BULAN MADU

94 6 0
                                    

Regha mengangguk perlahan, berusaha mempertahankan wibawanya padahal didalam dirinya sudah ada semangat dan gelora yang ingin meledak begitu saja.

" Tuan muda ada yang ingin saya bicarakan," ucap asisten Sam lagi.

" Yah Katakan ada apa hah," masih berusaha menahan senyumnya itu agar image coolnya tidak akan hilang.

Apakah baik jika aku membicarakan hal sensitif seperti ini dengan tuan muda, saat ini suasana hatinya sangat baik. Dirinya pasti tidak akan suka jika dirinya diganggu oleh masalah seperti ini. Memikirkan lagi apakah harus dia mengatakannya atau tidak pada Regha.

" Sam apa terjadi masalah," tanya Regha karena pria yang berdiri dihadapannya tidak kunjung melanjutkan pembicaraan mereka.

" Tidak tuan muda, saya hanya ingin mengatakan jika semoga saja bulan madu anda berjalan lancar nantinya," mengalihkan topik pembicaraan.

" Tentu saja akan lancar, memangnya apa laugi yang bisa diharapakan dari sebuah bulan madu bersama dengan seorang Regha Tanjung," Tersenyum bangga.

Terserah anda tuan muda, terserah anda saja.

" Kalau begitu saya akan mendoakan keselamatan anda dan nona Riana dari sini," menunduk hormat lagi.

" Dari sini, siapa bilang kau akan tinggal disini. Tentu saja kau akan ikut, siapa nanti yang akan mengurus keperluan kami disana nanti,"

Ternyata anda masih membutuhkan seseorang yah, tapi bagaimana aku bisa pergi dan meninggalkan gadis itu sendirian dirumah sakit, belum lagi bibik masih sibuk bekerja. Lagi-lagi bergumam dalam hatinya.

Tapi asisten Sam tau betul jika Regha adalah tipe pria yang tidak akan mau ditolak, keras kepala dan angkuh adalah perpaduan dasar yang ada pada diri Regha.

" Baik tuan muda sesuai keinginan anda," membungkuk hormat lalu segera kembali ke ruangannya menyelesaikan tugas yang masih mengantri disana.

Sementara itu Regha tak henti-hentinya tersenyum lebar saat melihat foto Riana yang selalu muncul untuk pertama kali ketika dirinya membuka ponselnya.

Foto Riana saat tersenyum lebar ketika keinginannya terpenuhi.

Dasar gadis bodoh dan tukang makan, kau itu sangat jelek sampai siapapun akan kesal berada didekatmu. Gumam Regha dalam hati sambil terus menatap foto Riana, foto yang bahkan jika dilihat oleh sang pemilik wajah akan langsung menyingkirkannya.

***
" Sayang kau sudah pulang," Riana berlari kearah Regha yang baru memasuki pintu, mengambil jas hitam formal yang sejak tadi di pegang oleh Regha.

" Apa ini kenapa kau belum siap hah," melirik penampilan Riana dari atas hingga bawah

" Hah tapi siap untuk apa," Riana sendiripun bingung dia harus bersiap untuk apa malam-malam begini.

" Kita akan berangkat malam ini Ina," tekan Regha dengan mode gemas.

" Malam ini, kemana?," masih belum mengerti.

" Maafkan saya tuan muda, saya belum memberitahu nona tentang percepatan ini. Jadi nona muda, anda dan tuan Regha akan berangkat malam ini juga untuk berbulan madu," jelas asisten Sam tanpa disuruh.

" Ohhhh bulan madu," mengangguk-angguk pelan. " Tunggu apa bulan madu, kapan malam ini, kemana kita akan pergi hah," otaknya baru selesai mencerna semuanya.

" Bersiaplah sekarang dan kurangi berfikir agar otakmu tidak semakin sakit," berjalan mendahului Riana dengan sedikit kesal.

Riana menatap asisten Sam yang yang hanya menampakkan wajah tak berdosa nan polosnya.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang