PESTA PENYAMBUTAN KEDUA

56 3 0
                                    

Riana baru membuka matanya ketika matahari sudah menyingsing tinggi. Pria yang seharusnya bertanggung jawab telah membuatnya lemas itu malah tidak ada ditempatnya lagi.

Regha pergi seperti biasanya saat Riana masih tertidur, hanya ada secarik kertas dimeja yang bertuliskan pesan pria itu.

" Bersihkan dirimu nona, malam ini akan ada pesta untuk baby kita," Riana membaca pesan dari Regha itu, pesta apa lagi yang akan diadakan oleh manusia yang satu itu. Padahal Riana sudah menekankan kalau dirinya tidak ingin mengeluarkan banyak uang hanya untuk masalah yang tidak penting seperti ini, mereka sudah mengadakan pesta penyambutan kemarin lalu sekarang pesta apa lagi.

Saat Riana baru akan menghubungi Regha, beberapa pelayan wanita datang bersama Selly. Mereka sudah membawa peralatan lengkap untuk perawatan Riana seperti bisanya.

" Selamat siang nona muda, sesuai dengan arahan tuan muda hari ini kami akan mempersiapkan anda sebaik mungkin,"

" Kalian pergilah, tinggalkan aku dengan Selly," Riana menyuruh para pelayan lain untuk menunggu diluar.

Selly hanya berdiri dengan senyum diwajahnya, menunggu Riana membuka pembicaraan.

" Selly aku tidak menyangka ternyata kau cukup licik juga yah. Wahhhh aku sungguh bangga padamu, setelah mendengar kisah cintamu dari Regha semalam aku menjadi sangat kagum padamu," dasar Regha bermulut besar, bisakah pria itu menjaga sedikit saja rahasia seseorang.

" Nona saya merasa itu tidak pantas dibicarakan sama sekali," menunduk malu saat Riana menepuk kedua bahunya. Dimana sosok Selly yang selalu bermartabat itu.

" Ayolah Selly cinta itu wajar, kau seharusnya tidak menyembunyikannya. Memang asisten Sam sajalah pakar dari semuanya, dia membuat semua orang disekitarnya mengikuti gaya hidupnya, aku sungguh kasihan dengan wanita yang akan menikah dengannya nanti,"

Riana mulai masuk kedalam kamar mandi sambil terus berbicara, Gadis itu tidak henti-hentinya mengeluarkan argumennya yang hanya ditanggapi sebuah senyuman dan anggukan kecil dari Selly.

" Selly aku penasaran bagaimana sosok Carly, Regha bilang gadis itu berhasil membuat suasana hati asisten Sam menjadi buruk. Sehebat apa gadis itu hingga bisa mempengaruhi pria batu sepertinya," sibuk memberikan argumennya meski tubuhnya kini sudah tenggelam kedalam bath up berisikan gelembung sabun.

" Nona Carly adalah gadis yang sangat keras kepala, dia hanya teguh tehadap pandangannya dan yang paling parah dia tidak tau etitut sama sekali. Maka dari itulah asisten Sam sangat kesal kepadanya,"

Riana sampai dibuat tercengang, bukankah sosok Carly ini begitu hebatnya. Setidaknya begitulah pandangan dari seorang Riana.

" Ehhhhh satu lagi aku ingin bertemu dengan suamimu, juga si Carly ini. Kau bisa mengaturnya untukkan kan Selly, tapi jangan sampai Regha mengetahuinya,"

Selly dengan cepat menggelengkan kepalanya, ia hanya tidak memiliki banyak nyawa untuk melanggar peraturan Regha lagi. Tidak akan pernah seumur hidupnya, terutama itu berurusan dengan hal terpenting dalam hidup Regha yakni gadis yang sedang menatap dirinya sendiri di cermin besar.

" Maaf nona tapi tanpa izin tuan muda saya tidak akan pernah melakukan itu," menolak dengan selembut mungkin.

" Ayolah kita lakukan sembunyi-sembunyi jangan sampai Regha mengetahuinya, anggaplah ini permohonan dari baby Tanjung kecil didalam sana. Ia ingin bertemu dengan paman dokternya juga. Tapi jika kau tidak mau mengajakku bertemu dengan suamimu maka aku akan melapor pada Regha jika kau menolak keinginanku,"

Selly hanya mengangguk, entah itu akan terjadi ataupun tidak setidaknya iyakan saja dulu permintaan ibu hamil ini.

***
Dengan cepat fajar menyingsing, menggantikan sinar Surya dengan sinar redup dari sang rembulan. Riana sudah siap dengan gaun putih yang bergelayut manja hingga menutupi ujung kakinya. Jangan lupakan tonjolan kecil diperutnya yang semakin hari semakin terlihat saja. Menyimpan sang buah hati didalam tempat terhangat didunia.

" Wahhhh lihat lah nona muda sangat cantik, aku ingin sekali menjadi seperti dirinya,"

" Berhentilah bermimpi, nona muda hanyalah satu didunia ini," para pelayan yang ada disana mulai berbincang tentang sosok Riana, bak putri dinegeri dongeng dengan hati baik, paras cantik, serta pangeran yang siap melakukan apapun untuknya, bahkan akan ada peri kecil lagi nanti yang akan hadir melengkapi hidup seorang Riana.

" Ina, apakah kau tidak kedinginan udaranya cukup dingin. Aku akan memberi pelajaran kepadamu Selly, karena telah salah memilihkan gaun untuk Inaku, tapi berhubung dia cantik aku akan memaafkan mu," Ucap Regha kepada Selly saat sudah memastikan Riana masuk kedalam mobil dengan aman.

Riana dan Regha sampai disebuah hotel berbintang, banyak sekali orang yang sudah menunggu kedatangan mereka. Bahkan beberapa media sudah mengantri untuk meliput pasangan hangat yang selalu menjadi bahan perbincangan dimana-mana.

" Wahhhhh nonaaaa anda sangat cantik sekali, cocok sekali dengan tuan muda disisi anda," Semua pujian terlontar kepada Riana malam ini, tentu saja itu sudah diatur oleh Regha karena tau dengan pasti bahwa istrinya ini sangat menyukai sanjungan orang-orang.

" Ina ingat jangan lepas dari sisiku, ini bukan negara kita yang semua orangnya bisa kau ajak berbincang-bincang. Mengerti," Regha menekankan sekali lagi sebelum mereka benar-benar memasuki ruangan yang telah disiapkan.

Riana hanya sedikit berkeliling dan menerima ucapan selamat dari para kolega bisnis Regha, sanjungan untuk dirinya terus mengalir tanpa ada putusnya. Hingga rasa nyeri itu kembali menusuk tepat dijantungnya.

Riana berusaha mengontrol nafasnya, ia meminta Regha untuk duduk dengan dalih kaki yang pegal.

Tahan Riana, ingatlah kau tidak boleh terlihat lemah dihadapan Regha. Sebentar lagi hanya sebentar lagi untuk kami kembali kerumah, aku akan langsung berkonsultasi dengan dokter nad. Yah hanya begitu, aku hanya perlu menunggu beberapa hari lagi.

Pesta kedua untuk menyambut kedatangan sikecilpun berjalan lancar, meski Riana sempat merasakan sakitnya namun semuanya serasa terobati begitu melihat senyum lebar Regha yang menerima berbagai selamat dari para sahabat serta kenalannya.

***
" Ina apakah aku membuatmu lelah?, maaf awalnya aku tidak ingin menyetujui pesta ini tapi semua orang mendesakku agar bersikap adil dan memperkenalkan Regha kecil juga kepada mereka semua," Regha bersikap lembut malam ini sama seperti biasanya. Pria itu kini selalu bisa menjaga emosinya, selalu tenang dan sabar menghadapi Riana yang kadang rewel. Perlahan sosok pria dingin kejam angkuh memudar dari diri Regha, hanya ada sosok pria hangat yang begitu menyayangi keluarga kecilnya.

Malam ini Regha tidur sambil menciumi perut Riana, mengajak sang buah hati berbincang semalaman penuh. Riana berharap agar sakitnya tak menghalangi kebahagian dari Regha hanya itu saja. Senyum dari suaminya saja sudah cukup untuknya bertahan hidup, bahkan jika diharuskan dirinya pergi besok maka ia akan dengan senang hati menerimanya, asal senyum itu tidak akan pernah memudar dari wajah sang suami.





















Terimakasih yang sudah mau dengan sabarnya menunggu kelanjutan dari cerita yang author buat ini. Thank you for you all..
*
Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang