BERKUNJUNG KERUMAH MERTUA

140 10 0
                                    

Setelah berbelanja dan juga mengganti pakaiannya, Riana dan Regha langsung bergegas menuju ketempat makan siang yang sudah dijadwalkan.

" Om kau yakin aku pantas memakai pakaian semcam ini," lirih Riana yang merasa tidak nyaman dengan pakaian yang ia kenakan saat ini.

" Tentu saja, itu adalah salah satu koleksi terbaik yang ada disana jadi tentunya sangat pantas untuk dikenakan oleh nyonya muda Tanjung,"

" Om kau tau, aku sekarang ingin memukul kepala seseorang," menatap Regha tajam.

" Kenapa," bingung dengan tatapan Riana yang mengancam itu.

" Karena aku sangat kesal denganmu dan ingin segera melayangkan tinjuanku ini kau tau itu. Jadi sebelum itu terjadi berhentilah menyombongkan dirimu dan juga hartamu itu karena aku tidak perduli sama sekali," gumamnya panjang lebar tanpa jeda sedikitpun.

Regha menelan kasar Salivanya, untuk pertama kalinya ia melihat seorang gadis yang tidak menyukai pakaian mahal dan juga uang. Memang hanya Riana sajalah yang dapat menentang Regha terang-terangan, yang lainnya pasti sudah menciut atau mencair jika berada didekat seorang Regha Tanjung.

Mobil yang membawa Riana dan Regha kini telah terpakir rapi didepan sebuah bangunan megah, begitu mereka turunpun langsung mendapatkan sambutan dari beberapa pelayan wanita.

" Om sebenarnya kita berada dimana sekarang," bisik Riana sambil tersenyum canggung menatap para pelayan.

" Dirumah nenekku, mama dan papa sering menghabiskan waktu dirumah nenek makanya mereka akan sangat jarang sekali kembali kemansion,"

Langkah Riana terhenti seketika, dia cukup gugup karena mungkin saat ini Regha akan mengenalkan dirinya pada keluarga besarnya. Tentu saja Riana belum memiliki kesiapan apapun untuk itu.

"Apa yang kau fikirkan, ayo cepat mereka sudah menunggu didalam,"

" ta..tapi kau bilang tadi kita hanya akan makan siang bersama dengan mama dan papa,"

" Hemm nantiku jelaskan, tapi sekarang bersikaplah tenang dan jangan membuatku malu,"

Riana menarik nafas dalam sebelum dia mengikuti langkah Regha yang memasuki pintu rumah itu.

" Regha cucukkku sayang," seorang wanita paruh baya menghampiri Regha dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.

" Nenek apa kabarmu," membalas pelukan neneknya.

" Aku semakin tua, dan cantik,"

" Tentu saja nenekku lah wanita yang paling cantik sejagat raya ini," canda Regha.

" Maka dari itulah jadikanlah nenek salah satu kekasihmu. Wanita muda diluar sana kalah dengan nenek,"

Penilaian Riana pertama kali tentang sosok nenek dari Regha tersebut adalah ramah dan juga humoris. Dia terlihat begitu bersemangat meskipun usianya sudah cukup tua.

Kehangatan keluarga bisa Riana rasakan sekarang, dimana semua orang sibuk bercengkrama dan saling bercanda satu sama lain. Yang bisa dikatakan berbanding terbalik dengan keluarganya bak orang asing yang tinggal didalam satu atap.

Tidak ada rasa canggung satu sama lain, setiap anggota keluarga terlihat sangat nyaman. Terutama Regha yang terlihat begitu berbeda dari biasanya. Pria yang biasanya akan bersikap tidak perduli kini hanya seorang pria dengan kasih sayangnya.

Setelah makan siang bersama pun, keluarga itu kembali lagi saling bercengkrama satu sama lain di ruang keluarga.

" Riana kau tau suamimu ini adalah playboy internasional dia bahkan mendapatkan sertifikat untuk itu," ucap sang nenek kepada Riana.

" Dan jangan pernah lupakan Bu, jika buaya internasional kita ini terlihat seperti seokor singa buas diluar tapi didalam rumah dia hanyalah seekor kucing jinak,"

Mereka kembali tertawa bersama, bahkan Riana yang baru pertama kali bertemu dengan keluarga itupun tidak merasakan canggung sedikitpun.

***
" Apakah tidak ingin menginap saja disini, biar kita bisa bercengkrama sepanjang malam," gumam nenek yang merasa sedih karena Regha dan juga Riana harus kembali kerumah mereka.

" maafkan kami nek, tapi Riana pasti merasa sangat lelah sekarang, Lagi pula kami memiliki rumah kami sendiri," sambil merangkul pinggang Riana.

" Ibu biarkan saja, kau ingin segera memiliki seorang cicit bukan maka kita harus memberikan mereka ruang yang sangat luas untuk berdua saja," ucap mama Regha.

Wajah Riana tampak merah padam ketika semua mata menatap kearah dirinya.

" mom kau membuat Riana malu," sambil memperhatikan wajah istrinya yang terus saja menunduk menyembunyikan rasa malunya.

" Sudah pulanglah kalian cepat, dan buatkan aku cicit yang banyak," orang yang tadi bersikeras agar Riana dan Regha tidak kembali justru kini malah mengusir mereka.

Semua orang hanya tertawa.

***
Kini mereka sudah tiba dimansion milik Regha. Riana yang merasa tubuhnya cukup lelah segera merebahkan dirinya diatas kasur yang lembut.

" Pergi bersihkan dulu dirimu baru lah kau menyentuh kasur itu," ucap Regha kesal karena Riana langsung saja berbaring dikasur tanpa membersihkan dirinya lebih dulu.

" Kenapa aku tidak bau, lagi pula aku tidak berkeringat," malah asik berguling-guling dikasur.

" Mandi atau aku mandikan," ancam Regha.

" Dasar om om sinting, tidak waras, mesum, pemaksaan," gerutu Riana sambil berjalan kekamar mandi.

Regha hanya bisa bergeleng pelan sambil tersenyum kecil melihat Riana yang terus mengucapkan sumpah serapah untuk Regha dari bibir mungilnya.

***
Pagi harinya Riana bangun dengan kondisi mengenaskan, bagaimana tidak pakaiannya sudah berhambur dilantai, belum lagi rambut serta kondisi kasur yang sangat berantakan.

Apalagi jika itu bukan ulah Regha yang menyerangnya semalaman.

Dasar om om mesum, dia telah mengacaukan pagiku yang indah ini. Umpat Riana kesal sambil menggosok giginya didalam kamar mandi.

" Gadis pemalas cepatlah bersiap dan turun sarapan, jika tidak maka tidak usah berharap mendapatkan makanan sampai malam," teriak Regha dari luar kamar mandi.

Riana membuka pintu kamar mandi kasar, melihat sosok menyebalkan dihadapannya itu Riana ingin sekali menerkamnya sekarang juga. Mencekik pria itu lalu memutilasi seluruh tubuhnya sekarang juga.

Tapi tentu itu hanyalah sebuah angan yang ada difikaran liarnya, yang ada dia akan berakhir diatas ranjang lagi seharian ini jika dia berani memberontak kepada pria sombong nan angkuh ini.

" Kenapa om menatapku begitu hah," ucap Riana mengintimidasi Regha yang terus menatapnya dengan tatapan penuh arti.

" Apa kau berusaha menggodaku dipagi hari, belum puas semalam," ucap Regha sambil menaikkan dua alisnya.

" Hahahaha bangunlah dan jangan bermimpi dipagi hari," tertawa garing lalu pergi meninggalkan Regha yang masih tersenyum nakal kearahnya.

Setelah bersiap Riana segera turun kelantai bawah guna sarapan bersama dengan om gilanya itu.

" Hai nona muda selamat pagi, apakah kau begitu menikmati waktu malammu hingga kau kesiangan seperti ini," tentu saja itu hanya untuk mengejek Riana.

" Tidak, semalam seekor tikus terus mengganggu tidurku," mengambil selai roti dihadapannya.

" Tikus, tapi dirumah ini tidak pernah ada tikus sebelumnya," ucap Bik Kum sang kepala pelayan.

" Ada bahkan tikusnya sangat lah besar sekali," menyuap sepotong roti ukuran besar kemulutnya.

Semua orang yang ada disana hanya saling menatap, kecuali Regha yang tersenyum sendiri melihat tingkah bodoh dari Riana.

















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang