WANITA ULAR

69 5 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Setelah tiba dimansion milik Regha, Pria itu langsung membawa Riana kedalam meninggalkan asisten Sam yang kini kembali lagi berkutik dengan layar laptopnya.

Sejak tadi asisten Sam tampak sangat sibuk dengan urusannya, ia hanya duduk di kursi depan sambil berkutik dengan ponsel dan juga laptopnya.

" Selly kau sudah mendapatkannya," tanya asisten Sam tampa melihat kearah lawan bicaranya.

" Ini sulit tuan Sam, wanita itu dilindungi oleh tuan besar secara langsung. Jadi akan sangat sulit untuk mencari tau kebenaran lebih mendalam lagi," duduk disamping pria itu.

" Kalau begitu tugasmu sekarang terus pantau saja kinerja anak buahmu itu. Dan bersikaplah senatural mungkin dihadapan nona muda nantinya. Karena sepertinya tuan muda ingin merahasiakan hal ini dari nona Riana, juga selalu awasi sekekeling jangan sampai kita lalai saat ini,"

Selly mengangguk paham lalu kembali dengan pekerjaannya.

" Sayang kepalaku pusing sekali rasanya," bersender di bahu Regha.

" kemari aku akan memijatnya untukmu," Riana membaringkan tubuhnya dengan nyaman di pangkuan Regha. Dan kini terasa pijatan lembut dari tangan kekar Regha itu.

***
Regha memastikan Riana sudah terlelap sekarang, perlahan ia keluar dari kamar setelah menempatkan beberapa pelayan didepan pintu kamar.

" Tuan muda," sepertinya asisten Sam sudah menunggu kedatangan Regha sejak tadi.

" Apakah kau mendapatkan informasi lebih lanjut Sam, kita harus mencari tau sampai ke akar-akarnya. Aku tidak mau mama ku sampai menjadi korbannya disini," Regha duduk di kursi diruang kerjanya sambil memijat pelipisnya yang sedikit terasa ngilu.

" Saya masih belum mendapatkan informasi yang mendalam tuan muda, tapi satu hal yang saya tau pasti jika kedatangan nona Jenie bukanlah sesuatu hal yang baik. Apakah tuan muda ingat saat beberapa hari lalu ada seorang wanita yang menabrak anda dan bahkan menawarkan untuk mencari solusi tentang kesembuhan nona Riana,"

Regha hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya.
" Saya menyuruh beberapa orang untuk selalu mengawasi pergerakannya beberapa hari ini, tapi anehnya dia selalu bisa lolos. Saya juga mendapatkan informasi jika nona Jenie ini bahkan sempat bekerja beberapa hari dikantor utama perusahaan Tanjung sebagai mahasiswa magang. Dan yang lebih mengesankan lagi dia tau apa yang anda dan nona Riana lakukan, seperti kedatangannya dirumah utama hari ini. Seolah semua telah ia susun dengan sangat matang,"

" Kenapa kau menjelaskan padaku sepanjang itu Sam, aku tidak perduli dengan gadis itu. Yang terpenting sekarang adalah mama dan Riana, kau tau bukan apa yang akan terjadi jika Riana sampai mengetahui hal ini, dia bisa stres nantinya dan mama dia pasti sangat terpukul saat ini,"

" Tuan muda saya punya rencana sekarang, menjebaknya didalam rencananya sendiri adalah hal yang terbaik sekarang,"

Regha menatap sekilas asistennya itu, sepertinya pria muda yang menjadi asisten pribadinya itu kini sudah tumbuh dengan sangat baik sekarang.

" Lakukan apapun yang kau rencanakan Sam, aku percayakan masalah ini padamu. Jangan sampai aku turun tangan sendiri dan menghabisi wanita itu didepan umum nantinya," beranjak dari kursinya.

Saat Regha pergi asisten Sam sempat tersenyum kecil.
Baik mari bersenang-senang sekarang.

***

Regha masuk kedalam kamar perlahan-lahan berusaha agar tidak menimbulkan suara apapun yang dapat membangunkan kucing kecilnya yang masih terlelap di atas ranjang empuk itu.

Regha mengambil ponselnya yang terletak di nakas dekat kasur. Menekan tombol panggilan yang ada disana.

" Iya Egha kenapa nelfon mama malam-malam begini," suara serak khas dari seorang wanita tidak asing terdengar dari sebrang telfon.

" Mom kau baik-baik saja kan, apa perlu aku menyeret papa sekarang juga. Pria itu benar-benar tidak tahu malunya," Regha menelfon mamanya di balkon kamar sehingga masih cukup aman dari jangkauan Riana.

" Tidak pantas membalas batu dengan batu nak, mama gak papa. Kau tidur yah sudah larut Riana juga pasti membutuhkan suaminya sekarang," bohong jika dia mengatakan dirinya baik-baik saja sekarang, karena sesungguhnya dia benar-benar tidak dalam keadaan baik sekarang ini. Bahkan air matanya terus mengalir membentuk anak sungai yang berpusat pada kedua kelopak mata yang kini sudah berlinang Air mata.

Mungkinkah ikatan antara ibu dan anak yang begitu kuat sehingga kini Regha dapat merasakan sakit yang dialami oleh ibunya itu. Bahkan tanpa kesadarannya Regha meneteskan air mata juga.

Regha tau hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, namun jika dirinya sampai salah langkah nantinya hati mamanya itulah yang akan tersakiti juga.

Regha memilih mengakhiri panggilan telfonnya membiarkan wanita hebatnya itu untuk menenangkan dirinya sendiri saat ini.

" Sayang kau dari mana saja," tiba-tiba saja Riana sudah duduk dibibir kasur sambil memegang satu gelas berisikan air.

" Aku habis dari balkon mencari udara segar, kenapa kau bangun,"

" Aku haus sayang, jadi aku mengambil air," menunjukkan gelas yang ada ditangannya.

Regha mengangguk paham dan mendekati Riana.

" Ada apa, kenapa wajahmu itu tertekuk masam seperti itu," Riana sadar akan perubahan raut wajah Regha.

" Tidak, aku hanya lelah saja. Ayo kembali tudr saja yah,"

" Sayang aku ingin bertanya kepadamu apakah boleh,"

" Hemm*" menjawab dengan seadanya.

" Kenapa kita pulang sangat dadakan hari ini, bahkan kita tidak sempat untuk berpamitan dengan mama dan papa.

" Udah kan ngocehnya ayo tidur besok jadwal olahraga rutinmu, jadi tidurlah sekarang sebelum seluruh ototmu habis.

***
Asisten Sam dan Selly masih sibuk berkutat dengan pekerjaan mereka. Bahkan saat dini hari seperti ini pun mereka masih tidak kehilangan fokusnya.


















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang