BULAN MADU PART 2

90 7 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Riana masih menggeliat kecil saat Regha meletakkan tubuhnya di dalam pesawat. Sepertinya rasa kantuk dan lelah membuat Riana enggan untuk membuka matanya.

" Sam berikan aku selimut yang lebih tebal lagi, cuaca akan semakin dingin nantinya. Dan aku takut jika jantungnya tiba-tiba terasa ngilu lagi," jelas Regha kepada asistennya.

" Tuan muda sebaiknya anda beristirahat juga, penerbangan ini memakan waktu 24 jam jadi anda harus beristirahat," memberikan selimut yang diminta oleh Regha.

Regha hanya mengangguk lalu masuk kedalam ruangan khusus disana. Diruangan itu sudah ada Riana yang masih asik dengan alam mimpinya.

Regha melihat Riana yang seperti tidak tenang dan gelisah namun matanya masih saja tertutup mungkin mimpi buruk atau apa.

" Syutttt tenanglah," membalut dirinya dan gadisnya dengan selimut tebal, kemudian memeluk Riana erat agar gadis itu tidak merasakan udara dingin.

***
Riana membuka matanya dan mendapati tempat yang asing, dimana dia semalam rasanya dirinya masih terjebak di bandara karena hujan.

" Ina kau sudah bangun," gerutu Regha yang kembali tertidur setelahnya.

Riana ingin bertanya kepada Regha namun pria itu tampak sangat lelah, jadi lebih baik membiarkannya untuk tidur lebih lama sedikit.

" Selamat pagi nona Riana," asisten Sam tampak sudah segar bugar, bahkan tidak ada yang tau apakah ini tidur atau tidak.

" Begini aku ingin bertanya," ucapannya terpotong.

" Anda tertidur di bandara, lalu tuan Regha menggendong anda hingga kedalam pesawat karena Anda tertidur,"

Riana membulatkan matanya, apakah ini jadi masalah. Apakah dirinya semalam sudah merepotkan Regha, berdoa saja semoga pria itu tidak protes kepadanya.

***
" Sayang bangunlah, sampai kapan kau akan tidur hah," mencoel pipi Regha dengan jari telunjuknya.

" Emghhhhhhhhh biarkan aku tidur lebih lama Ina," membalikan posisi tidurnya, mencari posisi paling nyaman setelah itu kembali tertidur.

Tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang, sungguh bosan rasanya berada didalam pesawat dengan waktu yang lama seperti ini.

****
Ahhh Riana akhirnya dapat bernafas lega begitu telah tiba ditempat tujuannya dengan selamat.

" Sayang kita dimana," Tanya Riana antusias.

" Pulau pribadi keluarga Tanjung," asisten Sam lah yang menjawab dengan rasa bangga.

Al hasil dirinya mendapatkan tatapan tajam dari Regha, seolah mengisyaratkan bahwa dirinya lah yang ditanya.

" Panggilan sayang itu untukku," jawab Regha ketus, pasalnya asistennya sudah lebih dulu menyahut sebelum dirinya.

" Maafkan saya tuan muda," sungguh mulut yang tidak bisa diam jika sudah menyangkut tentang keluarga Tanjung, sepertinya pria yang satu ini begitu terbiasa menjelaskan serta mengatur segala urusan mengenai keluarga Tanjung.

" Sayang apakah disini ada pantainya," tanya Riana semangat.

" Hemm," ditanya bagus-bagus malah jawabnya seperti itu gilaran orang lain yang menjawabnya dirinya tidak terima.

Riana membuang rasa dongkolnya akibat sikap cuek dan menyebalkan Regha, dirinya begitu senangnya karena akhirnya setelah sekian lama dirinya bisa lepas dari kamar dan rumah itu.

" Selamat datang tuan dan nona Muda," beberapa pelayan langsung menunduk hormat menyambut kedatangan Regha dan Riana.

Riana dan Regha kini sudah berada didalam kamarnya.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang