya mengakui dirinya. Itu tandanya kini hanya Rianalah yang berhak memiliki Regha seutuhnya.

" Kalian tau, istriku adalah putri dari tuan dan nyonya Mahesa," mulai berbicara lagi.

Riana menatap kearah Regha, untuk apa dia menyebutkan nama orang tuanya juga.

Tiba-tiba disebuah layar besar dibelakang mereka tampak, foto dan Vidio yang menjadi bukti dari semua perbuatan kotor keluarga Mahesa. Disana semua orang dapat tahu jika ternyata jika keluarga Mahesa adalah orang yang licik, mulai dari pemerasan hingga kasus pembunuhan dari kakak Regha.

Riana menatap Regha tidak percaya, apa maksud dari semua ini. Apakah tujuannya sebenarnya hanyalah untuk mempermalukan dirinya serta keluarganya.

" Kalian bisa saksikan sendiri, bagaimana orang-orang dari keluarga Mahesa itu. Mereka bahkan tega menjual putri mereka sendiri demi mendapatkan uang mereka. Dan parahnya lagi ternyata kematian kakakku ada sangkut pautnya dengan putri pertama kelaurga Mahesa," tambah Regha lagi, yang membuat Riana tak dapat lagi menahan amarahnya.

" Cukup," lirih Riana dengan tubuh gemetar.


















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang