Happy reading all, jangan lupa dukungan kalian yah.
" Cukup," lirih Riana dengan tubuh gemetar.
" Bunga mawar memang indah dan dapat membuai, tapi bagaimana bisa kita melupakan durinya yang tajam dan bisa melukai itu," sambil menatap kearah Regha.
Riana menatap semua orang yang ada disana, lalu kembali menatap Regha. Bahkan melihat wajah itu saja sudah membuatnya tidak tahan.
Regha pria itu adalah pria yang sama yang telah membuatnya terbang tinggi hanya untuk menjatuhkan dirinya kedalam lubang tanpa ujung.
Riana pergi meninggalkan tempat itu tanpa mengucapkan kata apapun lagi.
Selepas kepergian Riana Regha hanya terdiam, dia seharusnya tau jika semua ini akan terjadi. Gadis yang rela melakukan apapun untuk keluarganya mana mungkin bisa menerima kejahatan dari orang tuanya.
Atas perintah dari ayah Regha, semua tamu dipulangkan. Meninggalkan keluarga besar Tanjung serta tuan dan nyonya Mahesa yang kini masih gemetar ketakutan.
" Ayah fikir kau sudah cukup dewasa Regha, tapi kau justru melakukan hal memalukan seperti ini," bentak sang ayah.
" Ini semua karena kesalahan dua orang itu, mereka tidak pantas dibelas kasihani sama sekali. Orang tidak punya hati seperti mereka hanya pantas hidup dineraka saja," menatap tajam kearah sepasang suami istri yang kini menunduk takut itu.
" Lalu apa bedanya mereka dengan dirimu, apa kau fikir dengan melakukan ini semua akan selesai. Kau hanya memuaskan egomu sendiri Regha tapi kau tidak memikirkan bagaimana kau menyakiti orang-orang yang tidak bersalah sama sekali,"
" Mereka pantas mendapatkannya, dan aku sudah menunaikan janjiku dengan kakak. Bahwa aku akan mempermalukan keluarga Mahesa hingga mereka tidak akan sanggup lagi untuk hidup,"
Tujuan Regha telah terpenuhi, hasrat untuk balas dendam sudah terselesaikan. Kini dunia akan memandang rendah keluarga Mahesa. Bahkan sudah dapat dipastikan jika kebenaran ini akan menjadi trending topik besok pagi.
" Kami mengaku salah, tolong maafkan kami tuan nyonya," berlutut tepat dibawah kaki kedua orang tua Regha.
" Kalian bersalah pertama kalian tega memanfaatkan kematian tuan dan nyonya Mahesa guna mengambil seluruh harta mereka dengan mengurus pewaris sebenarnya. Lalu kalian manfaatkan putri pertama kalian lagi untuk menjebak seorang pria tidak bersalah hingga mereka berdua terlibat didalam cinta. Tapi karena kalian jugalah putra kami harus kehilangan wanita yang dicintainya hingga putra kami bahkan memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri," memandang rendah orang yang sedang berlutut dikakinya.
" Belum cukup sampai disitu, demi sejumlah uang dan keuntungan kalian tega menjual putri yang sudah kalian besarkan. Mengancamnya dengan berbagai macam tekananan," kini sang ibu lah yang bicara sambil terus membayangkan wajah Riana.
"Kalian akan hidup dalam penyesalan seumur hidup, bahkan untuk menghirup udara bebas pun kalian tidak akan pernah bisa lagi,"
***
Sementara disisi lain Riana terus berjalan tanpa arah. Hatinya tidak ingin kembali lagi ketempat dimana dia akan melihat semua sandiwara yang mengerikan.
Hanya satu kebenaran namun itu berhasil membuat seluruh hidupnya runtuh seketika, ayah dan ibu kandungnya telah tiada dan kedua orang yang merawatnya sejak kecil ternyata tidak memiliki tujuan yang baik. Belum lagi kebenaran tentang kematian kakaknya, yang secara tidak langsung berhubungan dengan orang tua angkatnya.
Rasa sakit yang begitu dalam begitu mengetahui semua kebenaran, semua kebenaran yang akan jauh lebih baik tidak pernah ia ketahui. Bahkan rasa sesak didadanya membuat matanya tidak sanggup lagi untuk mengeluarkan air mata.
***
Regha berlari keseluruh penjuru dengan dibantu oleh beberapa orang mencari keberadaan Riana.Tidak dapat dipungkiri hatinya kini juga sangat sakit, rasa khawatir bercampur amarah karena gadisnya tak kunjung ditemukan.
Regha mencari dengan perasaan gusar, mencari kesetiap sudut yang ada namun lagi-lagi Riana tak ada disana.
Dan disinilah Riana berada, dipinggir danau disebuah taman kota. Kakinya sudah terasa cukup sakit sekarang dan tak mampu lagi untuk berjalan. Belum lagi rasa sesak didadanya yang membuat nafasnya terasa sangat berat.
" Riana," teriak Regha begitu mendapati sosok istrinya yang duduk termenung ditengah redup cahaya lampu.
" Apa kau bodoh hah, apa yang kau lakukan disini. Ayo pulang," menarik tangan Riana cukup keras namun tak berhasil membuat gadis itu bergerak dari tempatnya.
" Rumah mana yang kau maksudkan, apakah rumah tempat dimana aku tumbuh dengan kepalsuan yang ada. Atau rumah yang menambah semua kepalsuan itu," lirihnya pelan.
" Kepalsuan apa yang kau maksudkan hah, ayo pulang sekarang,"
" Apa ini tujuanmu sejak awal tuan Regha Tanjung, selamat kalau begitu kau sudah mendapatkan tujuanmu sekarang. Aku fikir ayah dan ibuku lah yang jahat, tapi aku salah ternyata kau lebih licik dari pada mereka. Kau memanfaatkan diriku untuk keberhasilan rencanamu, kau membuat sebuah drama yang begitu luar biasa sehingga membuat diriku lupa akan siapa dirimu sebenarnya," menatap mata Regha dengan tatapan kebencian.
" Sekali lagi aku katakan, ayo pulang Riana," ucapnya dingin.
" Apa lagi yang kau inginkan sekarang, semuanya telah kau dapatkan bukan. Lalu apa lagi, kenapa kau tidak melepaskan diriku saja Regha kenapa," memukul dada Regha.
Pria itu hanya menerima pukulan dari Riana berharap jika hal itu dapat membuatnya tenang.
" Baiklah aku minta maaf, tapi kau harus tau jika orang tuamu itu mereka hanyalah palsu,"
" Mereka palsu begitupun juga dengan dirimu, semua tentang hidupku adalah palsu. Jadi aku mohon sudah cukup hentikan aku lelah sangat lelah," tubuhnya jatuh kedekapan Regha karena sudah tidak dapat lagi menopang tubuhnya sendiri.
" Aku kehilangan orang tuaku, bahkan sebelum aku mengenal mereka lalu kehilangan kakakku yang karena seorang pria dia rela mengakhiri hidupnya sendiri. aku lah yang harus menerima sakit dari semua kebenaran ini. Dia bahkan memiliki seorang bayi diperutnya tapi pria itu justru tidak mau bertanggung jawab," bergumam kecil.
" Sudah ayo kita pulang sekarang, yang lain sudah sangat mengkhawatirkan dirimu," membawa tubuh Riana dalam gendongannya.
" Aku mohon lepaskan aku, akhiri semua ini aku lelah sangat lelah," memukul pelan dada Regha namun tidak dapat memberontak lebih lagi karena tubuhnya yang benar-benar sudah tidak berdaya.
Regha membaringkan tubuh Riana keatas kasur dengan perlahan.
" Kondisi menantuku sangat kacau sekarang, kita seharusnya sadar jika dirinyalah yang akan paling terluka disini. Disisi lain ada kebenaran tapi disisi lain ada keluarga," mengelus pelan kepala Riana yang sudah tertidur lelap.
" Mom kau kembali lah bersama dengan yang lain, biarkan Regha yang menjaganya,"
" Dan membiarkanmu menyakitinya lagi, kau tidak akan bisa mengerti Regha bahwa hati wanita yang sudah hancur akan sulit untuk diperbaiki,"
" Mah setidaknya biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri, Regha telah melakukan hal kekanakan seperti ini maka biar dia yang menyelesaikannya," mengajak istrinya untuk pergi dari sana.
" Baik mama beri kami waktu sebulan untuk memperbaiki segalanya, membuat Riana kembali seperti dulu lagi. Tapi jika kau gagal dalam waktu sebulan itu maka mama sendirilah yang akan turun tangan dan kemungkinan mama akan membuat Riana jauh dari dirimu Regha," pergi meninggalkan Regha.
Kini Regha hanya menatap Riana yang masih tertidur pulas, sesekali air mata gadis itu mengalir dengan sendirinya.
Regha merasa bahwa dirinya telah dibutakan oleh kebencian yang tidak mendasar, kematian kakaknya bukan sepenuhnya kesalahan dari keluarga Mahesa Regha tau semua itu tapi dia tidak ingin jika kakaknya lah yang disalahkan. keegoisan dalam dirinya masih merajalela dan membutakan matanya akan hasrat balas dendam.
Jangan lupa vote&comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomansaSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...